Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyelisik Perbedaan Keterangan Ninoy Karundeng, Polisi, PA 212, dan Pengurus Masjid...

Kompas.com - 11/10/2019, 06:00 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Ninoy Karundeng menjadi korban penganiayan dan penculikan sekelompok orang di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat, Senin (30/9/2019).

Penyidikan kasus penculikan dan penganiayaan terhadap pegiat media sosial yang juga relawan Joko Widodo saat pilpres, Ninoy Karundeng, terus berproses.

Meski demikian, dalam berbagai wawancara ada sejumlah keterangan yang berbeda. Perbedaan itu tampak dari pernyataan Ninoy, polisi, Persaudaraan Alumni (PA) 212, dan pengurus Masjid Al-Falah.

Baca juga: Fenomena "Bediding" Mulai Menusuk Tulang, Akan Berlangsung Sampai Kapan? Ini Kata BMKG

Kompas.com merangkum pernyataan yang berbeda-beda versi itu.

1. Keterlibatan Sekjen PA 212 dalam penganiayaan Ninoy Karundeng

Dari keterangan polisi, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, ada 13 orang yang ditahan lantaran terlibat dalam penganiayaan serta penculikan Ninoy Karundeng di Masjid Al Falah, Pejompongan, Jakarta Pusat pada 30 September 2019.

Salah satu yang ditetapkan tersangka, yakni Sekertaris Jenderal Persaudaraan Alumni 212 Bernard Abdul Jabbar.

Baca juga: Saat Gibran Menolak Permintaan Titiek Soeharto...

Bernard dan tersangka lainnya disebut menganiaya karena Ninoy merekam aksi unjuk rasa dan demonstran yang sedang mendapatkan pertolongan karena terkena gas air mata di kawasan tersebut.

Mereka juga mengambil hingga menyalin data yang tersimpan dalam ponsel dan laptop Ninoy.

Tak sampai di situ, Ninoy juga sempat diinterogasi dan diancam dibunuh hingga mayatnya akan dibuang di tengah kerumunan massa aksi unjuk rasa.

Baca juga: Usai Diperiksa 7 Jam, Novel Bamukmin Bantah Ada di Lokasi Penganiayaan Ninoy Karundeng

Hal ini berbeda dengan pernyataan Ketua Umum PA 212 Slamet Ma’arif. Dia membantah bahwa Bernard terlibat dalam penganiayaan terhadap Ninoy.

Menurut Slamet, keberadaan Bernard saat itu di masjid itu untuk mencari anaknya yang ikut dalam aksi demonstrasi.

Di lokasi, Bernard juga diketahui menolong para korban demonstrasi dengan P3K, bahkan Bernard juga yang menyelamatkan Ninoy dari amukan massa.

Baca juga: Sesumbar Roy Suryo soal Ijazah Palsu, Kubu Jokowi Anggap Tak Buktikan Apa-apa

Slamet mengatakan Bernard membawa Ninoy masuk ke dalam Masjid Al Falah untuk berlindung dari amukan massa.

"Jadi ustaz Bernard menyelamatkan Ninoy, bukan mempersekusi Ninoy," kata Slamet di Kantor Sekretariat DPP PA 212, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (9/10/2019).

Slamet menambahkan, Bernard juga disebut tidak menculik Ninoy. Dia hanya menasihati agar ia tidak keluar dari masjid sebelum situasi aman.

Baca juga: Hasil Autopsi Juliana Marins di Brasil: Meninggal 10-15 Menit Usai Cedera

Halaman:


Terkini Lainnya
Rumahnya Ambles, Hal Ini yang Bikin Suparno Enggan Pindah
Rumahnya Ambles, Hal Ini yang Bikin Suparno Enggan Pindah
Megapolitan
Pria di Depok Diculik Orang Mengaku Polisi, Diminta Uang Rp 10 Juta
Pria di Depok Diculik Orang Mengaku Polisi, Diminta Uang Rp 10 Juta
Megapolitan
YouTuber Ranggo Dituntut 2,5 Tahun Penjara Terkait Modus Penipuna Konser Musik
YouTuber Ranggo Dituntut 2,5 Tahun Penjara Terkait Modus Penipuna Konser Musik
Megapolitan
Pedagang Sudah Coba Jualan Online, Penjualan Keramik di Pasar Ular Tetap Lesu
Pedagang Sudah Coba Jualan Online, Penjualan Keramik di Pasar Ular Tetap Lesu
Megapolitan
Pemprov DKI Gelontorkan Rp 5 Triliun untuk Subsidi Transportasi Umum
Pemprov DKI Gelontorkan Rp 5 Triliun untuk Subsidi Transportasi Umum
Megapolitan
Pedagang Pasar Ular Tak Mau Beralih Jualan Online meski Sepi Pembeli
Pedagang Pasar Ular Tak Mau Beralih Jualan Online meski Sepi Pembeli
Megapolitan
Polda Metro Ambil Alih Kasus Kematian Diplomat Kemlu
Polda Metro Ambil Alih Kasus Kematian Diplomat Kemlu
Megapolitan
Ahmad Dhani Laporkan Lita Gading, Al Ghazali Siap Jadi Saksi
Ahmad Dhani Laporkan Lita Gading, Al Ghazali Siap Jadi Saksi
Megapolitan
Kasus Diplomat Kemlu Tewas di Kamar Kos Dilimpahkan ke Polda Metro Jaya
Kasus Diplomat Kemlu Tewas di Kamar Kos Dilimpahkan ke Polda Metro Jaya
Megapolitan
Dipolisikan Ahmad Dhani, Lita Gading: Tidak Ada Klarifikasi, Ini Edukasi
Dipolisikan Ahmad Dhani, Lita Gading: Tidak Ada Klarifikasi, Ini Edukasi
Megapolitan
PT PP Properti Temukan 11 Bangunan Liar di Harjamukti, termasuk Markas GRIB Jaya
PT PP Properti Temukan 11 Bangunan Liar di Harjamukti, termasuk Markas GRIB Jaya
Megapolitan
WN Afghanistan yang Masuk Kamar Wanita di Apartemen Kalibata Dikembalikan ke RSJ Serpong
WN Afghanistan yang Masuk Kamar Wanita di Apartemen Kalibata Dikembalikan ke RSJ Serpong
Megapolitan
MRT Jakarta Minta Maaf, Proyek Fase 2A Sebabkan Macet di Thamrin
MRT Jakarta Minta Maaf, Proyek Fase 2A Sebabkan Macet di Thamrin
Megapolitan
Laporkan Lita Gading soal Perundungan Anak, Ahmad Dhani: Awalnya Al Ghazali yang Mau Lapor
Laporkan Lita Gading soal Perundungan Anak, Ahmad Dhani: Awalnya Al Ghazali yang Mau Lapor
Megapolitan
Dedi Mulyadi Bantu Tangani Banjir Jakarta dari Hulu, Tata Ruang Jabar Bakal Dibenahi
Dedi Mulyadi Bantu Tangani Banjir Jakarta dari Hulu, Tata Ruang Jabar Bakal Dibenahi
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau