Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Seorang Ibu Jambak Wanita Muda di KRL, Ini Kata PT KCI

Kompas.com - 23/02/2020, 15:56 WIB
Nursita Sari,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Video yang menunjukkan seorang perempuan menjambak seorang perempuan lainnya di dalam gerbong kereta rel listrik (KRL) commuterline, viral di Twitter.

Video berdurasi 36 detik itu diunggah pemilik akun Twitter @rinafarzia pada Minggu (23/2/2020) dini hari.

"Pengalaman naik @CommuterLine ku dan teman2ku hari ini. Semoga ga ada lagi kejadian2 kaya gini. Kereta arah bogor, gerbong khusus wanita (22/02/2020 pukul 21.15)," tulis Rina dalam keterangan video yang dia unggah.

Dalam video tersebut, seorang perempuan yang berdiri tampak menarik tangan dan menjambak perempuan lain yang duduk di salah satu kursi prioritas di dalam KRL.

"Berdiri kamu, kamu berdiri. Saya ini orangtua," ujar perempuan yang menjambak.

Baca juga: Banjir Mulai Surut, Perjalanan KRL Berangsur Normal

Petugas satpam tampak menghampiri perempuan yang menjambak dan menjauhkannya dari perempuan yang dijambak.

Setelah itu, perempuan yang menjambak sempat menjauhi perempuan yang dijambaknya. Tak lama kemudian, perempuan itu kembali mendekat dan menjambak lagi perempuan yang dia jambak sebelumnya.

"Eh, berdiri kau, berdiri nggak kamu, berdiri, itu tidak pantas, kau cacat?" kata perempuan itu sambil menjambak dan berteriak.

"Makanan Ibu juga enggak," timpal perempuan yang dijambak.

Baca juga: Pelipis Kanan Warga Tangsel Ini Sobek akibat KRL Dilempari Batu

Petugas satpam dan penumpang laki-laki tampak menjauhkan perempuan yang akan menjambak lagi perempuan yang sedang duduk itu.

Dalam tweet-nya yang lain, Rina menjelaskan, perempuan yang menjambak mulanya kesal terhadap petugas sekuriti yang menegurnya karena menaruh makanan di kursi dan khawatir menghalangi orang lain yang hendak duduk.

Menurut Rina, perempuan itu berkata kepada petugas sekuriti bahwa tidak ada yang duduk di kursi yang dimaksud sehingga dia menaruh makanan di situ.

Perempuan itu kemudian menunjuk wanita yang sedang duduk di seberangnya agar berdiri jika ada orang yang ingin duduk. Sebab, wanita yang ditunjuknya masih muda.

Baca juga: Ada Perbaikan Wesel KRL, Transjakarta Operasikan Bus Rute Stasiun Manggarai - Tosari

Perempuan itu kemudian kesal dan menghampiri wanita yang ditunjuknya, lalu menjambak.

Saat dikonfirmasi, Vice President Coorporate Communication PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba enggan menjelaskan kronologi kejadian di video yang viral.

Anne hanya meminta semua pihak untuk saling menghormati sesama penumpang KRL.

"Mari saling menghormati, saling menjaga kemanaan dan kenyamanan sesama pengguna jasa commuterline. Dalam penyelesaian masalah-masalah tersebut, petugas pasti akan melakukan follow up dan memastikan layanan kembali beroperasi secara aman bagi seluruh pengguna KRL," ujar Anne saat dikonfirmasi.

Menurut Anne, video-video keributan penumpang di KRL menimbulkan dampak psikis bagi orang-orang yang terlibat keributan.

"Belajar dari unggahan-unggahan viral terkait kasus yang sama pada waktu sebelumnya, fenomena tersebut sangat berdampak psikis bagi pengguna dan keluarga dari mereka yang ada dalam video/photo yang viral, dan banyak berujung bullying dalam waktu yang lama," kata Anne.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
Ketika Jakarta Gelap Gulita Selama Satu Jam Malam Ini...
Ketika Jakarta Gelap Gulita Selama Satu Jam Malam Ini...
Megapolitan
Taman Jakarta Dibuka 24 Jam,  PSI Soroti Minim Penerangan dan Toilet Kotor
Taman Jakarta Dibuka 24 Jam, PSI Soroti Minim Penerangan dan Toilet Kotor
Megapolitan
Pemprov Jakarta Segera Realisasikan Daycare Gratis untuk Perempuan Pekerja
Pemprov Jakarta Segera Realisasikan Daycare Gratis untuk Perempuan Pekerja
Megapolitan
PSI Usul Insentif via JAKI bagi Pengguna Transportasi Umum di Luar Jam Sibuk
PSI Usul Insentif via JAKI bagi Pengguna Transportasi Umum di Luar Jam Sibuk
Megapolitan
Wacana Swasta Naik Transportasi Umum Tiap Rabu, Jam Masuk Kantor Diusulkan Fleksibel
Wacana Swasta Naik Transportasi Umum Tiap Rabu, Jam Masuk Kantor Diusulkan Fleksibel
Megapolitan
Wajib Transportasi Umum untuk PNS Jakarta Tiap Rabu Dinilai Perlu Sistem Rotasi
Wajib Transportasi Umum untuk PNS Jakarta Tiap Rabu Dinilai Perlu Sistem Rotasi
Megapolitan
Jakarta Disebut Kota Serba Ada, tapi Pengangguran Tertinggi
Jakarta Disebut Kota Serba Ada, tapi Pengangguran Tertinggi
Megapolitan
3 Pohon Tumbang di Jakarta Dalam Sehari, dari Timpa Mobil hingga Bikin Macet
3 Pohon Tumbang di Jakarta Dalam Sehari, dari Timpa Mobil hingga Bikin Macet
Megapolitan
Susahnya Naik Transjakarta di Halte Cipulir: Lewati 74 Anak Tangga, Eskalator Mati
Susahnya Naik Transjakarta di Halte Cipulir: Lewati 74 Anak Tangga, Eskalator Mati
Megapolitan
Miftahul dan Keputusan Menukar Peruntungan dari Perkebunan Sawit dengan Bioflok
Miftahul dan Keputusan Menukar Peruntungan dari Perkebunan Sawit dengan Bioflok
Megapolitan
Setelah Viral Dua Hari, Eskalator Halte Cipulir Belum Juga Aktif
Setelah Viral Dua Hari, Eskalator Halte Cipulir Belum Juga Aktif
Megapolitan
Disdukcapil Tangerang Umumkan Legalisir Akta Tak Lagi Wajib untuk Daftar Sekolah
Disdukcapil Tangerang Umumkan Legalisir Akta Tak Lagi Wajib untuk Daftar Sekolah
Megapolitan
Macet Parah di Sawangan Depok, Truk Tak Kuat Nanjak Bikin Lalu Lintas Lumpuh
Macet Parah di Sawangan Depok, Truk Tak Kuat Nanjak Bikin Lalu Lintas Lumpuh
Megapolitan
Warga Ricuh di Disdukcapil Tangerang akibat Legalisir Akta Batal Jadi Syarat Sekolah
Warga Ricuh di Disdukcapil Tangerang akibat Legalisir Akta Batal Jadi Syarat Sekolah
Megapolitan
Pria di Depok Ditemukan Tewas dalam Mobil
Pria di Depok Ditemukan Tewas dalam Mobil
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau