Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batal Banding, Ahok Dinilai Menunjukkan Sikap Negarawan

Kompas.com - 23/05/2017, 16:15 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat psikologi politik Universitas Indonesia (UI) Hamdi Muluk menilai, sikap Gubernur nonaktif DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, yang batal mengajukan banding atas vonis hakim terhadapnya, menunjukkan bahwa Ahok merupakan sosok negarawan.

Melalui suratnya yang dibacakan pihak keluarga, Selasa (23/5/2017), Ahok batal mengajukan banding karena tak ingin kegaduhan terkait dirinya berlanjut.

"Yang paling berat adalah menaklukkan ego. Enggak semua orang bisa ikhlas seperti itu, itu jiwa besar, negarawan," kata Hamdi ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (23/5/2017).

(Baca juga: Ahok: "Gusti Ora Sare...")

Hamdi mengatakan, saat ini Ahok sudah berada di titik terendahnya. Setelah mengalami serangan saat kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017, Ahok menelan kekalahan.

Ia pun harus mendekam di penjara setelah divonis bersalah dalam kasus penodaan agama.

Menurut Hamdi, Ahok menunjukkan sikap negarawan dengan mengaku mengalah untuk kepentingan bangsa yang lebih besar.

Hamdi menyebut ini adalah refleksi pribadi Ahok yang mau mengalah, ikhlas, agar tidak terjadi keributan berlarut-larut yang dapat berdampak buruk bagi negara dan bangsa.

"Justru yang kita cari semangat kenegarawanan, dan Ahok perlihatkan itu, harusnya banyak orang malu, orang yang pesta pora dengan menghabisi orang sampai taringnya menyiringai," ujar Hamdi.

(Baca juga: Ahok: Ruginya Warga DKI Akibat Unjuk Rasa yang Ganggu Lalu Lintas)

Ia pun menilai, batalnya pengajuan banding oleh Ahok ini merupakan langkah tepat. Sebab, menurut dia, jika Ahok berhasil bebas dari tuduhan penodaan agama, unjuk rasa yang menuntut dirinya di penjara akan mengembalikan Indonesia kepada kegaduhan massa.

Di lain pihak, jika Ahok dituntut lebih berat, pendukungnya mungkin akan menimbulkan kegaduhan yang sama melalui unjuk rasa.

Atas dasar itu, ia menilai Ahok mampu melihat ancaman terhadap kohesi sosial ini dan memilih berbesar hati meski ia harus menanggung beban berat dan mematikan karir politiknya. "Hanya orang besar yang bisa menaklukkan egonya," ujar Hamdi.

Kompas TV Ahok Batal Ajukan Banding atas Vonis 2 Tahun Penjara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
Tahu Ada Praktik Beking Situs Judol, Budi Arie Disebut Lockdown Lantai 8 Kominfo 3 Hari
Tahu Ada Praktik Beking Situs Judol, Budi Arie Disebut Lockdown Lantai 8 Kominfo 3 Hari
Megapolitan
Jalan Raya Bogor Jaktim Macet Imbas Perbaikan Jalan, Rekayasa Lalin Situasional
Jalan Raya Bogor Jaktim Macet Imbas Perbaikan Jalan, Rekayasa Lalin Situasional
Megapolitan
Adhi Kismanto Hadir di Komdigi untuk Awasi Tim Syamsul, tapi Tergiur Uang Beking Judol
Adhi Kismanto Hadir di Komdigi untuk Awasi Tim Syamsul, tapi Tergiur Uang Beking Judol
Megapolitan
Tiket Konser G-Dragon Dijual Hari Ini, Fans Siap “War”
Tiket Konser G-Dragon Dijual Hari Ini, Fans Siap “War”
Megapolitan
Trauma dan Takut, Korban Pelecehan Payudara di Lebak Bulus Tunda Ikut Ujian
Trauma dan Takut, Korban Pelecehan Payudara di Lebak Bulus Tunda Ikut Ujian
Megapolitan
Lalin di Pasar Kramat Jati Macet Imbas Perbaikan Jalan, Warga: Telat Saja Sampai Kantor
Lalin di Pasar Kramat Jati Macet Imbas Perbaikan Jalan, Warga: Telat Saja Sampai Kantor
Megapolitan
Duduk Perkara Dugaan Penyerobotan Tanah di Tangerang, Pemilik Malah Tersangka
Duduk Perkara Dugaan Penyerobotan Tanah di Tangerang, Pemilik Malah Tersangka
Megapolitan
Bermula dari Dompet Jatuh, Dua Pemotor Tabrakan di GDC Depok
Bermula dari Dompet Jatuh, Dua Pemotor Tabrakan di GDC Depok
Megapolitan
7 Remaja Pelaku Tawuran di Tambora Dibina lewat Pesantren Kilat
7 Remaja Pelaku Tawuran di Tambora Dibina lewat Pesantren Kilat
Megapolitan
Syamsul Arifin Diancam dan Diteror Usai Blokir 2.000 Situs Judol yang Dilindungi Denden dkk
Syamsul Arifin Diancam dan Diteror Usai Blokir 2.000 Situs Judol yang Dilindungi Denden dkk
Megapolitan
Lansia Tersangka Sengketa Tanah Tangerang Melawan, Bakal Ajukan Praperadilan
Lansia Tersangka Sengketa Tanah Tangerang Melawan, Bakal Ajukan Praperadilan
Megapolitan
Duga Ada Mafia, Lansia Tersangka Sengketa Tanah Tangerang Minta Pemeriksaan Ditunda
Duga Ada Mafia, Lansia Tersangka Sengketa Tanah Tangerang Minta Pemeriksaan Ditunda
Megapolitan
Jakarta Lebih 'Colorful'? Ini Program Pramono untuk Warga Ibu Kota
Jakarta Lebih "Colorful"? Ini Program Pramono untuk Warga Ibu Kota
Megapolitan
Kabel Udara Semrawut, Pemkot Depok Janji Benahi Lewat Proyek Bawah Tanah
Kabel Udara Semrawut, Pemkot Depok Janji Benahi Lewat Proyek Bawah Tanah
Megapolitan
Percikan dan Ledakan di Balik Kebakaran 50 Bangkai Bus Transjakarta
Percikan dan Ledakan di Balik Kebakaran 50 Bangkai Bus Transjakarta
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau