Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gantikan One Way di Jalur Puncak, Polisi dan BPTJ Sosialisasikan Sistem 2-1

Kompas.com - 12/10/2019, 15:12 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) bersama Kepolisian Resor Bogor terus melakukan sosialisasi terhadap penerapan skema uji coba sistem 2-1 di jalur Puncak, Bogor, Jawa Barat.

Sistem 2-1 ini diharapkan dapat menggantikan sistem satu arah (one way) yang selama ini diterapkan untuk mengurai kemacetan di jalur Puncak.

Uji coba sistem 2-1 ini mulai diberlakukan pada 27 Oktober 2019.

Kepala Polres Bogor Ajun Komisaris Besar M Joni mengatakan, pada pelaksanaan uji coba nanti, pihak kepolisian bersama BPTJ akan melihat sejauh mana sistem 2-1 ini berjalan efektif di lapangan.

Joni menjelaskan, mekanisme sistem 2-1 ini diterapkan dengan cara membagi jalan menjadi tiga lajur.

Baca juga: Jalur Puncak Padat Sejak Pagi, Polisi Berlakukan One Way

Pembagiannya, dua lajur untuk kendaraan dari arah Jakarta menuju Puncak. Sementara satu lajur untuk kendaraan dari arah Puncak menuju Jakarta ataupun sebaliknya.

"Kami terus lakukan sosialisasi sistem 2-1 sebelum uji coba. Nanti akan ada tiga lajur yang akan kami siapkan. Diharapkan ini menjadi solusi alternatif penanganan arus lalu lintas di jalur Puncak, terutama saat akhir pekan dan libur panjang," ungkap Joni di Pos Simpang Gadog, Ciawi, Sabtu (12/10/2019).

Joni menegaskan, rekayasa lalu lintas 2-1 ini tidak akan mengurangi kemacetan di jalur Puncak.

Namun, lanjutnya, rekayasa tersebut dilakukan untuk mengakomodasi warga setempat yang selama ini terdampak sistem one way.

"Ini bukan menghilangkan macet karena jumlah kendaraan yang naik ke atas (Puncak) tetap penuh. Hanya kami ingin mengakomodasi warga yang ingin beraktivitas karena kalau one way stuck," ujarnya.

Baca juga: Aturan Ganjil Genap Tidak Bisa Diterapkan di Jalur Puncak

Sementara Kepala BPTJ Bambang Prihartono mengatakan, sistem 2-1 ini merupakan salah satu langkah jangka pendek dalam penataan transportasi di jalur Puncak.

Bambang berujar, pada prinsipnya sistem 2-1 merupakan opsi terhadap keluhan warga setempat yang selama ini terganggu aktivitasnya karena sistem buka tutup Puncak.

"Rekayasa ini tidak akan otomatis mengurangi kemacetan di Puncak. Kebijakan ini diambil setelah dirumuskan dengan mengakomodasi aspirasi masyarakat sekitar Puncak," kata Bambang.

"Kemudian setelah dilakukan kajian dan simulasi, pantas untuk diujicobakan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
10 Mobil Terlibat Tabrakan Beruntun di Exit Tol Bekasi
10 Mobil Terlibat Tabrakan Beruntun di Exit Tol Bekasi
Megapolitan
Pria yang Ditangkap di Bandara Soetta Jual Cairan Etimodate Rp 2,5 Juta
Pria yang Ditangkap di Bandara Soetta Jual Cairan Etimodate Rp 2,5 Juta
Megapolitan
Belasan Hewan Kurban di Jakut Ditemukan Sakit
Belasan Hewan Kurban di Jakut Ditemukan Sakit
Megapolitan
Sambut HUT Jakarta, Pulau Pramuka Disulap Jadi Lautan Cahaya
Sambut HUT Jakarta, Pulau Pramuka Disulap Jadi Lautan Cahaya
Megapolitan
Pengedar Cairan Etomidate Sudah Edarkan Barang Haram di RI Sejak 2024
Pengedar Cairan Etomidate Sudah Edarkan Barang Haram di RI Sejak 2024
Megapolitan
29 Kereta Ekonomi Dapat Diskon 30 Persen hingga Juli 2025, Ini Daftarnya
29 Kereta Ekonomi Dapat Diskon 30 Persen hingga Juli 2025, Ini Daftarnya
Megapolitan
Daging Kurban Bisa Tak Sehat Dikonsumsi jika Hewannya Stres
Daging Kurban Bisa Tak Sehat Dikonsumsi jika Hewannya Stres
Megapolitan
BPBD Minta Warga Tidak Berteduh di Bawah Pohon dan Papan Reklame
BPBD Minta Warga Tidak Berteduh di Bawah Pohon dan Papan Reklame
Megapolitan
Perluasan MRT Diprioritaskan ke Tangsel, Ini 2 Rute Potensialnya
Perluasan MRT Diprioritaskan ke Tangsel, Ini 2 Rute Potensialnya
Megapolitan
Warga Diminta Tak Pakai Kantong Kresek untuk Bungkus Daging Kurban
Warga Diminta Tak Pakai Kantong Kresek untuk Bungkus Daging Kurban
Megapolitan
Ada Atensi dari Budi Arie, Terdakwa Judol Jadi Tenaga Ahli Kominfo Tanpa SK
Ada Atensi dari Budi Arie, Terdakwa Judol Jadi Tenaga Ahli Kominfo Tanpa SK
Megapolitan
Pemprov Jakarta Diminta Siapkan Solusi Usai Larang Penggunaan Ondel-ondel untuk Ngamen
Pemprov Jakarta Diminta Siapkan Solusi Usai Larang Penggunaan Ondel-ondel untuk Ngamen
Megapolitan
Siasat Pengedar Narkoba Asal Bogor, Ubah 14.473 Ekstasi Jadi Kapsul untuk Kelabui Polisi
Siasat Pengedar Narkoba Asal Bogor, Ubah 14.473 Ekstasi Jadi Kapsul untuk Kelabui Polisi
Megapolitan
Warga Jaktim yang Positif Covid-19 Sudah Sembuh
Warga Jaktim yang Positif Covid-19 Sudah Sembuh
Megapolitan
Antisipasi Covid-19, Pengawasan di Bandara Soekarno Hatta Diperketat
Antisipasi Covid-19, Pengawasan di Bandara Soekarno Hatta Diperketat
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau