Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buntut Insiden Kabel Terbakar, MRT Berhentikan Pengawas Proyek

Kompas.com - 05/07/2018, 09:44 WIB
David Oliver Purba,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta memberhentikan pengawas proyek yang bertugas saat terjadi kebakaran kabel di dekat Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada Selasa (3/7/2018) lalu.

Keputusan itu diambil menyusul hasil investigasi yang menunjukkan lemahnya pengawasan sehingga terjadi kebakaran gulungan kabel di lokasi. Diduga pekerja proyek merokok di lokasi. Hal tersebut didapatkan dari hasil temuan puntung dan bungkus rokok di lokasi kebakaran.

"Sebagai langkah korektif PT MRT Jakarta mengeluarkan/memberhentikan supervisor yang bertugas pada saat terjadinya kabel yang terbakar di lokasi proyek," kata Corporate Secretary Division Head MRT Jakarta Tubagus Hikmatullah dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Rabu.

Baca juga: Kebakaran Kabel di Stasiun MRT Diduga karena Pekerja Merokok di Lokasi

Langkah korektif lainnya adalah manajemen MRT menerbitkan surat teguran dan demerit point kepada kontraktor proyek Metro One Consortium.

Tubagus mengatakan, untuk mencegah insiden tersebut terulang, manajemen MRT meminta kontraktor proyek menerapkan larangan membawa rokok ke dalam lokasi proyek dan memberikan sosialisasi ulang mengenai larangan merokok di area kerja.

"PT MRT Jakarta menetapkan langkah preventif dengan meningkatkan penegakan prosedur safety dan security di lokasi proyek," ujar Tubagus.

Kebakaran kabel terjadi di jalur layang mass rapid transit (MRT) yang berada dekat Stasiun Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa dini hari lalu. Kejadian tersebut tidak sampai mengakibatkan proyek MRT terhenti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
Dituding Usir Atlet Disabilitas dari Mes, NPCI Bekasi: Itu Pembohongan Publik
Dituding Usir Atlet Disabilitas dari Mes, NPCI Bekasi: Itu Pembohongan Publik
Megapolitan
Kritik Wacana Karyawan Swasta Wajib Naik Transportasi Umum, Pengamat: Kenapa Harus Rabu?
Kritik Wacana Karyawan Swasta Wajib Naik Transportasi Umum, Pengamat: Kenapa Harus Rabu?
Megapolitan
Jakarta Job Fair Kembali Digelar di Dua Lokasi 17-18 Juni 2025
Jakarta Job Fair Kembali Digelar di Dua Lokasi 17-18 Juni 2025
Megapolitan
Jadwal dan Cara Daftar Ulang SPMB Jakarta 2025 untuk SD, SMP, SMA, SMK
Jadwal dan Cara Daftar Ulang SPMB Jakarta 2025 untuk SD, SMP, SMA, SMK
Megapolitan
Pelacakan Orangtua Anak Ditelantarkan di Pasar Kebayoran Lama Diperluas ke Jateng dan Jatim
Pelacakan Orangtua Anak Ditelantarkan di Pasar Kebayoran Lama Diperluas ke Jateng dan Jatim
Megapolitan
Bantah Ancam Atlet Disabilitas, NPCI Bekasi Minta Bukti Pengancaman
Bantah Ancam Atlet Disabilitas, NPCI Bekasi Minta Bukti Pengancaman
Megapolitan
Cara Cek Hasil Seleksi SPMB Jakarta 2025 untuk SD, SMP, SMA, dan SMK
Cara Cek Hasil Seleksi SPMB Jakarta 2025 untuk SD, SMP, SMA, dan SMK
Megapolitan
Anak yang Ditelantarkan di Pasar Kebayoran Lama Jalani Operasi Tulang
Anak yang Ditelantarkan di Pasar Kebayoran Lama Jalani Operasi Tulang
Megapolitan
Bantah Usir Atlet Disabilitas dari Mes, NPCI Bekasi: Mereka Ambil Barang untuk Pulang
Bantah Usir Atlet Disabilitas dari Mes, NPCI Bekasi: Mereka Ambil Barang untuk Pulang
Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan dalam Rumah di Cipayung, Diduga Meninggal karena Sakit
Mayat Pria Ditemukan dalam Rumah di Cipayung, Diduga Meninggal karena Sakit
Megapolitan
Kerap Dijadikan Tempat Mesum, Taman Mahoni Akan Dipasang CCTV
Kerap Dijadikan Tempat Mesum, Taman Mahoni Akan Dipasang CCTV
Megapolitan
Pilu Bocah Penjual Risol di Tangsel: Kaki Penuh Luka, Diduga Alami Kekerasan dan Dipaksa Berdagang
Pilu Bocah Penjual Risol di Tangsel: Kaki Penuh Luka, Diduga Alami Kekerasan dan Dipaksa Berdagang
Megapolitan
F-PKB DPRD Soroti Minimnya Dukungan Pemprov Jakarta terhadap Pesantren
F-PKB DPRD Soroti Minimnya Dukungan Pemprov Jakarta terhadap Pesantren
Megapolitan
Wacana Pegawai Swasta Wajib Naik Transportasi Umum, Pengamat: Mending Pemerintah Beri Contoh
Wacana Pegawai Swasta Wajib Naik Transportasi Umum, Pengamat: Mending Pemerintah Beri Contoh
Megapolitan
F-Demokrat Jakarta Desak Pemprov Blacklist Kontraktor Bermasalah di Proyek Sekolah
F-Demokrat Jakarta Desak Pemprov Blacklist Kontraktor Bermasalah di Proyek Sekolah
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau