Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Edy Rahmayadi Minta Polisi Segera Usut Kerangkeng Manusia di Rumah Bupati Langkat

Kompas.com - 24/01/2022, 18:07 WIB
Kontributor Medan, Daniel Pekuwali,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mendesak polisi untuk segera mengusut keberadaan kerangkeng manusia di rumah pribadi Bupati nonaktif Langkat, Terbit Rencana Perangin-angin.

Edy mengaku baru saja mendengar informasi tersebut.

Dia pun belum bisa memastikan apakah kerangkeng itu untuk penampungan manusia atau tidak.

"Nanti saya cek dulu. Yang pastinya, kalau itu harus diusut dan dijawab untuk apa," kata Edy saat ditemui di rumah dinasnya di Medan, Senin (24/1/2022).

Baca juga: 2 Kerangkeng Manusia di Rumah Bupati Nonaktif Langkat, 1 Sel Diisi 27 Orang yang Kerja di Kebun Sawit

Menurut Edy, apabila kerangkeng tersebut untuk menghukum orang, maka sudah pasti suatu pelanggaran.

Edy mengatakan, tidak ada aturan yang membolehkan manusia memiliki kerangkeng untuk menghukum manusia lain.

"Kalau itu untuk menghakimi orang, kan enggak boleh. Penjara saja sebelum keputusan hakim berkekuatan hukum tetap, tak boleh menahan orang dalam kerangkeng. Itu yang sah. Apalagi rumah yang punya kerangkeng," kata Edy.

Baca juga: Kerangkeng di Rumah Bupati Nonaktif Langkat, Migrant Care Sebut Perbudakan, Polisi Bilang Tempat Rehabilitasi

Mantan Pangkostrad ini bahkan menceritakan pengalamannya saat masih menjadi prajurit aktif.

Saat dia masih menjadi kapten, masing-masing satuan masih boleh memiliki penjara.

Namun, sekarang sudah tidak boleh lagi.

"Dulu jaman saya jadi kapten, itu masing-masing satuan punya penjara satuan, sekarang enggak boleh," kata Edy.

Baca juga: Dugaan Kejahatan Baru Bupati Langkat: Temuan Kerangkeng Manusia dan Perbudakan Modern

Sebelumnya, lembaga swadaya pemerhati buruh migran, Migrant Care, menerima laporan temuan kerangkeng manusia di lahan belakang rumah Bupati Langkat Terbit Rencana.

Kerangkeng tersebut diduga sebagai bentuk praktik perbudakan modern yang dilakukan oleh kepala daerah yang ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Saat ditemukan, ada 4 orang yang berada di dalam kerangkeng tersebut.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang

Komentar
sudah agar gk jd polemik mlulu lembaga terkait negeri stau swasta segra bertindak lama rakyat gk percaya pmrintah hal2 spt itu, korupsi, tawuran geng, radikal...ajuuurrrrr.


Terkini Lainnya
Siswi di Nias Tak Bisa Ikut Ujian karena Tunggakan SPP, Bobby Nasution: Gak Boleh Seperti Itu!
Siswi di Nias Tak Bisa Ikut Ujian karena Tunggakan SPP, Bobby Nasution: Gak Boleh Seperti Itu!
Medan
Sidang Korupsi Jalan, Heliyanto Perintahkan Bawahan Atur E-Katalog demi Menangkan PT DNG
Sidang Korupsi Jalan, Heliyanto Perintahkan Bawahan Atur E-Katalog demi Menangkan PT DNG
Medan
Bobby Nasution Sentil Bupati dan Wali Kota yang Susah Ditemui Asosiasi Pengembang
Bobby Nasution Sentil Bupati dan Wali Kota yang Susah Ditemui Asosiasi Pengembang
Medan
Sosialisasi PBG Gratis Dinilai Kurang, Begini Respons Wali Kota Medan
Sosialisasi PBG Gratis Dinilai Kurang, Begini Respons Wali Kota Medan
Medan
Maruarar Sirait Ingatkan Biaya PBG Gratis Saat Cek Rumah Subsidi di Binjai
Maruarar Sirait Ingatkan Biaya PBG Gratis Saat Cek Rumah Subsidi di Binjai
Medan
Meski Tak Bayar, Penerbitan PBG di Medan Nol, Tito Karnavian: Tanah Mahal dan Kurang Sosialisasi
Meski Tak Bayar, Penerbitan PBG di Medan Nol, Tito Karnavian: Tanah Mahal dan Kurang Sosialisasi
Medan
Bank Sumut Cetak Laba Rp 539 Miliar hingga September 2025
Bank Sumut Cetak Laba Rp 539 Miliar hingga September 2025
Medan
Bobby Minta Naikkan Kuota Subsidi Rumah, Maruarar: Saya Tambah, tapi Selesaikan
Bobby Minta Naikkan Kuota Subsidi Rumah, Maruarar: Saya Tambah, tapi Selesaikan
Medan
Cat Rambut Belum Kering, Pelanggan Bawa Kabur Motor Baru Pemilik Salon di Medan
Cat Rambut Belum Kering, Pelanggan Bawa Kabur Motor Baru Pemilik Salon di Medan
Medan
Pelajar Nias Selatan Tantang Arus Sungai untuk Sekolah, Minta Presiden Bangun Jembatan
Pelajar Nias Selatan Tantang Arus Sungai untuk Sekolah, Minta Presiden Bangun Jembatan
Medan
TKD Sumut Dipangkas Rp 1,1 Triliun, Bobby Beberkan Nasib Gaji ASN-PPPK
TKD Sumut Dipangkas Rp 1,1 Triliun, Bobby Beberkan Nasib Gaji ASN-PPPK
Medan
Kereta di Labura Dilempari Batu, Bocah 5 Tahun Terluka Kena Pecahan Kaca
Kereta di Labura Dilempari Batu, Bocah 5 Tahun Terluka Kena Pecahan Kaca
Medan
Kronologi Napi di Samosir Tewas Diduga Usai Dianiaya Teman Satu Sel
Kronologi Napi di Samosir Tewas Diduga Usai Dianiaya Teman Satu Sel
Medan
21 Penjarah Besi Pabrik Rp 1,5 Miliar di Medan Tak Jadi Dipenjara
21 Penjarah Besi Pabrik Rp 1,5 Miliar di Medan Tak Jadi Dipenjara
Medan
Napi di Samosir Diduga Tewas Dianiaya di Lapas, Polisi Periksa 5 Saksi
Napi di Samosir Diduga Tewas Dianiaya di Lapas, Polisi Periksa 5 Saksi
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau