Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Ketua Tim Sinkronisasi Anies-Sandiaga, Ini Alasan Sudirman Said

Kompas.com - 11/05/2017, 11:54 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, angkat bicara soal penujukannya sebagai ketua tim sinkronisasi Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Tim sinkronisasi merupakan satu dari tiga tim yang akan membantu Anies-Sandi sebelum resmi menjabat di DKI Jakarta, Oktober 2017 mendatang.

Sudirman mengaku tawaran itu disampaikan secara langsung oleh Anies dan Sandiaga.

Ia pun mengungkapkan alasan dirinya menerima tawaran tersebut.  Sudirman menilai membantu Anies-Sandiaga dalam menyiapkan pemerintahan yang baru merupakan sebuah tantangan untuknya.

"Sejak dulu saya tidak pernah menolak tugas melayani masyarakat. Membantu Gubernur dan Wagub terpilih menyiapkan pelaksanaan tugas merupakan tantangan baru, sekaligus suatu kehormatan," ujar Sudirman saat dihubungi Kompas.com, Kamis (11/5/2017).

Sudirman menjelaskan, tim sinkronisasi merupakan pekerjaan teknis untuk menjaga agar program-program Anies-Sandiaga dapat diintegrasikan dalam Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) DKI 2019 dan RPJMD 2017-2022.

"Tapi dalam mendorong proses sinkronisasi, siapa tahu bisa menjadi jembatan dari berbagai pihak yang 'terpaksa' harus berbeda pandangan karena proses politik kemarin," ujar Sudirman.

"Saatnya semua potensi dikonsolidasikan kembali demi kemaslahatan seluruh warga," tambah dia.

Selain Sudirman Said, ada tujuh orang lainnya merupakan kumpulan praktisi, akademisi, dan juga mantan birokrat di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang masuk ke dalam tim sinkronisasi.

Mereka adalah Edriana Noerdin, Eko Prasojo, Fadjar Pandjaitan, Rikrik Rizkiyana, Marco Kusumawijaya, Mohammad Hanief Arie Setianto, dan Untoro Hariadi.

Baca juga: Sandiaga Belum Bisa Jelaskan Tugas Kerja Tim Sinkronisasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Sederet Artis Musisi Akan ke Bundaran HI Minggu Pagi, Ada Apa?
Sederet Artis Musisi Akan ke Bundaran HI Minggu Pagi, Ada Apa?
Megapolitan
Pembantu Prabowo Dituding Gagal Terjemahkan Keinginan Presiden soal ODOL
Pembantu Prabowo Dituding Gagal Terjemahkan Keinginan Presiden soal ODOL
Megapolitan
Jadi Korban TPPO, Remaja Asal Lampung Dipaksa Layani 3 Pria
Jadi Korban TPPO, Remaja Asal Lampung Dipaksa Layani 3 Pria
Megapolitan
326 Orang Melamar Jadi PPSU Cipayung, Kuota Hanya 6
326 Orang Melamar Jadi PPSU Cipayung, Kuota Hanya 6
Megapolitan
Pura-pura Cinta Berujung Penipuan, Begini Tips Hindari Love Scamming
Pura-pura Cinta Berujung Penipuan, Begini Tips Hindari Love Scamming
Megapolitan
Perusahaan Angkutan Barang yang Terapkan ODOL Bakal Dapat Insentif
Perusahaan Angkutan Barang yang Terapkan ODOL Bakal Dapat Insentif
Megapolitan
Mayat Wanita Tanpa Busana yang Ditemukan di Sungai Citarum Bekasi Diotopsi
Mayat Wanita Tanpa Busana yang Ditemukan di Sungai Citarum Bekasi Diotopsi
Megapolitan
21 Olahraga Terkena Pajak Hiburan di Jakarta, Mengapa Golf Tidak?
21 Olahraga Terkena Pajak Hiburan di Jakarta, Mengapa Golf Tidak?
Megapolitan
Siap-siap, Tarif Sewa Lapangan Futsal dan Mini Soccer di Jakarta Bisa Naik
Siap-siap, Tarif Sewa Lapangan Futsal dan Mini Soccer di Jakarta Bisa Naik
Megapolitan
2 WNA Afghanistan Ditangkap Imigrasi Saat Kerja Ilegal di Kedai Makanan BSD
2 WNA Afghanistan Ditangkap Imigrasi Saat Kerja Ilegal di Kedai Makanan BSD
Megapolitan
2 WNA Afghanistan Ditangkap di Tangerang, Salahgunakan Izin Tinggal dan Status Pengungsi
2 WNA Afghanistan Ditangkap di Tangerang, Salahgunakan Izin Tinggal dan Status Pengungsi
Megapolitan
Guru Honorer yang Tawari 'Jalur Khusus' SPMB Depok Bergerak Sendiri Hendak Tipu Korban
Guru Honorer yang Tawari "Jalur Khusus" SPMB Depok Bergerak Sendiri Hendak Tipu Korban
Megapolitan
Nelayan Kepulauan Seribu Masih Kesulitan BBM, Janji Kampanye Pramono Ditagih
Nelayan Kepulauan Seribu Masih Kesulitan BBM, Janji Kampanye Pramono Ditagih
Megapolitan
Pramono Klaim Macet Jakarta Turun, Jalan TB Simatupang Tetap Jadi Jalur 'Neraka'
Pramono Klaim Macet Jakarta Turun, Jalan TB Simatupang Tetap Jadi Jalur "Neraka"
Megapolitan
Kronologi Tawuran Maut di Kebon Nanas Jatinegara
Kronologi Tawuran Maut di Kebon Nanas Jatinegara
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau