Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/11/2021, 05:56 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Rambut sering rontok bisa disebabkan sejumlah hal, termasuk tanda adanya masalah kesehatan tertentu.

Rambut rontok sebetulnya adalah hal normal. Menurut American Acadeny of Dermatology Association (AAD), rambut rontok 50-100 helai per hari masih dikategorikan normal.

Kerontokan rambut dianggap sudah sangat signifikan jika jumlah per harinya lebih dari itu. Secara medis, kondisi ini disebut telogen effluvium.

Menurut Healthline, untuk mengetahuinya, kita bisa melakukan pulling test atau tes tarik di rumah.

Mulailah pada sebagian kecil rambut yang bersih dan kering, kemudian sisir menggunakan jari. Tarik secara perlahan.

Jika lebih dari dua atau tiga helai rambut tertinggal di tangan pada setiap tarikan, Anda mungkin mengalami telogen atau anagen effluvium.

Baca juga: 5 Kesalahan Pemilihan Sampo yang Sebabkan Rambut Rontok

Penyebab rambut sering rontok

Rambut sering rontok banyak terjadi pada orang-orang dengan kondisi berikut:

1. Stres berat

Penyebab rambut sering rontok bisa jadi karena kondisi stres berat yang sedang dialami.

Dokter kulit dari New York, Michelle Henry, MD menjelaskan kepada Health bahwa tubuh merasakan stres mental dengan cara yang sama seperti merasakan stres fisik.

Ketika mengalami stres, tubuh akan melepaskan hormon kortisol yang kemudian dapat memengaruhi folikel rambut dan menyebabkan kerontokan rambut.

Menurut dokter kulit dari Washington DC, Angelo Landriscina, MD, kondisi rambut sering rontok itu biasanya terjadi setidaknya tiga bulan setelah peristiwa yang memicu stres.

Jika penyebab rambut sering rontok adalah faktor stres, cara mengatasinya adalah dengan mengelola stres, meskipun itu tentu tidak mudah.

Baca juga: 12 Cara Menghilangkan Stres, Demi Kesehatan Mental yang Lebih Baik

2. Hamil atau baru melahirkan

Kehamilan juga merupakan salah satu jenis stres fisik yang bisa menjadi penyebab rambut sering rontok.

Kerontokan rambut terkait kehamilan lebih umum terjadi setelah bayi lahir daripada selama kehamilan.

Namun, jika proses kehamilan dan melahirkan adalah penyebab rambut sering rontok, yakinlah bahwa rambut akan tumbuh kembali dalam beberapa bulan setelahnya.

Baca juga: Berapa Lama Berat Badan Turun Setelah Melahirkan?

3. Menghentikan konsumsi pil KB

Sama seperti perubahan hormon ketika kehamilan yang dapat menyebabkan rambut sering rontok, begitu juga dengan mengganti atau menghentikan konsumsi pil KB.

Ini juga dapat menyebabkan telogen effluvium dan rambut sering rontok kemungkinan besar juga terjadi jika seseorang memiliki riwayat keluarga yang mengalami kerontokan rambut.

Perubahan keseimbangan hormonal yang terjadi saat menopause mungkin juga menyebabkan rambut rontok.

Dokter kulit dari Scott & White Clinic di Round Rock, Texas, Mark Hammonds, MD menjelaskan, hal itu dikarenakan reseptor androgen atau hormon pria di kulit kepala yang menjadi aktif.

Pada kondisi tersebut, folikel rambut akan mengecil dan mulai menyebabkan kehilangan lebih banyak rambut.

Menghentikan kontrasepsi oral terkadang memang dapat menyebabkan kerontokan rambut, tetapi sifatnya hanya sementara.

Baca juga: Pentingnya Alat Kontrasepsi untuk Cegah Kehamilan! Yuk, Ketahui Jenis-jenisnya

3. Kurang konsumsi protein

Menurut AAD, terlalu sedikit mengonsumsi protein juga berpotensi menjadi penyebab rambut sering rontok.

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
 
Pilihan Untukmu
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Cerita Penerima Adhi Makayasa, Sempat Gagal Masuk Akmil Berujung Jadi Lulusan Terbaik Akpol
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Eks Marinir Satria Arta Minta Pulang dari Rusia, Eks Jenderal: Kalau Sudah Bukan WNI, Tak Wajib Dilindungi
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Ada "Perintah dari Atas" yang Disorot Mahfud MD di Kasus Tom Lembong
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Guru Tampar Murid Lalu Didenda Rp 25 Juta, Wagub Jateng: Anak yang Jadi Korban kalau Dibesar-besarkan
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Kisah Siswi SMP di Solo Dapat Beasiswa hingga Kuliah dari Presiden Prabowo, Berawal dari Memberikan Sketsa Wajah
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Kronologi "Driver" Ojol Wanita Duel di Rumah Konsumen gara-gara Orderan Tak Dibayar
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Mahfud Sebut Vonis Hakim untuk Tom Lembong Salah karena Tak Ada Mens Rea
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tren

Kalender Libur Agustus 2025, Catat Tanggal Merah dan Cuti Bersama
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Jokowi Dicecar Penyidik soal Foto Ijazah di Medsos hingga Dosen Pembimbing Skripsi, Ini Jawabannya
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Isi Pesan Letkol Teddy dan Uang Damai yang Ditolak Zuhdi, Guru di Demak yang Didenda Rp 25 Juta usai Tampar Murid
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Otomotif

Mobil Listrik BYD Atto 1 Meluncur di GIIAS 2025, Harga Mengejutkan!
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Eks Pegawai Bank BUMN Bobol Rekening Nasabah Tanpa Izin Pimpinan di Biak dan Supiori Papua, Kerugian Capai Rp 931 Juta
api-2 . LATEST


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Cerita Perwira Peraih Gelar Adhi Makayasa, Pernah Gagal Masuk Akmil
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Konfirmasi Usia
Kami ingin memastikan iklan yang tampil sesuai dengan usia pembaca. Beberapa iklan memerlukan konfirmasi usia 21 tahun ke atas
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau