Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Petisi Tolak Aktivitas Belajar di Sekolah Juli 2020, Orangtua Khawatir Anak Tertular Covid-19

Kompas.com - 28/05/2020, 16:45 WIB
Kevin Rizky Pratama,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mempersiapkan aktivitas belajar mengajar di sekolah di tengah pandemi Covid-19.

Saat awal pandemi Covid-19, aktivitas belajar mengajar di sekolah ditiadakan, terutama di wilayah yang menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Proses belajar mengajar kemudian dilakukan secara daring hingga berakhirnya tahun ajaran 2019/2020.

Sementara untuk tahun ajaran 2020-2021, pemerintah memperkirakan aktivitas belajar mengajar akan dimulai Juli 2020.

Sejumlah daerah, terutama di Jabodetabek, mempersiapkan aktivitas belajar mengajar bisa dilakukan di sekolah dengan pengaturan protokol kesehatan.

Baca juga: Ini Kalender Pendidikan Tahun 2020/2021 di Jakarta, Dimulai 13 Juli 2020

Seperti di Jakarta, Pemprov DKI Jakarta menetapkan kegiatan belajar mengajar untuk semua tingkatan di wilayahnya dalam kalender pendidikan tahun ajaran 2020/2021 dimulai 13 Juli 2020.

Namun, rencana pemerintah untuk memulai aktivitas di sekolah menuai kritik para orangtua. Dikhawatirkan, para siswa tertular Covid-19.

Bahkan muncul petisi online di situs web Change.org yang isinya meminta Pemerintah, khususnya Menteri Pendidikan untuk menunda tahun ajaran baru 2020/2021 bagi siswa yang masih duduk di bangku sekolah.

Baca juga: Selebgram AP Ditahan di Myanmar, Menhan: Kita Tak Bisa Operasi Militer Selain Perang

Sejak dibuat pada Jumat (28/5/2020) lalu, petisi tersebut sudah ditandatangani lebih dari 30.261 orang.

Handa Handoko, pembuat petisi menganggap Indonesia belum siap untuk kembali membuka kegiatan belajar mengajar di sekolah.

"Pengalaman adalah guru berharga, jika kita bisa belajar dari negara lain bahwa ternyata tidak aman untuk membuka kembali lingkungan sekolah ditengah pandemik Covid-19, alangkah baik dan bijaksana, jika Pemerintah khususnya Menteri Pendidikan berpikir sebijaksana mungkin tentang dibukanya kembali tahun ajaran baru," tulis Hana dalam pernyataan petisi tersebut.

Baca juga: Bertambah 137 Orang, Kurva Kasus Positif Covid-19 Jakarta Kembali Naik Setelah 4 Hari Turun

Dalam petisi itu, Hana memaparkan bahwa beberapa negara seperti Perancis dan Finlandia, masih tetap dihantui Covid-19 kendati keduanya telah menerapkan protokol kesehatan ketika kembali membuka aktivitas belajar mengajar di sekolah.

Berkaca pada pengalaman negara lain, Hana meminta kepada pemerintah Indonesia untuk memperpanjang kegiatan belajar secara online di rumah hingga pandemi ini benar-benar berakhir.

"Dari dua kasus ini, besar harapan saya sebagai seorang ibu agar pemerintah menunda tahun ajaran baru atau setidaknya memperpanjang kegiatan belajar secara online dari rumah. Supaya anak-anak sebagai penerus bangsa tidak harus kehilangan nyawanya akibat hidup damai dengan Covid-19 dan juga meminimalkan kenaikan PDP dan OPD," imbuhnya.

Petisi ini lantas menuai banyak respons dari para orangtua. Yuni, misalnya, seorang ibu warga Jakarta Pusat mendukung petisi tersebut.

Baca juga: Skenario New Normal Sekolah di Kota Tangerang: Satu Meja Satu Siswa, Kelas Bertambah

Halaman:


Terkini Lainnya
Ada Kecelakaan Beruntun di Utan Kayu Jaktim, Lalu Lintas Sempat Macet
Ada Kecelakaan Beruntun di Utan Kayu Jaktim, Lalu Lintas Sempat Macet
Megapolitan
Temui Teman Medsos, Remaja Jakbar Hilang Tiga Minggu Ditemukan di Sumbar
Temui Teman Medsos, Remaja Jakbar Hilang Tiga Minggu Ditemukan di Sumbar
Megapolitan
Hasil Penyelidikan Kasus Diplomat Kemlu Tewas di Kos Diungkap Seminggu Lagi
Hasil Penyelidikan Kasus Diplomat Kemlu Tewas di Kos Diungkap Seminggu Lagi
Megapolitan
985 Gram Sabu Diselundupkan lewat Lampu Truk, Dikirim dari Malaysia ke Jakut
985 Gram Sabu Diselundupkan lewat Lampu Truk, Dikirim dari Malaysia ke Jakut
Megapolitan
7 Kendaraan Kecelakaan Beruntun di Depan Halte Transjakarta Utan Kayu Jaktim
7 Kendaraan Kecelakaan Beruntun di Depan Halte Transjakarta Utan Kayu Jaktim
Megapolitan
1,1 Kg Narkoba Disamarkan Jadi Teh, Hendak Diselundupkan dari India ke Jaktim
1,1 Kg Narkoba Disamarkan Jadi Teh, Hendak Diselundupkan dari India ke Jaktim
Megapolitan
Gara-gara Pinjam Korek Api, Pemuda di Penjaringan Dikeroyok OTK
Gara-gara Pinjam Korek Api, Pemuda di Penjaringan Dikeroyok OTK
Megapolitan
Tol Dalam Kota Padat Pagi Ini, Contraflow Diterapkan di Beberapa Titik
Tol Dalam Kota Padat Pagi Ini, Contraflow Diterapkan di Beberapa Titik
Megapolitan
Saat Pasar Ular Tak Lagi Bergigi: Cerita Para Pedagang Kehilangan Pembeli, Terdesak Ekonomi
Saat Pasar Ular Tak Lagi Bergigi: Cerita Para Pedagang Kehilangan Pembeli, Terdesak Ekonomi
Megapolitan
Aksi Buruh Bekasi Lawan 2 Begal: Korban Menang, Pelaku Kabur Kelelahan
Aksi Buruh Bekasi Lawan 2 Begal: Korban Menang, Pelaku Kabur Kelelahan
Megapolitan
DPRD Soroti RSUD di Jakarta yang Masih Tolak Pasien BPJS
DPRD Soroti RSUD di Jakarta yang Masih Tolak Pasien BPJS
Megapolitan
Duduk Perkara Wanita di Kalibata Lompat dari Lantai 19, Bermula dari ODGJ Masuk Kamar
Duduk Perkara Wanita di Kalibata Lompat dari Lantai 19, Bermula dari ODGJ Masuk Kamar
Megapolitan
Pesta Cahaya dan Hiburan Gemilang Silang Meriahkan Monas Akhir Pekan Ini
Pesta Cahaya dan Hiburan Gemilang Silang Meriahkan Monas Akhir Pekan Ini
Megapolitan
Terungkap Detik-detik Terakhir Diplomat Kemlu di Kos: Susuri Lorong Bawa Kantong Plastik
Terungkap Detik-detik Terakhir Diplomat Kemlu di Kos: Susuri Lorong Bawa Kantong Plastik
Megapolitan
Hidup di Rumah Flat Menteng: Ada Taman, Kafe, Dekat ke Transportasi Publik
Hidup di Rumah Flat Menteng: Ada Taman, Kafe, Dekat ke Transportasi Publik
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau