Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilkada Depok, Dimas-Babai Diserang Isu SARA lewat Spanduk

Kompas.com - 10/11/2015, 12:37 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com â€” Tim kampanye calon wali kota dan wakil wali kota Depok, Dimas Oky Nugroho dan Babai Suhaimi, menemukan sejumlah spanduk bermuatan isu SARA yang dinilai menyudutkan sepasang calon tersebut.

Di dalam spanduk tertulis pernyataan bahwa Dimas-Babai akan menyukseskan program "satu kelurahan satu gereja".

Babai menyatakan, timnya sudah mencabut spanduk-spanduk tersebut dan melaporkan kasus ini ke Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Depok.

Baca juga: Dukcapil Ungkap Perbedaan Warna Latar Belakang Merah dan Biru pada Foto KTP, Apa Artinya?

"Pelaporannya sudah kami lakukan kemarin, dan tembusannya juga sudah kami sampaikan ke Polres Depok," kata Babai kepada Kompas.com, Selasa (10/11/2015).

Babai sangat menyesalkan adanya tindakan tersebut. Selain menganggap merugikan pihaknya, spanduk-spanduk tersebut hanya menciptakan ketidakharmonisan di tengah masyarakat, terutama hubungan antar-umat beragama.

"Ada pihak yang berupaya ingin memprovokasi dan menciptakan permusuhan antarumat beragama. Tentu ini sangat keji," ujar dia.

Baca juga: Iran Bangkit dari Serangan AS, Langsung Hantam Bandara Ben Gurion Israel

Babai juga menilai, tulisan yang ada di dalam spanduk sangat tidak masuk akal. Sebab, kata dia, pembangunan rumah ibadah bukan program pemerintah yang penganggarannya bisa diajukan secara khusus.

Kecuali, pembangunan rumah ibadah berupa masjid agung yang biasanya banyak berlokasi di lingkungan kantor pemerintahan.

"Pemerintah tidak bisa memprogramkan membangun rumah ibadah. Tidak ada itu nomenklaturnya. Kalaupun ada anggaran daerah untuk rumah ibadah, sifatnya hibah dan tidak di satu tempat," ujar mantan anggota DPRD Kota Depok ini.

Baca juga: Hasil Voli Indonesia Vs Vietnam 3-2: Rivan Top Skor, Garuda Comeback

Menurut Babai, pembangunan rumah ibadah hanya bisa dilakukan atas usulan masyarakat. Itu pun, izinnya baru dapat diterbitkan setelah memenuhi persyaratan sesuai yang tercantum dalam surat keputusan bersama (SKB) dua menteri tahun 2006.

"Jadi, tuduhannya itu ngawur," pungkas politisi Partai Golkar ini.

Berdasarkan foto yang beredar di media sosial, spanduk yang dinilai menyerang Dimas-Babai memuat tulisan "Haleluya... Puji Tuhan... Ayo Sukseskan Satu Kelurahan Satu Gereja" dengan latar gambar Dimas-Babai dari relawan Pro DB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya
Litbang Kompas: Gen Z Paling Puas dengan Kinerja Pramono-Rano
Litbang Kompas: Gen Z Paling Puas dengan Kinerja Pramono-Rano
Megapolitan
Litbang Kompas: Rano Karno Dianggap Sosok Populer, tapi Kurang Blusukan
Litbang Kompas: Rano Karno Dianggap Sosok Populer, tapi Kurang Blusukan
Megapolitan
Litbang Kompas: Penanganan Macet dan Premanisme di Jakarta Dinilai Belum Memuaskan
Litbang Kompas: Penanganan Macet dan Premanisme di Jakarta Dinilai Belum Memuaskan
Megapolitan
Janji Pramono di HUT ke-498 DKI: Bangun Jakarta Jadi Kota Global dan Sesuai Keinginan Rakyat
Janji Pramono di HUT ke-498 DKI: Bangun Jakarta Jadi Kota Global dan Sesuai Keinginan Rakyat
Megapolitan
Litbang Kompas: 4 Bulan Pramono-Rano Pimpin Jakarta, Bagaimana Kepuasan Warga?
Litbang Kompas: 4 Bulan Pramono-Rano Pimpin Jakarta, Bagaimana Kepuasan Warga?
Megapolitan
Litbang Kompas: Rano Karno Dianggap Sosok Populer, tapi Kurang Blusukan
Litbang Kompas: Rano Karno Dianggap Sosok Populer, tapi Kurang Blusukan
Megapolitan
Litbang Kompas: Warga Kelas Bawah Puas dengan Kinerja Pramono-Rano
Litbang Kompas: Warga Kelas Bawah Puas dengan Kinerja Pramono-Rano
Megapolitan
Litbang Kompas: Pemprov DKI Dianggap Kurang Perhatikan Nasib Pekerja Seni Betawi
Litbang Kompas: Pemprov DKI Dianggap Kurang Perhatikan Nasib Pekerja Seni Betawi
Megapolitan
Survei Litbang Kompas: Penanggulangan Bencana di Jakarta Dianggap Cukup Baik
Survei Litbang Kompas: Penanggulangan Bencana di Jakarta Dianggap Cukup Baik
Megapolitan
Survei Litbang Kompas: Mayoritas Responden Tak Setuju Ondel-ondel Dipakai Ngamen
Survei Litbang Kompas: Mayoritas Responden Tak Setuju Ondel-ondel Dipakai Ngamen
Megapolitan
Survei Litbang Kompas: Wacana Jakarta Jadi Kota Berbasis Budaya Betawi, Setujukah Warga?
Survei Litbang Kompas: Wacana Jakarta Jadi Kota Berbasis Budaya Betawi, Setujukah Warga?
Megapolitan
Litbang Kompas: 4 Bulan Pramono-Rano Pimpin Jakarta, Bagaimana Kepuasan Warga?
Litbang Kompas: 4 Bulan Pramono-Rano Pimpin Jakarta, Bagaimana Kepuasan Warga?
Megapolitan
Survei Litbang Kompas: Pramono Dianggap Kurang Blusukan ke Masyarakat
Survei Litbang Kompas: Pramono Dianggap Kurang Blusukan ke Masyarakat
Megapolitan
Banjir Rob Rendam Muara Angke Malam Ini, Ketinggian Air Capai 55 Cm
Banjir Rob Rendam Muara Angke Malam Ini, Ketinggian Air Capai 55 Cm
Megapolitan
Meriahnya Perayaan Malam Puncak HUT Jakarta di Lapangan Banteng
Meriahnya Perayaan Malam Puncak HUT Jakarta di Lapangan Banteng
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kota Chengdu di China Tugaskan Robot Polisi Patroli di Jalanan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau