Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Suka-suka Saya Dong Mau Ganti Pejabat Kapan Pun

Kompas.com - 13/07/2015, 11:12 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku tidak mengkhawatirkan beberapa pihak yang mengkritik kebijakannya mengevaluasi pejabat dalam waktu tiga bulan hingga enam bulan.

Menurut dia, perombakan pegawai negeri sipil (PNS) DKI merupakan hak prerogatif yang dimiliki seorang gubernur. 

"Banyak yang kritik saya terlalu cepat ganti pejabat, suka-suka saya dong mau ganti pejabat kapan pun. Kenapa enggak, kalau buat mengganti pejabat yang lebih bagus," kata Basuki di Balai Kota, Senin (13/7/2015). 

Bahkan, menurut dia, lebih baik tidak ada pegawai di sebuah jabatan dibandingkan jabatan itu diduduki pejabat yang tidak berkinerja baik. Menurut Basuki, sampai saat ini ia sudah merombak 55 persen pejabat struktural.

Mantan Bupati Belitung Timur itu menginginkan Pemprov DKI lebih banyak pegawai fungsional (pelayan) dibandingkan dengan pegawai struktural. Maka dari itu, ia akan lebih menekankan kepada pelayanan di Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP) DKI.

Pejabat eselon yang tadinya bisa santai tidak bekerja kini sudah tidak bisa lagi melakukan hal yang sama. Sebab, kini mereka bisa di-nonjob-kan alias dijadikan staf. Para mantan pejabat yang menjadi staf juga akan kehilangan tunjangan kinerja daerah (TKD) dinamis mereka yang nilainya mencapai puluhan juta rupiah.

"Kinerja enggak baik, saya langsung ganti mereka. Saya lakukan ini di DKI karena DKI akan menjadi model bagi provinsi lain untuk mengubah reformasi birokrasi," kata Basuki. 

Adapun kebijakan Basuki merombak birokrasi selama tiga bulan hingga enam bulan menuai pro dan kontra. Tak sedikit anggota DPRD serta akademisi yang menyayangkan langkah Basuki tersebut. Mereka berpendapat kinerja pejabat DKI tidak bisa diukur hanya dalam waktu sesingkat itu saja.

Selain mengevaluasi pejabat, ia meminta pejabat eselon II setingkat kepala dinas, kepala badan, kepala biro, dan wali kota untuk berani memecat anak buahnya yang berkinerja tidak baik.

Pejabat yang tidak berkinerja baik akan dijadikan staf dan diminta belajar ke Badan Pendidikan dan Latihan (Badiklat) DKI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Korban Ledakan Tabung Gas di Duren Sawit Alami Luka Bakar
Korban Ledakan Tabung Gas di Duren Sawit Alami Luka Bakar
Megapolitan
Korban Kebakaran Tambora Bertambah Jadi 8 Orang, 2 Dirujuk ke RS Tarakan dan Puskesmas
Korban Kebakaran Tambora Bertambah Jadi 8 Orang, 2 Dirujuk ke RS Tarakan dan Puskesmas
Megapolitan
68 Koperasi Merah Putih di Bogor Dibentuk, Cegah Pinjol dan Judol
68 Koperasi Merah Putih di Bogor Dibentuk, Cegah Pinjol dan Judol
Megapolitan
Cerita Alfitri Jatuh Hati dengan Sepak Bola Usai Saksikan Laga Timnas di GBK
Cerita Alfitri Jatuh Hati dengan Sepak Bola Usai Saksikan Laga Timnas di GBK
Megapolitan
Polisi Selidiki Penyebab Tabung Gas 12 Kg Meledak di Duren Sawit, 4 Saksi Diperiksa
Polisi Selidiki Penyebab Tabung Gas 12 Kg Meledak di Duren Sawit, 4 Saksi Diperiksa
Megapolitan
Warga Terdampak Kebakaran di Tambora Diungsikan ke Balai Warga
Warga Terdampak Kebakaran di Tambora Diungsikan ke Balai Warga
Megapolitan
PKS Jakarta Segera Ganti Pengurus, Menanti Keputusan DPP
PKS Jakarta Segera Ganti Pengurus, Menanti Keputusan DPP
Megapolitan
Pemkot Bogor Siapkan Rp 26 Miliar untuk Bangun Jalan Baru Batu Tulis
Pemkot Bogor Siapkan Rp 26 Miliar untuk Bangun Jalan Baru Batu Tulis
Megapolitan
Supian Suri Sebut Lahan untuk Stadion di Depok Milik Kemenkeu
Supian Suri Sebut Lahan untuk Stadion di Depok Milik Kemenkeu
Megapolitan
SMP di Bekasi Hanya Dapat Tiga Murid Baru, Dua Siswi dan Satu Siswa
SMP di Bekasi Hanya Dapat Tiga Murid Baru, Dua Siswi dan Satu Siswa
Megapolitan
Kebakaran di Tambora Akhirnya Padam Usai Belasan Jam Membara
Kebakaran di Tambora Akhirnya Padam Usai Belasan Jam Membara
Megapolitan
Polisi Buka Posko Layanan Kehilangan Dokumen untuk Korban Kebakaran Tambora
Polisi Buka Posko Layanan Kehilangan Dokumen untuk Korban Kebakaran Tambora
Megapolitan
Kebakaran Tambora Dipicu Kompor yang Ditinggal Menyala
Kebakaran Tambora Dipicu Kompor yang Ditinggal Menyala
Megapolitan
Rivalitas Tinggi, Laga Indonesia vs Malaysia Disebut Lebih Ramai Ketimbang Lawan Filipina
Rivalitas Tinggi, Laga Indonesia vs Malaysia Disebut Lebih Ramai Ketimbang Lawan Filipina
Megapolitan
Kebakaran Tambora Cukup Parah, Pemkot Salurkan Beras hingga Selimut ke Pengungsi
Kebakaran Tambora Cukup Parah, Pemkot Salurkan Beras hingga Selimut ke Pengungsi
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau