Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heboh Penolakan Nominasi Bersama Kebaya sebagai Warisan Budaya Unesco, Ada Apa?

Kompas.com - 15/08/2022, 18:04 WIB
Dinno Baskoro,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wacana pengajuan pemerintah RI dalam upaya menjadikan kebaya sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda ke Unesco diwarnai penolakan dari berbagai pihak.

Bukan karena tidak mendukung upaya tersebut, tetapi belakangan ini muncul gagasan pengajuan Kebaya Goes to Unesco bersama-sama dengan Malaysia, Singapura dan Brunei Darusalam.

Alasannya pun karena di negara tetangga juga memiliki kebaya, sehingga muncul ide joint nomination alias pengajuan nominasi bersama kebaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda Unesco.

Baca juga: Kemeriahan Parade Kebaya Nusantara di Pelataran Sarinah

Nominasi bersama dianggap bukan pilihan tepat

Tidak sedikit kalangan menilai bahwa upaya nominasi bersama bukanlah pilihan yang tepat.

Ketua Timnas Pengajuan HKN (Hari Kebaya Nasional), Lana T Koentjoro mengatakan bahwa, kebaya sejatinya merupakan identitas bangsa yang sudah seharusnya diperjuangkan scara mandiri dan tidak bersama dengan negara tetangga.

Baca juga: Tembus Rp 89 Miliar Per Unit, Rumah Termahal di Indonesia yang Diburu Crazy Rich

Namun, belakangan ini muncul wacana pengajuan Kebaya Goes to Unesco bersama-sama dengan Malaysia, Singapura dan Brunei Darusalam dengan alasan kebaya juga ada di negara tetangga tersebut.

Gagasan itu pun heboh dan menuai banyak penolakan dari berbagai pihak, termasuk komunitas Tim Nasional Pengajuan Hari Kebaya Nasional (HKN) yang tengah berjuang mengajukan Hari Kebaya Nasional.

"Kajian Tim Riset Timnas menunjukkan bahwa kebaya digunakan perempuan Indonesia sejak abad 19 di Jawa dan luar Jawa sampai sekarang."

Baca juga: Kampung di Tasikmalaya Telah Setahun Terapkan Iuran Rp 1.000 Per Hari, Tolak Imbauan Baru Dedi Mulyadi

"Dengan beragam model kebaya sesuai kearifan lokal di masing masing daerah, kebaya bukan sekadar busana tapi mengandung filososi dan identitas perempuan Indonesia," jelas Lana di Parade Kebaya Nasional di Sarinah, Jakarta dalam keterangan persnya kepada Kompas.com.

Menurut dia, kebaya memiliki sejarah dan perjalanan panjang sebagai aset budaya di Tanah Air, sehingga penggunaannya terus hidup sampai sekarang dan telah bagian dari banyak tradisi masyarakat Indonesia.

Pengajuan single nomination itu pun harus diperjuangkan untuk menunjukkan bahwa kebaya adalah milik Indonesia seperti halnya batik.

Baca juga: Gaya Yuni Shara dalam Balutan Kebaya Hitam

Dukungan nominasi mandiri datang dari berbagai pihak

Di kesempatan yang sama, anggota Watimpres Sidarto Danusubroto juga menyuarakan hal senada.

Dia menyebutkan bahwa kebaya merupakan jati diri bangsa, sehingga perlu adanya upaya dari pemerintah untuk mendorong pengajuan Kebaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda Unesco melalui single nomination.

Baca juga: Profil Nadif Zahiruddin, Pengusaha yang Dikabarkan Dekat dengan Azizah Salsha

Halaman:
Komentar
orang melayu selat malaka(singapura brunei malaysia dan sumatera)dari tahun 1800 memang memakai baju kebaya, ada bukti sejarahnya seh, modelnya seh modif2 tergantung pemakai, untuk yg peranakan model kebayanya berbeda dengan melayu muslim, tetapi tetap menyebutnya kebaya, wajar diajukan bersama


Terkini Lainnya
Modest Fashion Makin Digandrungi, Tak Cuma untuk Perempuan Berhijab
Modest Fashion Makin Digandrungi, Tak Cuma untuk Perempuan Berhijab
Fashion
4 Cara Mengencangkan Kulit Wajah dan Tubuh yang Kendur
4 Cara Mengencangkan Kulit Wajah dan Tubuh yang Kendur
Beauty & Grooming
Perubahan Identitas Diri Jadi Penyebab Grey Divorce, Ini Kata Psikolog
Perubahan Identitas Diri Jadi Penyebab Grey Divorce, Ini Kata Psikolog
Relationship
Lingkar Perut Lebih Akurat dari Berat Badan, Ini Penjelasan Ahli Gizi
Lingkar Perut Lebih Akurat dari Berat Badan, Ini Penjelasan Ahli Gizi
Wellness
Tips Menjaga Kesehatan Mental di Tempat Kerja agar Tetap Produktif
Tips Menjaga Kesehatan Mental di Tempat Kerja agar Tetap Produktif
Wellness
Psikolog Sebut Ekspresi Cinta yang Konsisten Bikin Hubungan Langgeng dan Mental Sehat
Psikolog Sebut Ekspresi Cinta yang Konsisten Bikin Hubungan Langgeng dan Mental Sehat
Relationship
4 Tanda Seseorang Sehat Secara Mental, Termasuk Mampu Mengontrol Diri
4 Tanda Seseorang Sehat Secara Mental, Termasuk Mampu Mengontrol Diri
Wellness
Davina Karamoy Soroti Pentingnya Merawat Kulit Tubuh, Kenapa?
Davina Karamoy Soroti Pentingnya Merawat Kulit Tubuh, Kenapa?
Beauty & Grooming
Berani Curhat Saat Stres Tanda Kamu Punya Mental Sehat Menurut Psikolog
Berani Curhat Saat Stres Tanda Kamu Punya Mental Sehat Menurut Psikolog
Wellness
Look Makeup Kesukaan Davina Karamoy, Bold dan Natural
Look Makeup Kesukaan Davina Karamoy, Bold dan Natural
Beauty & Grooming
Empty Nest Syndrome Berperan Besar pada Grey Divorce, Ini Kata Psikolog
Empty Nest Syndrome Berperan Besar pada Grey Divorce, Ini Kata Psikolog
Relationship
Kebiasaan Memendam Konflik Bisa Jadi Penyebab Grey Divorce di Usia Senja, Ini Penjelasan Psikolog
Kebiasaan Memendam Konflik Bisa Jadi Penyebab Grey Divorce di Usia Senja, Ini Penjelasan Psikolog
Wellness
Victoria Beckham Buka Suara Soal Berdamai dengan Gangguan Makan
Victoria Beckham Buka Suara Soal Berdamai dengan Gangguan Makan
Wellness
Fenomena Grey Divorce, Apakah Cinta Bisa Pudar hingga Sebabkan Perceraian di Usia Lanjut?
Fenomena Grey Divorce, Apakah Cinta Bisa Pudar hingga Sebabkan Perceraian di Usia Lanjut?
Relationship
Tips Body Care ala Davina Karamoy, Kulit Glowing dan Segar
Tips Body Care ala Davina Karamoy, Kulit Glowing dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Konfirmasi Usia
Kami ingin memastikan iklan yang tampil sesuai dengan usia pembaca. Beberapa iklan memerlukan konfirmasi usia 21 tahun ke atas
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau