Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesedihan Bos Go-Jek dan Untung Besar Uber

Kompas.com - 23/03/2016, 07:32 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com â€” Unjuk rasa yang diwarnai aksi anarkistis oleh sopir taksi, bajaj, dan angkutan kota KWK, Selasa (22/3/2016), menimbulkan banyak korban luka dan kendaraan rusak, termasuk terhadap sopir taksi, sopir bus, serta driver Go-Jek dan Grab Bike.

Aksi saling serang sempat terjadi antara sopir angkutan umum dan pengemudi ojek berbasis aplikasi. Namun, aparat kepolisian berhasil meredakannya.

CEO Go-Jek Nadiem Makarim merespons peristiwa tersebut dengan memberikan imbauan kepada para driver. Nadiem mengaku prihatin dengan para korban, dan meminta semua pengemudi Go-Jek tidak terlibat dalam unjuk rasa, apalagi sampai melakukan aksi anarkistis.

Baca juga: 10 Sekolah Kedinasan Sepi Peminat, Bisa Kuliah Gratis dan Lulus Jadi CPNS

"Saya pun sedih melihat rekan kami menjadi korban kekerasan ini, tetapi tolong diingat, kekerasan tidak akan menguntungkan siapa pun dan hanya akan merugikan diri kita sendiri dan keluarga," demikian pesan Nadiem melalui keterangan tertulis, Selasa (22/3/2016).

Nadiem tidak percaya, unjuk rasa tersebut mempermasalahkan regulasi yang dilanggar perusahaan penyedia jasa transportasi online atau berbasis aplikasi. Menurut dia, ini semua hanya masalah kompetisi.

"Susah juga bilang soal regulasi karena semuanya sudah badan hukum. Semuanya sudah bayar pajak. Menurut saya, ini masalah kompetisi. Sebenarnya, unsur (permasalahan) soal kompetisi," kata Nadiem.

Baca juga: SBY Sebut Masa Depan Dunia Ditentukan 5 Orang Kuat: Netanyahu, Khamenei, Trump, Putin, Xi Jinping

Terkait dengan aksi unjuk rasa tersebut, dia mengancam bahwa para driver yang ikut melakukan kekerasan akan diserahkan kepada kepolisian dan putus hubungan kemitraan dengan Go-Jek. Menurut dia, keberadaan perusahaan penyedia jasa transportasi online, seperti Go-Jek, memungkinkan tukang ojek mendapat penghasilan yang kena pajak.

"Siapa pun yang inisiasi, apa pun bentuk kekerasannya, akan kami lapor ke polisi, termasuk yang (demo) tadi, kami akan memfasilitasi polisi," kata Nadiem.

Uber panen rezeki

Jika tuntutannya adalah menolak angkutan berpelat hitam yang berbasis aplikasi, maka tidak tepat jika sopir angkutan umum yang berunjuk rasa menumpahkan kekesalannya kepada ojek berbasis aplikasi.

Baca juga: Kenapa Sopir Truk Demo Tolak Aturan ODOL di Berbagai Daerah?

Adapun yang ditolak para sopir angkutan umum adalah Uber, yang menggunakan pelat hitam sehingga sangat menyerupai mobil pribadi.

Namun, siapa sangka, pengemudi Uber justru meraup untung besar saat sopir angkutan umum berunjuk rasa kemarin.

"Permintaan hari ini sangat tinggi hingga harga ramai terjadi sampai perkalian 5 di daerah tertentu. Selain itu, jangan lupa bahwa khusus di hari ini, Anda bisa mendapatkan Rp 50.000 per jam online. Lihat ketentuannya di t.uber.com/insentifJKT. Tetap berhati-hati di jalan dan mengemudi dengan aman. Uber ON!" Begitu bunyi SMS yang diberikan manajemen Uber kepada para driver-nya, Selasa (22/3/2016).

Baca juga: Profil Kakek Al Ghazali, Harjono Sigit yang Mantan Rektor ITS dan Arsitek Pasar Atom

Bahkan, driver Uber juga diberikan bonus dua kali lipat dari biasanya.

"UBER: Mengantisipasi banyaknya permintaan hari ini, semua biaya perjalanan Anda kami bayarkan 2xlipat. Khusus hari ini sampai pukul 00.00."

Untuk mengantisipasi jebakan yang bisa membahayakan, manajemen Uber meminta para pengemudinya menghindari titik-titik lokasi unjuk rasa sopir angkutan umum.

"Tetap berhati-hati dan hindari daerah Kemenkominfo, Parkir Timur Senayan sampai DPR RI, Thamrin, Sudirman dan Gatot Subroto."

Kompas TV Ojek "Online" Dilarang Dekati Lokasi Demo
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
Polisi Dalami Penyebab Truk Tabrak Separator di Gatot Subroto
Polisi Dalami Penyebab Truk Tabrak Separator di Gatot Subroto
Megapolitan
KAI Bakal Tempuh Jalur Hukum Imbas Truk Tertemper KRL di Tanah Tinggi
KAI Bakal Tempuh Jalur Hukum Imbas Truk Tertemper KRL di Tanah Tinggi
Megapolitan
2 Tahun Bangku dan Rolling Door Terminal Tanjung Priok Rusak, Penumpang Tak Nyaman
2 Tahun Bangku dan Rolling Door Terminal Tanjung Priok Rusak, Penumpang Tak Nyaman
Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pemilik Mobil Calya Terobos Dua Gerbang Tol Tanpa Bayar
Polisi Kantongi Identitas Pemilik Mobil Calya Terobos Dua Gerbang Tol Tanpa Bayar
Megapolitan
KRL Tangerang Sempat Gangguan akibat Tabrak Truk, Penumpang Dievakuasi
KRL Tangerang Sempat Gangguan akibat Tabrak Truk, Penumpang Dievakuasi
Megapolitan
Dishub Sisir Ranjau Paku di Gatot Subroto, tapi Hasilnya Nihil
Dishub Sisir Ranjau Paku di Gatot Subroto, tapi Hasilnya Nihil
Megapolitan
Puncak Perayaan HUT Jakarta ke-498 Digelar di Lapangan Banteng, Ini Alasannya
Puncak Perayaan HUT Jakarta ke-498 Digelar di Lapangan Banteng, Ini Alasannya
Megapolitan
KRL Tabrak Truk di Tanah Tinggi, Masinis Ikut Terluka
KRL Tabrak Truk di Tanah Tinggi, Masinis Ikut Terluka
Megapolitan
Rumahnya Digusur, Warga Kampung Gabus Minta Tolong Dedi Mulyadi
Rumahnya Digusur, Warga Kampung Gabus Minta Tolong Dedi Mulyadi
Megapolitan
Kendaraan Roda 3 Hangus Terbakar di Cileungsi, Kerugian Rp 10 Juta
Kendaraan Roda 3 Hangus Terbakar di Cileungsi, Kerugian Rp 10 Juta
Megapolitan
Ruang Tunggu Terminal Tanjung Priok Baru 2 Tahun Dibangun, tapi Banyak Fasilitas Rusak
Ruang Tunggu Terminal Tanjung Priok Baru 2 Tahun Dibangun, tapi Banyak Fasilitas Rusak
Megapolitan
Pemprov Jakarta Resmi Berikan Diskon Pajak untuk Hotel dan Restoran
Pemprov Jakarta Resmi Berikan Diskon Pajak untuk Hotel dan Restoran
Megapolitan
Coach Justin Merasa Difitnah, Tuding Ada yang Setir Akun Medsos
Coach Justin Merasa Difitnah, Tuding Ada yang Setir Akun Medsos
Megapolitan
Rano Karno: Gubernur-Wagub dari PDI-P, Wajib Bulan Bung Karno Digelar di Jakarta
Rano Karno: Gubernur-Wagub dari PDI-P, Wajib Bulan Bung Karno Digelar di Jakarta
Megapolitan
Kendaraan Roda 3 Terbakar Usai Isi Bensin di Cileungsi
Kendaraan Roda 3 Terbakar Usai Isi Bensin di Cileungsi
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau