Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Pembunuhan Bocah 11 Tahun di Makassar oleh 2 Remaja, Kepala Korban Dibeturkan ke Tembok

Kompas.com - 10/01/2023, 15:45 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Nasib tragis menimpa bocah berinisial MFS (11) di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Ia ditemukan tewas mengenaskan di kolom jembatan, Inspeksi Pam Timur Waduk Nipa-nipa, Moncongloe, Kabupaten Maros, Selasa (10/1/2023) dini hari.

Saat ditemukan, kaki dan tangan MFS terikat dan terbungkus platik. Korban sendiri sempat dinyatakan hilang sejak Minggu (8/1/2023).

Baca juga: Culik dan Bunuh Bocah 11 Tahun, 2 Remaja di Makassar Ingin Jual Organ Tubuh Korban

Korban diimingi-imingi uang Rp 50.000

Terkait kasus tersebut, polisi mengamankan dua pelaku yang masih remaja yakni AD (17) dan MF (14).

Keduanya mengaku menculik dan membunuh MFS karena terobsesi dengan situs jual beli organ tubuh manusia yang menawarkan harga mahal.

Kepala Polsekta Panakukang, Kompol Abdul Azis mengatakasn situs yang diakses oleh pelaku bernama Yandex dan tertera jual beli organ tubuh manusia dengan nilai jutaan dolar Amerika Serikat.

Menurut Abdul Azis, pelaku AD yang merencanakan penculikan hingga pembunuhan. Di hari kejadian, AD datang mengendarai motor ke salah satu mini market yang berada di Jalan Batua Raya, Kota Makassar.

Baca juga: Mayat Bocah 11 Tahun Ditemukan Terikat Dalam Plastik di Kolong Jembatan, Korban Sempat Diculik lalu Dibunuh

Di mini market tersebut, AD kemudian menculik korban MFS.

Saat itu AD mengajak korban untuk membersihkan rumah miliknya dengan imbalan uang Rp 50.000. MFS pun bersedia ikut ke rumah AD.

Tiba di rumah AD, MFS diminta menunggu sambil menonton di laptop.

Baca juga: Ini Pertimbangan Prabowo Beri Abolisi dan Amnesti ke Tom Lembong dan Hasto

Saat itulah pelaku membunuh MFS dengan mencekik dari belakang dan membenturkan kepala korban ke tembok sebanyak lima kali hingga meninggal.

Setelah itu pelaku mengikat kaki korban dan memasukkan mayat ke dalam kantong plastik berwarna hitam.

"Karena tak tahu harus berbuat apa, pelaku lalu membuang mayat korban ke Inspeksi Pam Timur Waduk Nipa-Nipa, Moncongleo, Kabupaten Maros," katanya.

Baca juga: Diculik, Bocah 11 Tahun di Makassar Ditemukan Tewas Terbungkus Kantong Plastik

Ayah MFS, Karmin (32) membenarkan bahwa anaknya ditemukan dalam kondisi sudah tak bernyawa.

Saat ini, jasad MFS telah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk dilakukan autopsi.

"Iye, anak saya sudah ditemukan, tapi meninggal dunia. (Jasad) masih di RS Bhayangkara, mau diautopsi, saya sementara di Polrestabes (Makassar) ini bikin laporan," kata Karmin

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Hendra Cipto | Editor : Dita Angga Rusiana), Tribunnews.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Blak-blakan Sering Terima Uang dari Bos Sindikat Uang Palsu, Eks Wakapolsek: Itu Hasil Penggalangan
Blak-blakan Sering Terima Uang dari Bos Sindikat Uang Palsu, Eks Wakapolsek: Itu Hasil Penggalangan
Makassar
Selain Sering Terima Uang, Wakapolsek Juga Jaga Aset Bos Sindikat Uang Palsu
Selain Sering Terima Uang, Wakapolsek Juga Jaga Aset Bos Sindikat Uang Palsu
Makassar
Wakapolsek Mengaku Kerap Jaga Aset dan Terima Uang dari Annar Sampetoding, Jumlahnya Tak Terhitung
Wakapolsek Mengaku Kerap Jaga Aset dan Terima Uang dari Annar Sampetoding, Jumlahnya Tak Terhitung
Makassar
Peringatan Dini Tsunami di Gorontalo Belum Dicabut, Ini Alasannya
Peringatan Dini Tsunami di Gorontalo Belum Dicabut, Ini Alasannya
Makassar
Berperan Tanam Pita Pengaman, Ambo Ala Terdakwa Uang Palsu UIN Makassar Dituntun 6 Tahun Bui
Berperan Tanam Pita Pengaman, Ambo Ala Terdakwa Uang Palsu UIN Makassar Dituntun 6 Tahun Bui
Makassar
Gempa Rusia Berpotensi Tsunami di Gorontalo, Anak-anak Dijemput dari Sekolah, Warga Mengungsi ke Tempat Tinggi
Gempa Rusia Berpotensi Tsunami di Gorontalo, Anak-anak Dijemput dari Sekolah, Warga Mengungsi ke Tempat Tinggi
Makassar
Peringatan Tsunami di Gorontalo Usai Gempa Rusia, Diprediksi Tiba Pukul 16.39 Wita
Peringatan Tsunami di Gorontalo Usai Gempa Rusia, Diprediksi Tiba Pukul 16.39 Wita
Makassar
Posko Jatanras Makassar Terbakar, Diduga akibat Kebocoran Elpiji di Warung Sebelah
Posko Jatanras Makassar Terbakar, Diduga akibat Kebocoran Elpiji di Warung Sebelah
Makassar
Saksi Meringankan Ditolak, Terdakwa Pembunuhan Gadis Hamil di Gowa Tak Akui Janin dalam Perut Korban
Saksi Meringankan Ditolak, Terdakwa Pembunuhan Gadis Hamil di Gowa Tak Akui Janin dalam Perut Korban
Makassar
Kwik Kian Gie dan Warisan Pemikiran Bung Karno tentang SDA
Kwik Kian Gie dan Warisan Pemikiran Bung Karno tentang SDA
Makassar
Korupsi Dana KONI Makassar, Eks Ketua Dituntut 6 Tahun Penjara
Korupsi Dana KONI Makassar, Eks Ketua Dituntut 6 Tahun Penjara
Makassar
Polisi Sebut Aksi Provokasi OTK di Kampus Makassar Bukan Konflik Antar Daerah
Polisi Sebut Aksi Provokasi OTK di Kampus Makassar Bukan Konflik Antar Daerah
Makassar
PT Pelni Klarifikasi Insiden KM Tilongkabila di Selat Buton, 1.308 Penumpang Dievakuasi
PT Pelni Klarifikasi Insiden KM Tilongkabila di Selat Buton, 1.308 Penumpang Dievakuasi
Makassar
Pijakan Roboh, 5 Pekerja Jatuh ke Sungai di Mamuju, 2 Masih Hilang
Pijakan Roboh, 5 Pekerja Jatuh ke Sungai di Mamuju, 2 Masih Hilang
Makassar
Ditinggal di Jalan, Diasuh Penuh Kasih: Cerita Haru Bayi dan Anak Panti di Gorontalo
Ditinggal di Jalan, Diasuh Penuh Kasih: Cerita Haru Bayi dan Anak Panti di Gorontalo
Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau