Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stok Sedikit, Tong Sampah Buatan Jerman Belum Disebar di Permukiman

Kompas.com - 04/06/2018, 20:30 WIB
Jessi Carina,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan, tempat sampah buatan Jerman belum disebar di permukiman. Sebab, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum memiliki banyak stok.

"Sekarang itu ada di pasar pasar, di dekat taman, di lokasi wisata. Itu karena masih sedikit jumlahnya, di permukiman kita belum masuk. Baru di area terbuka publik saja," ujar Isnawa, ketika dihubungi, Senin (4/6/2018).

Adapun, Dinas LH sudah memulai pengadaan tempat sampah itu sejak tahun 2016. Dinas LH membeli 296 unit pada tahun 2016.

Baca juga: Menengok Tong Sampah DKI Buatan Jerman yang Disorot Publik...

 

Kemudian, membeli lagi 1.500 unit pada tahun 2017 dengan rincian 1.000 unit dengan ukuran 660 liter dan 500 unit dengan ukuran 120-140 liter.

Pada 2018, Dinas LH membeli lagi 2.600 unit tempat sampah buatan Jerman melalui PT Groen Indonesia sebagai importirnya.

"Tahun depan maunya nambah 1.200 lagi, karena hitungan kita, kita masih butuh di kisaran 3.800-an," ujar Isnawa.

Ke depan, Dinas LH ingin meletakan tempat sampah buatan Jerman berukuran 660 liter itu di permukiman, supaya warga bisa membuang sampah di tempat sampah itu.

Baca juga: Respons Gubernur DKI Ketika Ditanya Pengadaan Tong Sampah Miliaran

Isnawa menyebut, tempat sampah jenis ini bisa menampung sampah dari 330 orang. Ketika jadwal pengambilan sampah tiba, petugas tinggal mendorong tempat sampah ini ke arah truk compactor.

"Petugas bisa mendorong bin beroda ini ke lokasi truk compactor dan langsung mengaitkan ke kait hidrolik. Tempat sampah akan terangkat ke dalam truk compactor. Ini persis seperti di negara-negara maju," ujar Isnawa.

Kompas TV Sophia Kardiana dan Ayu Laksmi mendapat medali emas di International Thailand Inventor's Day.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Trotoar di Jalan Kyai Tapa 'Dijajah' Parkir Liar
Trotoar di Jalan Kyai Tapa "Dijajah" Parkir Liar
Megapolitan
ASN Tak Setuju Boleh WFA: Enggak Semua Pekerjaan Bisa Diselesaikan Jarak Jauh
ASN Tak Setuju Boleh WFA: Enggak Semua Pekerjaan Bisa Diselesaikan Jarak Jauh
Megapolitan
Debt Collector di Depok Bawa Air Gun Saat Tagih Utang, Ngaku buat Jaga Diri
Debt Collector di Depok Bawa Air Gun Saat Tagih Utang, Ngaku buat Jaga Diri
Megapolitan
Taman Jakarta Jadi Tempat Mesum, Pramono: Ini Harus Diatasi, Bukan Ditutup
Taman Jakarta Jadi Tempat Mesum, Pramono: Ini Harus Diatasi, Bukan Ditutup
Megapolitan
Pemprov Jakarta Hadirkan Bazaar Murah, 3.000 Paket Sembako untuk Warga
Pemprov Jakarta Hadirkan Bazaar Murah, 3.000 Paket Sembako untuk Warga
Megapolitan
Pengakuan Marbot Curi Uang Kas Masjid untuk Nginap di Hotel: Biasa Tidur di Pos
Pengakuan Marbot Curi Uang Kas Masjid untuk Nginap di Hotel: Biasa Tidur di Pos
Megapolitan
Cara Beli Masuk Tiket PRJ Jakarta Fair 2025 Online Lewat HP
Cara Beli Masuk Tiket PRJ Jakarta Fair 2025 Online Lewat HP
Megapolitan
Menunggu 4 Jam, Warga Akhirnya Terima Telur Sembako KJP di Mini DC Setiabudi
Menunggu 4 Jam, Warga Akhirnya Terima Telur Sembako KJP di Mini DC Setiabudi
Megapolitan
Pelajar di Bogor Tewas Tertabrak Truk, Mulanya Hantam Angkot
Pelajar di Bogor Tewas Tertabrak Truk, Mulanya Hantam Angkot
Megapolitan
KRL vs Truk di Tangerang: Masinis Luka, Jadwal Kacau
KRL vs Truk di Tangerang: Masinis Luka, Jadwal Kacau
Megapolitan
PHRI Khawatir Aturan Kawasan Tanpa Rokok di Jakarta Mencekik Industri Perhotelan
PHRI Khawatir Aturan Kawasan Tanpa Rokok di Jakarta Mencekik Industri Perhotelan
Megapolitan
Pria Pulogadung Diduga Dikeroyok Tetangga Kontrakan, Awalnya Dituduh Mengintip
Pria Pulogadung Diduga Dikeroyok Tetangga Kontrakan, Awalnya Dituduh Mengintip
Megapolitan
Penampakan Jalan Rusak di Parung Panjang, Banyak Lubang dan Berdebu
Penampakan Jalan Rusak di Parung Panjang, Banyak Lubang dan Berdebu
Megapolitan
Persediaan Telur Sembako KJP Habis di Mini DC Setiabudi
Persediaan Telur Sembako KJP Habis di Mini DC Setiabudi
Megapolitan
Marbot di Depok Curi Uang Kas Masjid Rp 6 Juta, Dipakai Beli HP dan Nginap di Hotel
Marbot di Depok Curi Uang Kas Masjid Rp 6 Juta, Dipakai Beli HP dan Nginap di Hotel
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau