Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Pemilik Lapo soal Pengawasan Peredaran Daging Anjing di DKI

Kompas.com - 30/09/2015, 12:59 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com â€” Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana membuat peraturan gubernur (pergub) yang mengatur peredaran daging anjing konsumsi di Ibu Kota. Lantas bagaimana tanggapan para penjual makanan berbahan daging anjing?

Pemilik sebuah lapo di Cililitan, Jakarta Timur, Intan (48), mengatakan, dirinya sebenarnya tidak keberatan dengan peraturan tersebut. Namun, ia berharap, daging anjing tidak sulit didapat karena peraturan tersebut. [Baca: Ahok: Tak Perlu Pergub untuk Awasi Peredaran Anjing Rabies]

"Saya setuju-setuju saja kalau rencana buat aturan itu untuk kesehatan. Namun, kami berharap tidak kesulitan nantinya untuk mendapatkan daging anjing," kata Intan kepada Kompas.com, di Cililitan, Jakarta Timur, Rabu (30/9/2015).

Ia khawatir, jika daging anjing sulit didapat, usahanya bakal terganggu. Sebab selama ini hidangan berbahan daging anjing merupakan salah satu menu utama, di samping masakan lainnya.

Menurut Intan, pelanggannya mencari daging anjing karena yakin dengan khasiatnya sebagai obat. Perempuan yang membuka lapo selama empat tahun ini mengaku belum pernah menerima keluhan dari pelanggannya.

"Enggak ada keluhan dari pelanggan kami, tetapi malah kami yang ngeluh, sekarang susah nyarinya (daging)," ujar Intan. [Baca: Ahok: Saya Sih Berharap Orang Mulai Takut Makan Daging Anjing]

Intan mengaku mendapat pasokan daging anjing dari Pasar Senen. Biasanya, paket daging itu diantar langsung ke warungnya. [Baca: Ahok Sebut Tak Sedikit Lapo di Jakarta yang Bakar Anjing-anjing "Bentolan"]

Pengusaha lapo lain di Cililitan, Farida, mengatakan hal senada. Ia setuju bila pergub itu bertujuan mengatur kualitas daging. Namun, ia berharap peraturan itu tidak menyulitkan pengusaha lapo seperti dirinya.

"Saya juga minta supaya, kalau ada aturan ini, daging jangan sampai jadi mahal. Sebab, kalau melalui pemeriksaan, bisa saja dagingnya jadi susah (diperoleh). Kalau daging susah, harganya nanti pasti mahal. Kami mau harganya tetap normal seperti sekarang," ujar Farida.

Dalam sehari, Farida membutuhkan 1 kilogram daging anjing yang dibeli dengan harga Rp 50.000. Namun, dirinya tidak membeli di pasar, tetapi dari perorangan yang memiliki rumah potong tak jauh dari deretan lapo di Cililitan tersebut.

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Serba-serbi Transjabodetabek Sawangan-Lebak Bulus
Serba-serbi Transjabodetabek Sawangan-Lebak Bulus
Megapolitan
Rusaknya Jalan I Gusti Ngurah Rai Ancam Keselamatan Pengendara
Rusaknya Jalan I Gusti Ngurah Rai Ancam Keselamatan Pengendara
Megapolitan
Jutaan Orang Indonesia Pilih Berobat ke Luar Negeri, Devisa 'Bocor' Rp 200 Triliun Tiap Tahun
Jutaan Orang Indonesia Pilih Berobat ke Luar Negeri, Devisa "Bocor" Rp 200 Triliun Tiap Tahun
Megapolitan
Usai Ada Patroli Jam Malam, Tempat Remaja Nongkrong di Beji Depok Sepi
Usai Ada Patroli Jam Malam, Tempat Remaja Nongkrong di Beji Depok Sepi
Megapolitan
Pasar Baru Riwayatmu Kini…
Pasar Baru Riwayatmu Kini…
Megapolitan
Terungkapnya Penyeludupan Cairan Obat Bius dalam Botol Skincare di Bandara Soetta
Terungkapnya Penyeludupan Cairan Obat Bius dalam Botol Skincare di Bandara Soetta
Megapolitan
Istri Makelar Judol Komdigi Borong Mobil Mewah Hasil Uang Haram
Istri Makelar Judol Komdigi Borong Mobil Mewah Hasil Uang Haram
Megapolitan
Anggota DPRD Jakarta Dorong Ada BPJS untuk Hewan Peliharaan
Anggota DPRD Jakarta Dorong Ada BPJS untuk Hewan Peliharaan
Megapolitan
Jalan Mulus Adhi Kismanto Masuk Kominfo, Tanpa SK dan Hanya Lulusan SMA
Jalan Mulus Adhi Kismanto Masuk Kominfo, Tanpa SK dan Hanya Lulusan SMA
Megapolitan
Transjabodetabek, Primadona Baru Pengguna Angkutan Umum
Transjabodetabek, Primadona Baru Pengguna Angkutan Umum
Megapolitan
Pemkot Bogor Berlakukan Jam Malam untuk Pelajar, Satpol PP dan Polisi Turun Tangan
Pemkot Bogor Berlakukan Jam Malam untuk Pelajar, Satpol PP dan Polisi Turun Tangan
Megapolitan
Kronologi Tabrakan Beruntun di Exit Tol Bekasi Barat, Bermula dari Truk Rem Blong
Kronologi Tabrakan Beruntun di Exit Tol Bekasi Barat, Bermula dari Truk Rem Blong
Megapolitan
Ganjil Genap Ditiadakan Saat Idul Adha dan Cuti Bersama 9 Juni
Ganjil Genap Ditiadakan Saat Idul Adha dan Cuti Bersama 9 Juni
Megapolitan
Tak Ada Korban Jiwa akibat Tabrakan Beruntun di Exit Tol Bekasi Barat
Tak Ada Korban Jiwa akibat Tabrakan Beruntun di Exit Tol Bekasi Barat
Megapolitan
Tabrakan Beruntun di Exit Tol Bekasi Barat Diduga karena Rem Blong
Tabrakan Beruntun di Exit Tol Bekasi Barat Diduga karena Rem Blong
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau