Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

16.000 Personel Gabungan Amankan Aksi Mujahid 212

Kompas.com - 28/09/2019, 09:35 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, sebanyak 16.000 personel gabungan TNI dan Polri dikerahkan untuk mengamankan aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI.

Aksi tersebut digelar di Bundaran Hotel Indonesia (HI) dan dilanjutkan di depan Istana Negara, Jakarta Pusat, Sabtu (28/9/2019).

"Kami sudah menyiapkan personel pengamanan, jumlahnya 16.000 personel gabungan," kata Argo saat dikonfirmasi, Sabtu.

Baca juga: Sabtu, Muhajid 212 Selamatkan NKRI Bakal Gelar Aksi di Depan Istana

Sementara itu, Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Muhammad Nasir mengatakan, tercatat 342 personel diterjunkan untuk mengatur arus lalu lintas di sekitar lokasi aksi.

"Pengalihan arus dilaksanakan secara situasional. Saat ini hanya dilaksanakan penjagaan dan pengaturan oleh polantas," ujar Nasir.

Parade Tauhid Indonesia yang akan digelar hari ini berubah nama menjadi Muhajid 212 Selamatkan NKRI.

Baca juga: Massa Mujahid 212 Selamatkan NKRI Mulai Berkumpul di Bundaran HI

Ketua panitia Ustaz Edy Mulyadi mengatakan, perubahan nama itu menyesuaikan perkembangan situasi dan kondisi yang dinamis.

"Dengan perubahan ini kembali kami menegaskan bahwa umat Islam bersama arus besar perubahan yang digelorakan mahasiswa dan para pelajar SMU. Kami ingin memberikan kontribusi maksimal untuk perubahan Indonesia menjadi lebih baik," kata Ustaz Edi melalui keterangan tertulis, Jumat (27/9/2019).

Edi mengatakan, ada beberapa pertimbangan terkait perubahan aksi itu. Pertama, kata dia, aksi mahasiswa yang dihadapi oleh aparat beberapa hari lalu dilakukan dengan sikap represif.

Akhirnya, banyak menimbulkan korban luka, hilang, bahkan ada yang meninggal dunia.

Kedua, perubahan nama itu lantaran munculnya aksi para pelajar sebagai sebuah fenomena yang sebelumnya tidak pernah terjadi dalam ekskalasi politik di negeri ini.

Ketiga, pihaknya khawatir dengan kerusuhan di Wamena dan Papua. Sebab, kerusuhan itu menelan korban puluhan jiwa dan eksodus warga pendatang keluar dari wilayah tersebut.

Keempat, bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang tidak tertangani dengan cepat dan tepat oleh pemerintah.

Kebakaran tersebut telah menyebabkan ratusan ribu warga terkena pekatnya asap dan menderita sakit infeksi pernapasan (ISPA). Bencana asap juga telah merenggut korban jiwa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
semoga aksi mahasiswa dan pelajar bisa dikawal oleh aparat polisi dan tentara sehingga tidak disusupi oleh gerakan ekstrimis kanan maupun kiri.. solidnya gerakan mahasiswa dan pelajar diuji dgn tetap berada dalam jalur moral di luar politik praktis.. nkri harga mati.. #jernihberkomentar


Terkini Lainnya
MRT Jakarta Ungkap Alasan Lamanya Progres Trayek Harmoni-Mangga Besar
MRT Jakarta Ungkap Alasan Lamanya Progres Trayek Harmoni-Mangga Besar
Megapolitan
Pembunuh Pria di Pondok Aren Pura-pura Minta Bantuan Korban demi Kuasai Harta
Pembunuh Pria di Pondok Aren Pura-pura Minta Bantuan Korban demi Kuasai Harta
Megapolitan
Penjelasan Kuasa Hukum Dokter Tifa soal Nama Abraham Samad Muncul dalam Kasus Ijazah Jokowi
Penjelasan Kuasa Hukum Dokter Tifa soal Nama Abraham Samad Muncul dalam Kasus Ijazah Jokowi
Megapolitan
Polisi Sita 2 Mobil Pengangkut Sajam untuk Tawuran di Lubang Buaya
Polisi Sita 2 Mobil Pengangkut Sajam untuk Tawuran di Lubang Buaya
Megapolitan
Produksi Vape Ilegal Berisi Narkoba, 4 WNA Ditangkap di Tangerang
Produksi Vape Ilegal Berisi Narkoba, 4 WNA Ditangkap di Tangerang
Megapolitan
Pembunuh Pria di Pondok Aren Sudah Siapkan Pisau dari Rumah
Pembunuh Pria di Pondok Aren Sudah Siapkan Pisau dari Rumah
Megapolitan
Ternyata Ini Cara Simpel Bedakan Beras Oplosan dan Premium
Ternyata Ini Cara Simpel Bedakan Beras Oplosan dan Premium
Megapolitan
Polisi Tunggu Hasil Tes DNA untuk Ungkap Identitas Mayat Tak Utuh di Kali Ciliwung
Polisi Tunggu Hasil Tes DNA untuk Ungkap Identitas Mayat Tak Utuh di Kali Ciliwung
Megapolitan
Pembunuh Pria di Pondok Aren Ambil Dompet dan Motor Korban Usai Membunuh
Pembunuh Pria di Pondok Aren Ambil Dompet dan Motor Korban Usai Membunuh
Megapolitan
Sepekan Berlalu, Polri Masih Telusuri Kematian Diplomat Kemlu
Sepekan Berlalu, Polri Masih Telusuri Kematian Diplomat Kemlu
Megapolitan
Rano Karno Punya Mimpi Angkat Trofi Juara Bersama Persija di JIS
Rano Karno Punya Mimpi Angkat Trofi Juara Bersama Persija di JIS
Megapolitan
Bank Jakarta Jadi Sponsor Persija, Rano Karno: Biar Masyarakat Makin Tahu
Bank Jakarta Jadi Sponsor Persija, Rano Karno: Biar Masyarakat Makin Tahu
Megapolitan
Lenteng Agung Akan Jadi Pusat Baru Pedagang Hewan Usai Relokasi Pasar Barito
Lenteng Agung Akan Jadi Pusat Baru Pedagang Hewan Usai Relokasi Pasar Barito
Megapolitan
Tak Hanya Pelajar, Pelaku Tawuran di Lubang Buaya Ada Pegawai Bank dan Satpam
Tak Hanya Pelajar, Pelaku Tawuran di Lubang Buaya Ada Pegawai Bank dan Satpam
Megapolitan
Pemprov Jakarta Akan Bangun 4 Pasar Baru, Salah Satunya Dilengkapi Rusun
Pemprov Jakarta Akan Bangun 4 Pasar Baru, Salah Satunya Dilengkapi Rusun
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau