Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Miras Oplosan yang Mematikan di Jaksel Ternyata Campuran Metanol, Minuman Berenergi, dan Bersoda

Kompas.com - 10/04/2018, 07:04 WIB
Nursita Sari,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar menjelaskan, minuman keras (miras) oplosan yang menewaskan delapan warga di Jakarta Selatan terbuat dari berbagai bahan. Salah satunya yakni zat metanol yang memicu kematian.

"Yang meninggal dunia hasilnya adalah di dalam tubuh yang bersangkutan (ada) senyawa cairan metanol dan etanol. Kalau etanol itu hanya memabukkan, tapi yang metanolnya itu mematikan," ujar Indra di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Senin (9/4/2018) malam.

Selain jenis alkohol tersebut, Indra menyampaikan ada beberapa bahan lain yang dicampurkan ke dalam miras oplosan itu. Bahan-bahan campurannya adalah minuman bersoda, sirup, dan minuman berenergi.

Baca juga : Miras Oplosan yang Tewaskan 8 Orang di Jakarta Selatan Mengandung Methanol Mematikan

Pembuat miras oplosan itu menyebut minuman yang dibuatnya sebagai minuman ginseng. Namun, berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, miras itu sama sekali tidak mengandung ginseng.

Menurut Indra, para korban sebenarnya mengetahui bahwa miras yang mereka konsumsi adalah oplosan. Dia menyebut para korban biasa memilih mengonsumsi miras oplosan itu karena harga yang murah.

Para korban mengira miras oplosan itu tak berbahaya.

"Dia (korban) lihat campurannya Coca Cola, sirup, menurut mereka mungkin enggak bahaya. Tapi ada yang paling bahaya, alkohol itu mengandung metanol," ucap Indra.

Polisi telah menetapkan RS, pria yang menjual miras oplosan yang menewaskan delapan orang warga tersebut. RS disangka menjual produk yang tak memiliki izin edar.

Adapun kedelapan korban antara lain W (32), AL (39), FS (40), YH (32), Su (29), M (50), S (40), dan F (32).

3 korban meninggal di RS Fatmawati, 3 Korban meninggal di RSUD Pasar Minggu dan 2 korban lainnya meninggal di RS Zahira Pasar Minggu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya
Pengunjung Sebut Ragunan Jadi Kelas Alam untuk Anak-anak
Pengunjung Sebut Ragunan Jadi Kelas Alam untuk Anak-anak
Megapolitan
Legislator Usul agar Orangtua Dikenakan Sanksi jika Anaknya Tawuran
Legislator Usul agar Orangtua Dikenakan Sanksi jika Anaknya Tawuran
Megapolitan
Ragunan Jadi Pilihan Liburan Edukatif Jauh dari Hiruk Pikuk Mal
Ragunan Jadi Pilihan Liburan Edukatif Jauh dari Hiruk Pikuk Mal
Megapolitan
Libur Panjang, The Jungle Waterpark Bogor Diserbu Ribuan Wisatawan
Libur Panjang, The Jungle Waterpark Bogor Diserbu Ribuan Wisatawan
Megapolitan
Air PAM Jaya Keruh dan Bau, Warga Cengkareng Tetap Bayar Tagihan meski Tak Pakai
Air PAM Jaya Keruh dan Bau, Warga Cengkareng Tetap Bayar Tagihan meski Tak Pakai
Megapolitan
BPBD: 12 Wilayah Jakarta Terancam Banjir Rob hingga 29 Juni
BPBD: 12 Wilayah Jakarta Terancam Banjir Rob hingga 29 Juni
Megapolitan
Senangnya Warga Berlibur di Taman BKT, Ada Area Bermain Anak hingga Tempat Olahraga
Senangnya Warga Berlibur di Taman BKT, Ada Area Bermain Anak hingga Tempat Olahraga
Megapolitan
Rob Ancam Pesisir Jakarta hingga 29 Juni, Warga Diminta Siaga
Rob Ancam Pesisir Jakarta hingga 29 Juni, Warga Diminta Siaga
Megapolitan
Kesaksian Warga Saat Kebakaran di Kwitang: Api Berputar dan Langsung Menyambar
Kesaksian Warga Saat Kebakaran di Kwitang: Api Berputar dan Langsung Menyambar
Megapolitan
Parkir Sembarangan di Trotoar CSW Blok M, 17 Pemilik Kendaraan Terkena Sanksi
Parkir Sembarangan di Trotoar CSW Blok M, 17 Pemilik Kendaraan Terkena Sanksi
Megapolitan
Air PAM di Rumah Warga Cengkareng Keruh, Bau Busuk, dan Berbusa
Air PAM di Rumah Warga Cengkareng Keruh, Bau Busuk, dan Berbusa
Megapolitan
Penyebab Kebakaran di Kwitang Diduga akibat Korsleting
Penyebab Kebakaran di Kwitang Diduga akibat Korsleting
Megapolitan
Psikolog Dampingi Anak yang Dianiaya dan Ditelantarkan di Pasar Kebayoran Lama
Psikolog Dampingi Anak yang Dianiaya dan Ditelantarkan di Pasar Kebayoran Lama
Megapolitan
Korban Kebakaran Kwitang Harap Pemerintah Bisa Bangun Kembali Rumahnya
Korban Kebakaran Kwitang Harap Pemerintah Bisa Bangun Kembali Rumahnya
Megapolitan
32 Rumah dan 177 Warga Terdampak Kebakaran di Kwitang
32 Rumah dan 177 Warga Terdampak Kebakaran di Kwitang
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau