Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Pihak Kelurahan Johar Baru soal Isu Pemecatan PHL

Kompas.com - 17/01/2017, 18:52 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasie Ekonomi Pembangunan dan Kebersihan Lingkungan Hidup Kelurahan Johar Baru Partahian Sinaga membantah pihaknya telah memecat belasan pekerja harian lepas (PHL) di Kelurahan Johar Baru.

Menurut Partahian, para PHL itu tidak lolos seleksi untuk menjadi pekerja penanganan prasaranan dan saranan umum (PPSU).

Pria yang akrab disapa Ian itu mengatakan, saat ini tak ada lagi PHL di tingkat kelurahan. Oleh karena itu, PHL di kelurahan dilebur dengan PPSU.

(Baca juga: Dipecat Tanpa Penjelasan Setelah 20 Tahun Jadi PHL...)

Sementara itu, untuk menjadi PPSU, perlu melalui seleksi. Para mantan PHL yang mengaku dipecat itu, kata Ian, mengikuti seleksi PPSU pada akhir 2016 lalu.

Proses seleksi mulai tanggal 28 November 2016 hingga 28 Desember 2016. "Pelamar dulu sekitar 240-an orang dan hanya diterima 70 orang," kata Ian kepada Kompas.com di Kelurahan Johar Baru, Jakarta Pusat, Selasa (17/1/2017).

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Menurut dia, pihak Kelurahan Johar Baru tidak melakukan seleksi sendiri. Seleksi itu dilakukan oleh Pejabat Pengadaan Barang Jasa (PBJ), Wasingthon Sahala Siagian, yang lebih dulu ditunjuk.

Penunjukkan ini sesuai dengan Pergub DKI Jakarta Nomor 212 Tahun 2016 Tentang Pedoman Pengelolaaan Penyediaan Jasa Lainnya Orang Perorangan.

Penunjukan Wasingthon lantaran dianggap berkompetensi dan memiliki sertifikat khusus. Wasingthon juga bekerja di Suku Dinas Tenaga Kerja Pemerintah Kota Jakarta Pusat.

Tim PPBJ itu memiliki 10 orang untuk membantu proses seleksi. Ian mengatakan, pihak Kelurahan Johar Baru tak ikut campur dalam mekanisme penyeleksian.

Sesuai dengan pergub soal pengadaan barang dan jasa itu, diperlukan sejumlah tahap seleksi yang harus dilalui, seperti seleksi administrasi, kompetensi, dan kemampuan fisik.

"Nah Pak Joko Harianto itu tidak lolos seleksi tulis (kompetensi)," ujar Ian.

Sebelumnya, sejumlah petugas harian lepas (PHL) dari Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, mengadu kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono, di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (17/1/2017).

Belasan petugas yang mengenakan seragam oranye ini mengadu karena tak lagi diperpanjang kontraknya.

(Baca juga: Dinas Kebersihan DKI Undang PHL yang Mengadu ke Sumarsono)

Kompas TV Pekerja TPST Dialihkan Jadi PHL Dinas Kebersihan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
Kelakar Rano Karno Minta Dipanggil Gubernur Saat Pramono Dinas ke Amerika
Kelakar Rano Karno Minta Dipanggil Gubernur Saat Pramono Dinas ke Amerika
Megapolitan
Ibu Kehilangan Bayi Usai Diabaikan RS di Kuningan Jabar, Ngadu ke Hotman Paris
Ibu Kehilangan Bayi Usai Diabaikan RS di Kuningan Jabar, Ngadu ke Hotman Paris
Megapolitan
IHCBS 2025, 'Amunisi' Siapkan SDM Indonesia untuk Perubahan Global
IHCBS 2025, "Amunisi" Siapkan SDM Indonesia untuk Perubahan Global
Megapolitan
Aksi Satpam Duel dengan Penjambret Uang Ratusan Juta di Depok, Baju Sampai Sobek
Aksi Satpam Duel dengan Penjambret Uang Ratusan Juta di Depok, Baju Sampai Sobek
Megapolitan
Mobil Pikap ODOL Ugal-ugalan Dikejar Polisi, ternyata Bawa Motor Bodong
Mobil Pikap ODOL Ugal-ugalan Dikejar Polisi, ternyata Bawa Motor Bodong
Megapolitan
Wartawan Gadungan Peras Sejoli, Korban Diikuti dari Hotel ke Kantor
Wartawan Gadungan Peras Sejoli, Korban Diikuti dari Hotel ke Kantor
Megapolitan
PRJ 2025 Sampai Kapan? Jangan Ketinggalan Agenda dan Konser Terakhirnya
PRJ 2025 Sampai Kapan? Jangan Ketinggalan Agenda dan Konser Terakhirnya
Megapolitan
10.000 Data Konsumen Ninja Xpress Bocor, Pelaku Dibayar Rp 2.500 per Identitas
10.000 Data Konsumen Ninja Xpress Bocor, Pelaku Dibayar Rp 2.500 per Identitas
Megapolitan
Kondisi Jonathan Frizzy Lemah Saat Diserahkan ke Kejari Kota Tangerang
Kondisi Jonathan Frizzy Lemah Saat Diserahkan ke Kejari Kota Tangerang
Megapolitan
Ada Kemajuan Kasus Tudingan Ijazah Palsu, Jokowi Ingin Nama Baik Dipulihkan
Ada Kemajuan Kasus Tudingan Ijazah Palsu, Jokowi Ingin Nama Baik Dipulihkan
Megapolitan
Kasus Tudingan Ijazah Palsu Naik Penyidikan, Ini Kata Pengacara Jokowi
Kasus Tudingan Ijazah Palsu Naik Penyidikan, Ini Kata Pengacara Jokowi
Megapolitan
Kebakaran di Rusun Klender Jaktim, Satu Lansia Meninggal
Kebakaran di Rusun Klender Jaktim, Satu Lansia Meninggal
Megapolitan
Bukan Ulah Hacker, Ini Sosok di Balik Pencurian Data Konsumen Ninja Xpress
Bukan Ulah Hacker, Ini Sosok di Balik Pencurian Data Konsumen Ninja Xpress
Megapolitan
Menanti Janji Polisi Kuak Misteri Kematian Diplomat Kemlu dalam Sepekan
Menanti Janji Polisi Kuak Misteri Kematian Diplomat Kemlu dalam Sepekan
Megapolitan
KRL Baru Dilempar Batu di Bogor, Rangkaian Tak Bisa Dipakai 3 Hari
KRL Baru Dilempar Batu di Bogor, Rangkaian Tak Bisa Dipakai 3 Hari
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau