Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Mahasiswa Unhas Diusir karena Ngaku Non-binary, Rektor: Kami Terbuka untuk Semua

Kompas.com - 22/08/2022, 05:10 WIB
Hendra Cipto,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Jamaluddin Jompa mengatakan, sudah menerima laporan terkait seorang mahasiswa baru yang diusir oleh Wakil Dekan III Fakultas Hukum Unhas.

Seperti diketahui, dalam video yang beredar di media sosial, pengusiran dilakukan karena mahasiswa tersebut menyebut dirinya non-binary (non-biner) atau bergender netral.

Baca juga: Viral, Video Mahasiswa Unhas Diusir karena Sebut Dirinya Non-binary

Terkait hal itu, Jamaluddin menyebut yang dilakukan wakil dekan bukanlah pengusiran.  

Baca juga: Unila Akan Beri Bantuan Hukum pada Rektor Karomani yang Kena OTT KPK

"Biasalah itu, ada accident, ada perbedaan, perselisihan, tetapi kita minta untuk segera diselesaikan. Saya kira itu bukan pengusiran, itu biasa bahasa-bahasa dalam setiap penerimaan (mahasiswa) baru," ujarnya kepada wartawan, Minggu (21/8/2022).

Jamaluddin menegaskan bahwa Unhas merupakan lembaga pendidikan inklusif.

"Kita fasilitasi seluruh kebaikan. Bahwa ini Unhas inklusif iya dan terbuka untuk semua. Kita minta maaf kalau perlu," tuturnya.

Sementara, Wakil Rektor I Unhas, Prof Muh Ruslin mengatakan, masalah pengusiran mahasiswa baru oleh WD III Fakultas Hukum sudah diselesaikan dengan baik.

Dia mengatakan, sudah ada pertemuan antara orangtua mahasiswa dengan Dekan Fakultas Hukum.

"Masalah itu sudah diselesaikan oleh Pak Dekan tadi pagi bersama orangtuanya, mahasiswanya, dan dosennya juga. Sudah selesai," ujar Ruslin.

Sebelumnya diberitakana, viral di media sosial sebuah video dosen Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar mengusir seorang mahasiswa mengaku gender netral atau non-binary (non-biner) saat acara pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru (PKKMB).

Dalam video tersebut, terlihat dosen laki-laki dan perempuan bertanya kepada seorang mahasiswa baru.

Diketahui dosen pria tersebut adalah Wakil Dekan III Fakultas Hukum Unhas, Hasrul.

"Di KTP mu apa? Laki-laki? Di kartu mahasiswa laki-laki atau perempuan?" ujar Hasrul dalam video tersebut.

Mendapat pertanyaan tersebut, mahasiswa itu langsung menjawab bahwa jenis kelaminnya di KTP tertulis laki-laki. Namun, saat ditanyakan soal gender, mahasiswa ini mengaku netral.

"Tidak keduanya, di tengah-tengah. Makanya gender netral, Pak," jawabnya.

Mendengar jawaban itu, Hasrul memanggil panitia PKKMB untuk mengeluarkan mahasiswa itu dari Aula Baharuddin Lopa, Unhas.

"Halo, halo, halo, panitia ambil ini. Bawa ke sana. Ambil tas mu. Kita ndak terima laki-laki atau perempuan di sini. Salah satunya ji diterima," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
bencong jelas bang, laki mau jd perempuan. lah ini dia ngaku bukan laki, bukan perempuan, apa ga gila ini? , membalas komentar robert salempang : tdk ada seorangpun yng mau memilih dirinya jadi bencong, masalahnya dia tdk bisa memilih, kasihan


Terkini Lainnya
Sehari Jelang Idul Adha, Harga Cabai Keriting Naik Rp 20.000, Tomat Rp 3.000
Sehari Jelang Idul Adha, Harga Cabai Keriting Naik Rp 20.000, Tomat Rp 3.000
Makassar
Ada Warga Masak Burasa Lupa Matikan Kompor, 5 Rumah Hangus Terbakar di Luwu
Ada Warga Masak Burasa Lupa Matikan Kompor, 5 Rumah Hangus Terbakar di Luwu
Makassar
Jemaah An Nazir di Gowa Rayakan Idul Adha Lebih Awal, Sembelih Hewan Kurban Juga
Jemaah An Nazir di Gowa Rayakan Idul Adha Lebih Awal, Sembelih Hewan Kurban Juga
Makassar
Beruntungnya Dua Jemaah Haji Asal Sulbar, Dapat Hadiah Uang Riyal dari Arab Saudi...
Beruntungnya Dua Jemaah Haji Asal Sulbar, Dapat Hadiah Uang Riyal dari Arab Saudi...
Makassar
6 Polisi Makassar Aniaya, Peras, dan Lecehkan Warga, Pengamat: Mengerikan
6 Polisi Makassar Aniaya, Peras, dan Lecehkan Warga, Pengamat: Mengerikan
Makassar
Pegawai Bank BUMN Akui Tak Cegah Uang Palsu UIN Makassar: Saya Tak Punya Wewenang
Pegawai Bank BUMN Akui Tak Cegah Uang Palsu UIN Makassar: Saya Tak Punya Wewenang
Makassar
Sidang Bongkar Awal Jaringan Uang Palsu UIN Makassar, Modus Ingin Buat 'Uang Layak Edar' Terkuak
Sidang Bongkar Awal Jaringan Uang Palsu UIN Makassar, Modus Ingin Buat "Uang Layak Edar" Terkuak
Makassar
6 Polisi Peras dan Aniaya Warga, Hingga Kini Belum Jalani Sidang Etik
6 Polisi Peras dan Aniaya Warga, Hingga Kini Belum Jalani Sidang Etik
Makassar
Kasus Uang Palsu UIN Makassar, Sri Wahyudi Edarkan Pecahan Rp 100.000 ke Puluhan Warung
Kasus Uang Palsu UIN Makassar, Sri Wahyudi Edarkan Pecahan Rp 100.000 ke Puluhan Warung
Makassar
Edarkan Kosmetik Bermerkuri, Mustadir Daeng Sila Cuma Divonis 1,5 Tahun, Jaksa Kecewa
Edarkan Kosmetik Bermerkuri, Mustadir Daeng Sila Cuma Divonis 1,5 Tahun, Jaksa Kecewa
Makassar
Kasus Kosmetik Merkuri, 'Ratu Emas' Mira Hayati Dituntut 6 Tahun Penjara
Kasus Kosmetik Merkuri, "Ratu Emas" Mira Hayati Dituntut 6 Tahun Penjara
Makassar
Edarkan Kosmetik Bermerkuri, Owner CV Fenny Frans Divonis 1,5 Tahun Penjara
Edarkan Kosmetik Bermerkuri, Owner CV Fenny Frans Divonis 1,5 Tahun Penjara
Makassar
Detik-detik Tersangka Bunuh dan Kubur Feni Ere di Palopo, 115 Adegan Diperagakan
Detik-detik Tersangka Bunuh dan Kubur Feni Ere di Palopo, 115 Adegan Diperagakan
Makassar
Pagar Jembatan Teluk Kendari Akan Ditinggikan 2,5 Meter, Kenapa?
Pagar Jembatan Teluk Kendari Akan Ditinggikan 2,5 Meter, Kenapa?
Makassar
Kebakaran Hanguskan Lantai Dua Rumah di Palopo, Tiga Keluarga Selamat
Kebakaran Hanguskan Lantai Dua Rumah di Palopo, Tiga Keluarga Selamat
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Catat! Cek Syarat Utama Penerima BSU 2025
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau