Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Mengelola Emosi Negatif di Lingkungan Kerja

Kompas.com - 20/02/2023, 19:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Brigitta Valencia Bellion

KOMPAS.com - Emosi adalah perasaan yang dimiliki oleh semua manusia. Bentuknya pun tak selalu negatif karena ada pula emosi positif. Meski output-nya berbeda, kedua emosi ini bisa muncul sebagai bentuk refleks atau tanggapan terhadap sesuatu.

Itu sebabnya, jika tak dikontrol, emosi bisa berdampak buruk bagi diri kita. Begitu pula di lingkungan kerja.

Tak dapat dimungkiri bekerja merupakan tantangan karena setiap harinya ada masalah baru yang menghadang para karyawan. Misalnya, perbedaan persepsi, konflik dengan rekan kerja, hingga target yang tak tercapai. Hal-hal seperti itu bisa memicu keluarnya emosi negatif.

Dalam siniar Obsesif episode “Mengelola Emosi dalam Bekerja” dengan tautan akses dik.si/ObsesifS8E5, dijelaskan bahwa emosi negatif perlu divalidasi. Selain itu, emosi ini perlu juga dikelola karena saat berada di lingkungan kerja, kita harus tetap menjaga profesionalitas.

Pemicu Emosi Negatif di Tempat Kerja

Mengutip Forbes, Anne Kreamer, penulis It’s Always Personal, Navigating Emotion in the New Workplace, mengatakan bahwa meski lingkungan pemicu berbeda, namun emosi bisa dirasakan di mana saja, termasuk di tempat kerja.

Biasanya, emosi ini dipicu oleh kritik berlebihan, masalah dengan rekan kerja, lingkungan toxic, hingga pengumuman mengejutkan, seperti PHK.

Baca juga: Perlukan Punya Teman di Kantor?

Namun, inti dari semuanya adalah keadaan tersebut tak sesuai dengan ekspektasi yang kita rancang sehingga emosi pun muncul. Penting untuk segera menyadari jika mulai muncul respons terhadap emosi.

Misalnya, di suatu meeting, kita dimarahi oleh rekan kerja dan atasan sehingga membuat kita ingin menangis. Padahal, kita menganggap pekerjaan telah diselesaikan dengan baik. Timbulnya perasaan itu adalah hal yang wajar dan kita harus mampu mengeluarkan emosi itu dengan tepat.

Terlebih, bagi para pekerja baru, menyelesaikan pekerjaan akan terasa berat. Ditambah lagi belum cukupnya pengalaman untuk menghadapi situasi tersebut sehingga rentan menghadapi perasaan tak aman yang memicu emosi negatif.

Hal inilah yang sempat menjadi pembicaraan hangat bahwa mayoritas Gen Z terkesan ‘lemah’ saat dihadapkan dengan dunia kerja.

Perasaan tertekan bisa bertambah jika lingkungan kerja tak mendukung atau memberikan fasilitas untuk mereka belajar. Alhasil, mereka pun jadi lebih rentan terkena masalah mental.

Pentingnya Regulasi Emosi di Lingkungan Kerja

Meskipun begitu, sebagai pekerja, kita harus berusaha menjadi pribadi yang mengutamakan resiliensi dalam menghadapi masalah.

Menurut Limeade, regulasi emosi dapat membantu kita dalam mengelola perasaan negatif muncul. Bahkan, jika mampu mengatur emosi, kita akan mendapat beberapa manfaat, seperti

  • Meningkatkan kebahagiaan dan mengurangi perasaan negatif yang memicu tindakan berbahaya lainnya;
  • Mampu mengelola interaksi interpersonal untuk menghindari konflik; dan
  • Mengoptimalkan bagaimana informasi diproses untuk mencari jalan keluar sehingga tugas akan diselesaikan dengan lebih efektif.

Jika mendapat kritik, terimalah kritikan tersebut, berhenti sejenak, validasi dan luapkan emosi di tempat yang tepat (toilet jika ingin menangis atau curahkan di buku harian), baru setelahnya berpikir kembali untuk mendapat solusi terbaik.

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
5 Zodiak Paling Blak-blakan Saat Bicara, Terlalu Jujur Tanpa Filter
5 Zodiak Paling Blak-blakan Saat Bicara, Terlalu Jujur Tanpa Filter
Wellness
30 Ucapan Selamat Melahirkan Islami, Penuh Doa dan Makna
30 Ucapan Selamat Melahirkan Islami, Penuh Doa dan Makna
Wellness
Bagaimana Cara Menyikat Gigi yang Benar? Ini Jawaban Dokter Gigi
Bagaimana Cara Menyikat Gigi yang Benar? Ini Jawaban Dokter Gigi
Wellness
40 Kata-kata Motivasi Kerja Hari Senin agar Semangat Hadapi Awal Pekan
40 Kata-kata Motivasi Kerja Hari Senin agar Semangat Hadapi Awal Pekan
Wellness
Ini Bahaya Anak Main Gadget Tanpa Batasan Menurut Psikolog
Ini Bahaya Anak Main Gadget Tanpa Batasan Menurut Psikolog
Parenting
Kanker Ovarium Bisa Disebabkan oleh Gaya Hidup? Ini Kata Dokter
Kanker Ovarium Bisa Disebabkan oleh Gaya Hidup? Ini Kata Dokter
Wellness
Ketika Pasangan Selingkuh, Jangan Langsung Dengar Kata Orang, Kenapa?
Ketika Pasangan Selingkuh, Jangan Langsung Dengar Kata Orang, Kenapa?
Relationship
Kanker Ovarium Jadi Silent Killer yang Sering Disangka Maag, Ini Kata Dokter
Kanker Ovarium Jadi Silent Killer yang Sering Disangka Maag, Ini Kata Dokter
Wellness
KPAI Soroti Anak Kehilangan Hak Bermain yang Sehat dan Dampak Negatif Gadget
KPAI Soroti Anak Kehilangan Hak Bermain yang Sehat dan Dampak Negatif Gadget
Parenting
Cara Mengatasi Rambut Rontok dan Kusut Menurut Pakar, Pahami Penyebab
Cara Mengatasi Rambut Rontok dan Kusut Menurut Pakar, Pahami Penyebab
Beauty & Grooming
Cara Menghadapi Pasangan Selingkuh Menurut Psikolog, Tak Hanya Marah
Cara Menghadapi Pasangan Selingkuh Menurut Psikolog, Tak Hanya Marah
Relationship
Fenomena Rojali di Mal, Tanda Daya Beli Masyarakat Belum Pulih?
Fenomena Rojali di Mal, Tanda Daya Beli Masyarakat Belum Pulih?
Wellness
Taubat Setelah Selingkuh, Ini 4 Langkah agar Pasangan Kembali Percaya Menurut Psikolog
Taubat Setelah Selingkuh, Ini 4 Langkah agar Pasangan Kembali Percaya Menurut Psikolog
Relationship
JF3 Gandeng Industri Fashion Korea, Buka Peluang Desainer Lokal Tampil di Busan
JF3 Gandeng Industri Fashion Korea, Buka Peluang Desainer Lokal Tampil di Busan
Fashion
5 Kelemahan Zodiak Leo, Haus Validasi
5 Kelemahan Zodiak Leo, Haus Validasi
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Konfirmasi Usia
Kami ingin memastikan iklan yang tampil sesuai dengan usia pembaca. Beberapa iklan memerlukan konfirmasi usia 21 tahun ke atas
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau