Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bullying di Bekasi, Seorang Pelajar Dipaksa Cium Kaki dan Ditarik dari Motor

Kompas.com - 27/07/2020, 12:30 WIB
Cynthia Lova,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Sebuah video beredar di media sosial menampilkan seorang pelajar berkerudung hitam berbaju biru tengah jongkok menunduk.

Dalam video yang diunggah oleh akun media sosial Instagram @cetul22 tampak perekam video memerahi wanita berkerudung itu.

Video yang beredar menyebutkan pelajar tersebut ialah pelajar SMK Pusaka Nusatara 2, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.

"Dia (menunjuk ke korban) udah minta maaf sama gue, noh orangnya noh, muka dempulan, yang katanya muka dempulan. Pas udah dibacotin balik, enggak mau dibacotin balik,” kata seorang perekam sambil terus menyorot wajah korban.

Baca juga: Akui Bikin Hoaks, Penyebar Rumor Naeun APRIL Lakukan Bullying Minta Maaf

Perekam video itu terlihat mengarahkan kakinya ke wajah korban meminta untuk dielus  kakinya.

Permintaan itu pun dituruti korban. Setelah itu, korban disuruh  untuk mencium kaki perekam video tersebut.

"Udah elus satu kali, terus cium kaki gue sampai 10 kali," kata perekam video itu sambil memvideokan wajah korban.

Baca juga: Sekolah Inklusi, Jangan Ada Bullying di antara Kita...

Korban yang tampak menahan tangis itu langsung mencium kaki pelaku berkali-kali. Melihat korban mencium kakinya, perekam video itu tertawa puas.

“Dah jangan diulangi lagi kayak gitu, nih gue ingetin lu kalau ke sekolah muka lu jangan dempulan, ya? Iya nggak?" kata dia.

Kemudian, videon lain juga tersebar, korban yang sedang duduk di atas motor. Kemudian, perekam video tampak menarik baju korban hingga terperosok.

Perekam video itu bahkan menendang korban sambil memberi peringatan ke korban.

“Makanya jangan cari masalah mulu, kalau enggak mau mah," kata perekam video.

Menanggapi hal itu, polisi pun ikut turun tangan. Kapolsek Tambun AKP Gana mengatakan, akan menyelidiki kasus perundungan tersebut.

“Segera kami selidiki,” kata Gana melalui pesan tertulis, Senin (27/7/2020).

Baca juga: Bullying di Sekolah, Siswaku Sayang Maafkan Gurumu...

Sementara, Kepala Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kabupaten Bekasi, Dadang mengatakan telah berkoordinasi untuk menyelesaikan aksi perundungan yang kerap terjadi di tengah masyarakat.

“Kami koordinasikan dengan internal mbak, ada P2TP2A (Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), DP3A (Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), dan seluruh komisioner sebelum ke lapangan. Kami akan klarifikasi dengan pihak terkait berkaitan dengan peristiwa tersebut,” kata Dadang.

Dadang menyayangkan akan adanya kasus perundungan di wilayahnya yang terjadi sesama pelajar.

“Kami prihatin dan semoga masalah ini ada solusi terbaik, karena baik korban maupun pelaku keduanya harus kami lindungi sebagai anak aset bangsa,” tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
Pramono Konsisten Naik Transportasi Umum, tapi Siapa yang Masih Parkir di Basemen?
Pramono Konsisten Naik Transportasi Umum, tapi Siapa yang Masih Parkir di Basemen?
Megapolitan
Pemkot Tangsel Tambah Pompa dan Buat Tandon di Pondok Maharta yang Langganan Banjir
Pemkot Tangsel Tambah Pompa dan Buat Tandon di Pondok Maharta yang Langganan Banjir
Megapolitan
Penusuk Adik Bahar bin Smith Ternyata Tetangganya
Penusuk Adik Bahar bin Smith Ternyata Tetangganya
Megapolitan
Pondasi Tergerus Aliran Sungai Ciliwung, 3 Rumah di Matraman Longsor
Pondasi Tergerus Aliran Sungai Ciliwung, 3 Rumah di Matraman Longsor
Megapolitan
Dugaan Pengeroyokan Adik Bahar bin Smith: Kuasa Hukum Bawa Saksi dan Bukti ke Polda
Dugaan Pengeroyokan Adik Bahar bin Smith: Kuasa Hukum Bawa Saksi dan Bukti ke Polda
Megapolitan
Polisi Libatkan Ahli Forensik dan Digital untuk Ungkap Kematian Diplomat Kemlu
Polisi Libatkan Ahli Forensik dan Digital untuk Ungkap Kematian Diplomat Kemlu
Megapolitan
Guru Ngaji di Jaksel Cabuli Muridnya Saat Istri dan Anaknya Pergi
Guru Ngaji di Jaksel Cabuli Muridnya Saat Istri dan Anaknya Pergi
Megapolitan
Soroti Penanganan Banjir Jakarta, DPRD: Harus Mulai dari Hulu
Soroti Penanganan Banjir Jakarta, DPRD: Harus Mulai dari Hulu
Megapolitan
Murid Sekolah Rakyat Tinggal di Asrama, Orangtua Boleh Temui Anaknya?
Murid Sekolah Rakyat Tinggal di Asrama, Orangtua Boleh Temui Anaknya?
Megapolitan
Cerita Putri Terjebak Banjir di Jalan Cacing Jakut: Makin Maju, Air Makin Dalam
Cerita Putri Terjebak Banjir di Jalan Cacing Jakut: Makin Maju, Air Makin Dalam
Megapolitan
Penampakan Dampak Longsor di Pamulang Tangsel: Dinding Rumah Jebol, Pohon Tumbang
Penampakan Dampak Longsor di Pamulang Tangsel: Dinding Rumah Jebol, Pohon Tumbang
Megapolitan
Kasus Pencabulan Guru Ngaji di Tebet Terungkap Saat Korban Mogok Mengaji
Kasus Pencabulan Guru Ngaji di Tebet Terungkap Saat Korban Mogok Mengaji
Megapolitan
Istri Terdakwa Judol Komdigi Dapat Uang Bulanan Rp 500 Juta dari Suaminya
Istri Terdakwa Judol Komdigi Dapat Uang Bulanan Rp 500 Juta dari Suaminya
Megapolitan
Ayah Tiri di Bekasi Perkosa Anaknya Berkali-kali Selama 2 Tahun
Ayah Tiri di Bekasi Perkosa Anaknya Berkali-kali Selama 2 Tahun
Megapolitan
Pernah Dipukul, Korban Guru Ngaji Cabul di Jaksel Takut Melapor
Pernah Dipukul, Korban Guru Ngaji Cabul di Jaksel Takut Melapor
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau