Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Nigeria Habiskan Rp 40 Juta untuk Buat Visa Palsu

Kompas.com - 20/11/2018, 07:18 WIB
David Oliver Purba,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Enang Supriyadi Syamsi mengatakan, petugas Imigrasi menangkap seorang warga negara Nigeria berinisial ECB yang memalsukan visa masuk ke Indonesia melalui Bandara Soetta, Tangerang, Sabtu (17/11/2018).

Enang mengatakan, ECB membayar warga Nigeria berinisial S sebesar Rp 40 juta untuk membuatkan visa masuk ke Indonesia pada Oktober lalu.

"Ini warga Nigeria dia pakai paspor Nigeria tapi visa palsu. Untuk dapatkan visa ke Indonesia kan susah juga. Nah, ada orang lokal di sana dia bayar Rp 40 juta," ujar Enang saat dihubungi Kompas.com, Senin (19/11/2018).

Saat diperiksa, ECB mengaku tidak tahu S membuatkan visa palsu untuk masuk ke Indonesia. ECB membayar S dengan tujuan untuk membuatkan visa yang asli. ECB mengaku datang ke Indonesia untuk mengajar desain interior.

Enang menilai ECB tidak mungkin tidak mengetahui bahwa visa tersebut palsu. Pembuatan visa membutuhkan sejumlah dokumen pendukung dari warga yang mengajukannya. Sementara ECB tidak memberikan dokumen apapun kepada S.

Setelah berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Nigeria untuk Indonesia, ECB segera dipulangkan ke negara asalnya.

"Saya yakin dia tahu karena untuk mendapatkan visa itu dia harus ngisi formulir, dia ngisi data-data. Mereka itu tahunya beres dengan cukup bayar Rp 40 juta," ujar Enang.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Pengguna Sepeda Mahal Berpaling ke Padel, karena FOMO?
Pengguna Sepeda Mahal Berpaling ke Padel, karena FOMO?
Megapolitan
Krisis Guru Memburuk, 23 SD di Bogor Digabung Menjadi 11 Sekolah
Krisis Guru Memburuk, 23 SD di Bogor Digabung Menjadi 11 Sekolah
Megapolitan
Keresahan Warga Depok di Tengah Aktivitas Debt Collector yang Mengganggu
Keresahan Warga Depok di Tengah Aktivitas Debt Collector yang Mengganggu
Megapolitan
Pernah Gagal, Bahtyar Kembali Ikut Seleksi Damkar demi Tepati Nazar kepada Kakek
Pernah Gagal, Bahtyar Kembali Ikut Seleksi Damkar demi Tepati Nazar kepada Kakek
Megapolitan
Pernah Gagal di Rekrutmen Damkar, Bahtyar Mengaku Lebih Siap Tahun Ini
Pernah Gagal di Rekrutmen Damkar, Bahtyar Mengaku Lebih Siap Tahun Ini
Megapolitan
Dua Mobil Boks Adu Banteng di Ciputat Gegara Hindari Kucing, Sopir Terluka
Dua Mobil Boks Adu Banteng di Ciputat Gegara Hindari Kucing, Sopir Terluka
Megapolitan
Teknisi AC Alami Luka Bakar 50 Persen Usai Terkena Ledakan di DTC Depok
Teknisi AC Alami Luka Bakar 50 Persen Usai Terkena Ledakan di DTC Depok
Megapolitan
Ancam Sopir Truk dengan Modus Jual Air Mineral, 2 Preman di Koja Ditangkap Polisi
Ancam Sopir Truk dengan Modus Jual Air Mineral, 2 Preman di Koja Ditangkap Polisi
Megapolitan
2 Murid Tewas Saat Ekskul Renang, Kegiatan Belajar di SD Bekasi Diliburkan
2 Murid Tewas Saat Ekskul Renang, Kegiatan Belajar di SD Bekasi Diliburkan
Megapolitan
Diskon 45 Persen Tiket Kereta Bandara Soetta, Bisa Dibeli Mulai H-7 17 Agustus 2025
Diskon 45 Persen Tiket Kereta Bandara Soetta, Bisa Dibeli Mulai H-7 17 Agustus 2025
Megapolitan
Kepala SD Bekasi Minta Maaf Usai 2 Murid Tewas Tenggelam Saat Ekskul Renang
Kepala SD Bekasi Minta Maaf Usai 2 Murid Tewas Tenggelam Saat Ekskul Renang
Megapolitan
Jakarta Bidik 75 Persen Transaksi QRIS Nasional Tahun Ini, Bagaimana Penerapannya?
Jakarta Bidik 75 Persen Transaksi QRIS Nasional Tahun Ini, Bagaimana Penerapannya?
Megapolitan
Polisi Cari Tahu Penyebab AC di DTC Depok Meledak
Polisi Cari Tahu Penyebab AC di DTC Depok Meledak
Megapolitan
Awal Mula Terciptanya Ojek Goceng LRT Harjamukti, Idenya Siapa?
Awal Mula Terciptanya Ojek Goceng LRT Harjamukti, Idenya Siapa?
Megapolitan
SKPD Jakarta Dinilai Tak Serius Bahas Raperda KTR, Pansus Ancam Laporkan ke Pramono
SKPD Jakarta Dinilai Tak Serius Bahas Raperda KTR, Pansus Ancam Laporkan ke Pramono
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau