Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kata Ahok soal Transaksi Pembayaran Lahan Sumber Waras Dianggap Tak Lazim

Kompas.com - 15/04/2016, 15:55 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAs.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyebut waktu transaksi pembayaran untuk pengadaan barang dan jasa boleh dilakukan sampai pukul 24.00.

Pernyataan itu disampaikannya menanggapi pernyataan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang mengatakan ada waktu transaksi tak lazim saat proses pembayaran lahan dari Pemprov DKI ke Yayasan Sumber Waras.

Waktu transaksi tak lazim itu ialah pembayaran melalui unit persediaan (UP) dan dilakukan pada 31 Desember pukul 19.00 atau lewat dari jam kerja. (Baca: Ini Awal Kecurigaan BPK terhadap Pembelian Lahan Sumber Waras)

Baca juga: Link Live Streaming Timnas Indonesia vs China, Kick-Off 20.45 WIB

"Sekarang kalau kamu boleh bayar sampai tanggal 31 malam pukul 24.00 WIB, dan kamu mau bayar pakai cara apa kalau buru-buru," kata Ahok di Balai Kota, Jumat (15/4/2016).

Meski menilai tak ada yang salah dari waktu transaksi pembayaran, Ahok menegaskan bahwa ia tidak tahu-menahu dan tidak memerintahkan jajarannya untuk membayar lahan pembelian Rumah Sakit Sumber Waras pada 31 Desember 2014 pukul 19.00.

Sebab, Ahok menyatakan bahwa ia tidak tahu-menahu soal teknis pembayaran. Ia pun meminta agar para wartawan mengonfirmasi hal itu ke Dinas Kesehatan.

Baca juga: Jawaban Letkol Teddy soal Isu Pencopotan Kapolri: Baru Saja Menghadap Pak Presiden...

"Teknisnya mesti tanya sama mereka ya, salahnya di mana? Masa saya harus ngurusin teknis bayar-bayar, gila apa," ujar Ahok.

Ahok kembali menegaskan bahwa ia tidak mau lagi membahas ataupun berdebat dengan BPK. Saat ini, ia mengaku lebih memilih menyerahkan semuanya kepada hasil penyelidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Kita tidak usah ngomong itu lagi, panjang di media. Tidak lazim dengan kerugian negara itu beda, itu saja. Tidak usah bangun opini terus-terus. Nanti kita jadi ribut. Jadi, diamin saja. Kita lihat saja," kata Ahok.

Baca juga: Live Hasil Indonesia Vs China: Gol Penalti Ole Romeny, Garuda Unggul 1-0!

Sebelumnya, Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Internasional BPK Yudi Ramdan Budiman mengatakan, transaksi melalui UP biasanya dilakukan untuk transaksi dengan nilai transaksi kecil.

"Sudah nilai besar, lalu melalui UP dan transaksi dilakukan pukul 07.00 malam yang sudah lewat dari jam kerja. Auditor di seluruh dunia pasti mengkritik, ini ada apa, transaksi apa, tetapi bisa salah bisa benar, kalau ada buktinya tidak masalah," kata Yudi di Gedung BPK, Kamis (14/4/2016).

Kompas TV Ahok Jalani Pemeriksaan Lebih dari 7 Jam
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Putusan MK Soal Sekolah Swasta Gratis, Pramono: Jakarta Sudah Uji Coba
Putusan MK Soal Sekolah Swasta Gratis, Pramono: Jakarta Sudah Uji Coba
Megapolitan
Pemkot Tangerang Buka Pelatihan Gratis untuk 1.000 Wirausaha, Simak Syaratnya
Pemkot Tangerang Buka Pelatihan Gratis untuk 1.000 Wirausaha, Simak Syaratnya
Megapolitan
KPK Awasi Hibah Pemprov Jakarta untuk Instansi di Pemerintah Pusat
KPK Awasi Hibah Pemprov Jakarta untuk Instansi di Pemerintah Pusat
Megapolitan
Anggota Ormas Peras Sopir Truk di Tangerang, Pakai Kaleng Biskuit untuk Kumpulkan Uang
Anggota Ormas Peras Sopir Truk di Tangerang, Pakai Kaleng Biskuit untuk Kumpulkan Uang
Megapolitan
Takbiran dan Sorak Sorai Suporter Timnas Indonesia Warnai Malam di GBK
Takbiran dan Sorak Sorai Suporter Timnas Indonesia Warnai Malam di GBK
Megapolitan
Otak Pembobolan Rekening Taspen Masih Buron, Diduga Berada di Kamboja
Otak Pembobolan Rekening Taspen Masih Buron, Diduga Berada di Kamboja
Megapolitan
Peras Sopir Truk, 7 Anggota Ormas di Tangerang Ditangkap
Peras Sopir Truk, 7 Anggota Ormas di Tangerang Ditangkap
Megapolitan
Pramono Prediksi Indonesia Menang 2-1 Lawan China
Pramono Prediksi Indonesia Menang 2-1 Lawan China
Megapolitan
Demo SMAN 9 Tambun Selatan Berujung Kepsek Dinonaktifkan, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Demo SMAN 9 Tambun Selatan Berujung Kepsek Dinonaktifkan, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Megapolitan
Rano Karno Kurban di Blitar, Sekalian Ziarah ke Makam Bung Karno
Rano Karno Kurban di Blitar, Sekalian Ziarah ke Makam Bung Karno
Megapolitan
Kenapa Instalasi Countdown 5 Abad Jakarta Dipasang Padahal Masih 2 Tahun Lagi?
Kenapa Instalasi Countdown 5 Abad Jakarta Dipasang Padahal Masih 2 Tahun Lagi?
Megapolitan
Ketua Ormas “Jagoan Kampung” Bekasi Kuasai 3 Lahan Parkir, Raup Rp 10 Juta
Ketua Ormas “Jagoan Kampung” Bekasi Kuasai 3 Lahan Parkir, Raup Rp 10 Juta
Megapolitan
Calo Berkeliaran di GBK, Tiket Indonesia vs China Rp 300.000 Dijual Rp 1,2 Juta
Calo Berkeliaran di GBK, Tiket Indonesia vs China Rp 300.000 Dijual Rp 1,2 Juta
Megapolitan
Viral Video Mobil BMW M4 Adu Cepat dengan Whoosh di Tol MBZ
Viral Video Mobil BMW M4 Adu Cepat dengan Whoosh di Tol MBZ
Megapolitan
Mengaku dari Taspen, Penipu Bobol Rekening Pensiunan Rp 304 Juta
Mengaku dari Taspen, Penipu Bobol Rekening Pensiunan Rp 304 Juta
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Soroti Kinerja Kapolri, Prabowo: Profesional Bukan Hanya Digaji Baru Kerja
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau