Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Tawuran di Tangsel, Pelaku Janjian lewat Medsos hingga Modifikasi Sarung jadi Senjata

Kompas.com - 30/04/2020, 13:46 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Kepolisian Tangerang Selatan menangkap 18 orang yang terlibat tawuran di tiga kecamatan, yakni Serpong Utara, Ciputat, dan Cisauk, sepanjang penerpan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di kawasan Tangerang Selatan.

Kapolres Tangerang Selatan AKBP Iman Setiawan mengatakan bahwa dari tiga lokasi tawuran, dua di antaranya menyebabkan korban jiwa. Dua korban tersebut merupakan warga Serpong Utara berinisial MB (19) dan Ciputat berinisial R (16).

"Selama pelaksanaan PSBB dan Bulan Suci Ramadhan ini di wilayah hukum Polres Tangerang Selatan terjadi tiga kali tawuran yang mengakibatkan dua korban meninggal dunia," kata Iman dalam rilis yang disiarkan akun Instagram @humaspolrestangsel, Rabu (29/4/2020).

Baca juga: Polisi Tangkap 18 Pelaku Tawuran Sepanjang Penerapan PSBB di Tangsel

Polisi juga menangkap sembilan pelaku lainnya yang juga terlibat dalam aksi tawuran pada tiga kecamatan itu.

Namun, mereka dikembalikan pada orangtua masing-masing karena masih di bawah umur dan tidak terlibat dalam aksi kekerasan hingga menyebabkan orang meninggal dunia.

"Sembilan orang kami kembalikan karena di bawah umur dan hanya menonton. Tapi penyidikan tetap berjalan," ucap Iman.

Baca juga: Koperasi Merah Putih di Tuban Ditutup 1 Hari Usai Diresmikan, Perusahaan Mitra Tarik Semua Barang

Janjian via medsos

Iman menjelaskan, motif para pelaku melakukan tawuran karena ingin menunjukkan kekuatan dari masing-masing kelompok.

"Jadi anak-anak ini tergabung dalam beberapa kelompok. Namanya ada, Warpol21, WBB dan lainnya. Dan sengaja menunjukkan bahwa lebih jago dengan kelompok lainnya," ucapnya.

Para pelaku saling mengejek dan melakukan janjian tawuran melalui media sosial dengan akun nama masing-masing kelompok.

Baca juga: Polisi Sebut Tawuran Selama PSBB Diprovokasi lewat Medsos

"Kemudian mengundang berseterunya dengan media sosial menggunakan ejek-ejekan di media sosial dan janjian tawuran," ucapnya.

Saat tiba pada suatu jalan yang telah ditetapkan, mereka terlibat tawuran dengan disiarkan langsung pada akun media sosial masing-masing.

"Para pelaku juga live dengan medsos saat terjadi tawuran," katanya.

Modifikasi sarung jadi senjata

Sebelum melakukan tawuran, para pelaku mempersenjatai diri dengan celurit, bahkan sarung yang biasa digunakan ibadah.

Hanya saja, sarung tersebut sudah dalam keadaan modifikasi menggunakan lawat berduri.

Baca juga: Warga Ciputat Gagalkan Aksi Tawuran di Tengah Pandemi Covid-19

"Ada fenomena lain yang kita temukan pada beberapa tersangka di bawah umur yang kita titipkan kembali kepada orangtua, mereka membawa sarung yang dililit kawat," kata Iman.

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Sindikat Oli Palsu di Jakbar Terbongkar, Campur Oli Bekas dengan Parafin
Sindikat Oli Palsu di Jakbar Terbongkar, Campur Oli Bekas dengan Parafin
Megapolitan
Lapangan Sepak Bola Terakhir di Kedoya Akan Diubah untuk Padel: Warga dan DPRD Menolak
Lapangan Sepak Bola Terakhir di Kedoya Akan Diubah untuk Padel: Warga dan DPRD Menolak
Megapolitan
Berbekal Ijazah Paket C ke Job Fair, Andra Cari Kesempatan Kuliah Sambil Kerja
Berbekal Ijazah Paket C ke Job Fair, Andra Cari Kesempatan Kuliah Sambil Kerja
Megapolitan
Kasus Ijazah Jokowi Naik Sidik, Relawan: Tinggal Nikmati Drama Telenovela
Kasus Ijazah Jokowi Naik Sidik, Relawan: Tinggal Nikmati Drama Telenovela
Megapolitan
Bersiap, Warga Jakarta Bisa Pesan Parkir di Pinggir Jalan lewat HP
Bersiap, Warga Jakarta Bisa Pesan Parkir di Pinggir Jalan lewat HP
Megapolitan
PMI Jakarta Buka Lowongan Kerja Berbagai Posisi, Batas Pendaftaran 25 Juli 2025
PMI Jakarta Buka Lowongan Kerja Berbagai Posisi, Batas Pendaftaran 25 Juli 2025
Megapolitan
Relawan Jokowi Diperiksa sebagai Saksi Dugaan Tudingan Ijazah Palsu
Relawan Jokowi Diperiksa sebagai Saksi Dugaan Tudingan Ijazah Palsu
Megapolitan
Sempat Disabotase 'Pak Ogah', Lampu Lalu Lintas Cawang Kembali Normal
Sempat Disabotase "Pak Ogah", Lampu Lalu Lintas Cawang Kembali Normal
Megapolitan
Pramono Sebut Macet di Jakarta Berkurang karena Dibantu AI
Pramono Sebut Macet di Jakarta Berkurang karena Dibantu AI
Megapolitan
Job Fair di SMKN 57 Jakarta Sasar Pencari Kerja Berusia 30 Tahun ke Bawah
Job Fair di SMKN 57 Jakarta Sasar Pencari Kerja Berusia 30 Tahun ke Bawah
Megapolitan
'TikToker' Padati Ruang Sidang Kasus Nikita Mirzani
"TikToker" Padati Ruang Sidang Kasus Nikita Mirzani
Megapolitan
Rencana Pramono Atasi Beban Ribuan Ton Sampah per Hari di Jakarta
Rencana Pramono Atasi Beban Ribuan Ton Sampah per Hari di Jakarta
Megapolitan
Pramono Diceramahi Anak, Diminta Manfaatkan AI untuk Birokrasi Jakarta
Pramono Diceramahi Anak, Diminta Manfaatkan AI untuk Birokrasi Jakarta
Megapolitan
Dorong ASN Manfaatkan AI, Pramono: Jangan Hanya untuk Edit Wajah Saya
Dorong ASN Manfaatkan AI, Pramono: Jangan Hanya untuk Edit Wajah Saya
Megapolitan
Pramono Sebut AI Bisa Permudah Urus KJP, KTP, dan IMB
Pramono Sebut AI Bisa Permudah Urus KJP, KTP, dan IMB
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau