Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Setengah Hati Maju lewat Jalur Independen

Kompas.com - 08/03/2016, 09:08 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok telah memutuskan maju melalui jalur independen pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

Keputusan itu diambil setelah dirinya menerima kedatangan para relawan pendukungnya, komunitas "Teman Ahok", di kediamannya di Pantai Mutiara, Jakarta Utara, Minggu (6/3/2016) malam.

Namun, tidak ada gerak-gerik yang menunjukkan Ahok mantap melaju melalui jalur independen. Dia justru menunjukkan raut muka pasrah. Pernyataan-pernyataan yang diucapkannya pun menunjukkan bahwa ia sebenarnya masih ingin menunggu keputusan partai politik.

Saat ini Ahok memang tidak menjadi anggota partai politik mana pun. Namun, selama ini Ahok tak jarang menyebut adanya dukungan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Kedekatannya dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan beberapa petinggi partai itu membuat Ahok yakin akan mendapat dukungan dari partai berlambang banteng moncong putih tersebut.

PDI-P memiliki 28 kursi di DPRD DKI Jakarta. Dengan jumlah kursi sebanyak itu, PDI-P dapat mengajukan nama calon gubernur dan wakil gubernur sendiri, tanpa berkoalisi dengan partai lain.

Untuk dapat mengajukan calon gubernur dan wakil gubernur di DKI Jakarta, partai politik harus memiliki minimal 22 kursi.

Hanya saja, hingga kini, PDI-P belum menyatakan sikap resmi mereka terkait Pilkada DKI 2017.

Di sisi lain, Teman Ahok tak bisa menunggu lama kepastian PDI-P yang akan mendukung, mengusung, atau tidak mendukung Ahok sama sekali.

"Saya ngerti juga PDI-P ada proses, ada rapat segala macam. Tapi mereka (Teman Ahok) bilang, kami tidak bisa," kata Ahok di Balai Kota, Senin (7/3/2016).

Waktu Teman Ahok untuk memenuhi persyaratan Ahok pun terbilang mepet. Ahok menargetkan seluruh persyaratan independen rampung bulan Juni, termasuk mencetak formulir dukungan calon independen yang tercantum nama calon wakil gubernur (sebelumnya tidak ada nama calon wakil gubernur).

Kemudian Ahok meminta Teman Ahok memverifikasi ulang nama calon wakil gubernur kepada 700.000 warga yang sudah memberi fotokopi KTP kepada Teman Ahok. Tak hanya itu, Teman Ahok juga masih memiliki tugas untuk mengumpulkan hingga satu juta fotokopi KTP.

"Ada kemungkinan PDI-P marah sama saya, tahu-tahu anak-anak (Teman Ahok) ini tidak bisa mengumpulkan (persyaratan), terus ada oknum KPU (Komisi Pemilihan Umum) DKI tidak profesional, dan dia batalin dukungan semua. Makanya saya bilang, kalian (Teman Ahok) sadar tidak risikonya ini? Risikonya, saya tidak bisa nyalon (gubernur) dan jabatan saya selesai Oktober 2017," kata Ahok.

Ahok minta Djarot, Teman Ahok putuskan Heru

Salah satu cara Ahok mendapat dukungan dari PDI-P adalah dengan kembali menggaet Djarot Saiful Hidayat sebagai wakil gubernur dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Hingga saat ini, Djarot masih tercatat sebagai kader aktif PDI-P. Ahok pun menunggu izin resmi PDI-P untuk kembali berpasangan dengan Djarot.

Hal ini juga dibicarakan Ahok kepada Teman Ahok pada Minggu malam lalu. Ahok mengajukan nama Djarot. Namun, Teman Ahok meragukannya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Kisah Topik, Kusir Delman Betawi yang Tetap Bertahan di Tengah Sepinya Penumpang
Kisah Topik, Kusir Delman Betawi yang Tetap Bertahan di Tengah Sepinya Penumpang
Megapolitan
Tol Jakarta-Tangerang Banjir Imbas Luapan Kali Sabi
Tol Jakarta-Tangerang Banjir Imbas Luapan Kali Sabi
Megapolitan
7 RT di Tangerang Terendam Banjir Usai Hujan Deras, 280 KK Terdampak
7 RT di Tangerang Terendam Banjir Usai Hujan Deras, 280 KK Terdampak
Megapolitan
Mobil Pikap Terguling Akibat Pecah Ban, Lele Berserakan di Tol Japek
Mobil Pikap Terguling Akibat Pecah Ban, Lele Berserakan di Tol Japek
Megapolitan
Pemilik Tak Masalah Pejaten Shelter Ditutup: Saya Lepaskan Semua Hewan, Gimana?
Pemilik Tak Masalah Pejaten Shelter Ditutup: Saya Lepaskan Semua Hewan, Gimana?
Megapolitan
Delman Betawi, Kereta Kuda yang Tak Lekang Waktu di Setu Babakan
Delman Betawi, Kereta Kuda yang Tak Lekang Waktu di Setu Babakan
Megapolitan
Buku 'Kesaksian 23 Wartawan Kompas', Tugas Wartawan Beda dengan Netizen
Buku "Kesaksian 23 Wartawan Kompas", Tugas Wartawan Beda dengan Netizen
Megapolitan
Semarak Festival Ondel-Ondel di TMII: Sajian Budaya Betawi di Liburan Akhir Pekan
Semarak Festival Ondel-Ondel di TMII: Sajian Budaya Betawi di Liburan Akhir Pekan
Megapolitan
Polri Punya 25 Robot Canggih, Gantikan Tugas Polisi?
Polri Punya 25 Robot Canggih, Gantikan Tugas Polisi?
Megapolitan
Pejaten Animal Shelter Minta Maaf Buat Gaduh Soal Babi Hutan Lepas
Pejaten Animal Shelter Minta Maaf Buat Gaduh Soal Babi Hutan Lepas
Megapolitan
Jalur Naik Turun Penumpang di Stasiun Tanah Abang Diubah Mulai Besok, Simak Detailnya
Jalur Naik Turun Penumpang di Stasiun Tanah Abang Diubah Mulai Besok, Simak Detailnya
Megapolitan
Kronologi Tawuran yang Tewaskan Pemuda Bekasi, Korban Diserang 5 Orang
Kronologi Tawuran yang Tewaskan Pemuda Bekasi, Korban Diserang 5 Orang
Megapolitan
Ada HUT ke-79 Bhayangkara di Monas Selasa Besok, Masyarakat Hindari Jalur Ini
Ada HUT ke-79 Bhayangkara di Monas Selasa Besok, Masyarakat Hindari Jalur Ini
Megapolitan
Menikmati Sarapan di Setu Babakan: Perut Kenyang, Mata Dimanja Pemandangan
Menikmati Sarapan di Setu Babakan: Perut Kenyang, Mata Dimanja Pemandangan
Megapolitan
Megawati hingga Jokowi Diundang ke HUT ke-79 Bhayangkara Selasa Besok
Megawati hingga Jokowi Diundang ke HUT ke-79 Bhayangkara Selasa Besok
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau