Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Danu Wira Curhat ke Sanusi Saat Dinas Tata Air Tak Bayar Proyek Pompa

Kompas.com - 31/10/2016, 15:15 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur PT Wirabayu Pratama, Danu Wira, mengaku dirinya mengadu kepada Mohamad Sanusi setelah proyek pengadaan pompa yang dikerjakan perusahaannya tahun 2012 tidak dibayar oleh Dinas Tata Air Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Danu Wira mengatakan, dirinya merupakan teman Sanusi dan kebetulan Sanusi pada saat itu merupakan anggota DPRD DKI dari Partai Gerindra.

"Saya tanya ke Sanusi bagaimana prosedurnya agar dibayar. Saya kan tahunya DPRD itu wakil kita, maka saya tanya," kata Danu saat menjadi saksi kasus pencucian uang dengan terdakwa Sanusi di Pengadilan Tipikor, Jalan Bungur Besar Raya, Senin (31/10/2016).

Baca juga: Saat Gibran Menolak Permintaan Titiek Soeharto...

Danu mengaku tidak tahu bahwa Sanusi berada di Komisi D DPRD DKI yang bermitra dengan Dinas Tata Air. Setelah bertanya seperti itu, kata Danu, Sanusi menyarankan dia untuk mengirim surat secara resmi ke DPRD DKI.

Kepala Dinas Tata Air DKI, Teguh Hendarwan, pada sidang yang sama sebelumnya mengatakan bahwa dia ditelepon oleh Sanusi untuk mempercepat proses pembayaran proyek pengadaan pompa yang dikerjakan perusahaan temannya itu.

Namun Danu membantah telah meminta Sanusi untuk menelpon Teguh. Danu mengaku hanya bertanya saja kepada Sanusi.

Baca juga: Sesumbar Roy Suryo soal Ijazah Palsu, Kubu Jokowi Anggap Tak Buktikan Apa-apa

"Kalau Pak Sanusi berbaik hati telepon Pak Teguh, saya enggak tahu. Saya hanya tanya normatif saja," kata Danu.

PT Wirabayu Pratama merupakan perusahaan rekanan Dinas Tata Air DKI. Kepala Dinas Tata Air DKI Teguh Hendarwan mengatakan, dia memang belum membayar perusahaan Danu untuk proyek pengadaan pompa itu.

Alasanya, sebelum pembayaran dilakukan, Teguh mengecek ke lapangan untuk menyesuaikan spek pompa yang disepakati dengan yang dipasang perusahaan itu di lapangan. Setelah pemeriksaan lapangan, Teguh menyimpulkan bahwa pompa yang diadakan PT Wirabayu Pratama tidak layak sehingga pihaknya menolak membayar proyek itu.

Baca juga: Roy Suryo Yakin Ijazah Jokowi 99,9 Persen Palsu, Bawa Bukti ke Bareskrim

Nama Danu Wira sudah muncul berkali-kali dalam sidang kasus Sanusi. Danu membayar sejumlah properti untuk Sanusi dalam jumlah besar.

Sanusi sendiri didakwa melakukan tindak pidana pencucian uang. Dia diduga melakukan pencucian uang dengan membeli lahan, bangunan, dan kendaraan bermotor.

Salah satu sumber pendapatan terbesar Sanusi dalam kasus pencucian uang adalah dari perusahaan rekanan Dinas Tata Air Provinsi DKI Jakarta. Jumlah dana yang diduga merupakan hasil tindak pidana pencucian uang Sanusi mencapai Rp 45 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
Mayat Kerap Muncul di Ciliwung Usai Banjir, Warga Rawajati: Agenda Tahunan
Mayat Kerap Muncul di Ciliwung Usai Banjir, Warga Rawajati: Agenda Tahunan
Megapolitan
Fakta-fakta Temuan Mayat Tanpa Kepala di Kali Ciliwung
Fakta-fakta Temuan Mayat Tanpa Kepala di Kali Ciliwung
Megapolitan
Cara Pramono Tahan Godaan Korupsi: Ingat Wajah Cucu
Cara Pramono Tahan Godaan Korupsi: Ingat Wajah Cucu
Megapolitan
Sepi Pembeli, Puluhan Toko di Pasar Ular Tanjung Priok Tutup
Sepi Pembeli, Puluhan Toko di Pasar Ular Tanjung Priok Tutup
Megapolitan
Motor 4 Tahun Parkir di Stasiun Tambun, Tagihannya Tembus Rp 21,9 Juta
Motor 4 Tahun Parkir di Stasiun Tambun, Tagihannya Tembus Rp 21,9 Juta
Megapolitan
Kronologi Wanita Lompat dari Apartemen Kalibata Gara-gara ODGJ
Kronologi Wanita Lompat dari Apartemen Kalibata Gara-gara ODGJ
Megapolitan
3 Pengedar Narkoba di Tangerang Ditangkap, Berawal dari Transaksi Mencurigakan
3 Pengedar Narkoba di Tangerang Ditangkap, Berawal dari Transaksi Mencurigakan
Megapolitan
Waspada Potensi Tanah Longsor di Jaksel dan Jaktim pada Juli 2025
Waspada Potensi Tanah Longsor di Jaksel dan Jaktim pada Juli 2025
Megapolitan
Pramono: Godaan Korupsi Itu Dekat, Ada di Mana-mana
Pramono: Godaan Korupsi Itu Dekat, Ada di Mana-mana
Megapolitan
WN Afghanistan yang Masuk Kamar Wanita di Apartemen Kalibata Adalah Pasien RSJ Serpong
WN Afghanistan yang Masuk Kamar Wanita di Apartemen Kalibata Adalah Pasien RSJ Serpong
Megapolitan
Terkendala Permukiman Padat, Pengerukan Anak Kali Krukut Dilakukan secara Manual
Terkendala Permukiman Padat, Pengerukan Anak Kali Krukut Dilakukan secara Manual
Megapolitan
WNA ODGJ yang Masuk Kamar Wanita di Apartemen Kalibata Terus Berteriak
WNA ODGJ yang Masuk Kamar Wanita di Apartemen Kalibata Terus Berteriak
Megapolitan
Kisah Mirza, Haji di Usia Remaja: Gantikan Penantian 12 Tahun Sang Ayah yang Wafat
Kisah Mirza, Haji di Usia Remaja: Gantikan Penantian 12 Tahun Sang Ayah yang Wafat
Megapolitan
Ratusan Hewan Penular Rabies di Jakbar Disuntik Vaksin
Ratusan Hewan Penular Rabies di Jakbar Disuntik Vaksin
Megapolitan
Melihat Aktivitas Sekolah Rakyat di Jakarta dari Dekat...
Melihat Aktivitas Sekolah Rakyat di Jakarta dari Dekat...
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau