Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Bintaro 19 Oktober, 33 Tahun Lalu Tanah Jakarta Berwarna Merah

Kompas.com - 19/10/2020, 17:17 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - “Apa kabar kereta yang terkapar di Senin pagi. Di gerbongmu ratusan orang yang mati. Hancurkan mimpi bawa kisah. Air mata… air mata,” demikian lirik dari judul lagu 1910 milik Iwan Fals.

Iwan Fals merekam peristiwa kelabu yaitu Tragedi Kecelakaan Kereta di Bintaro, Jakarta pada 19 Oktober 1987.

“Sembilan belas Oktober tanah Jakarta berwarna merah...,” tulis Iwan Fals.

Lirik lagu Iwan Fals itu menggambarkan suasana kecelakaan kereta api di Bintaro tersebut.

Hari ini 33 tahun yang lalu, tepatnya pada 19 Oktober 1987, terjadi kecelakaan antara Kereta Api (KA) 225 Merak dengan Kereta Api (KA) 220 Rangkas di daerah Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan.

Baca juga: Wisata Horor di Lokasi Tragedi Bintaro Ilegal dan Nyaris Timbulkan Kecelakaan

KA Rangkas dan KA Merak bertabrakan dengan posisi adu banteng.

Kedua kereta ringsek karena benturan keras.

Ketika bertabrakan, gerbong pertama di belakang lokomotif terdorong ke muka dan "mencaplok" lokomotif di depannya.

Dua lokomotif melengkung casisnya dan tertutup gerbong pertama yang diseretnya.

Catatan Harian Kompas, lebih dari 156 orang meninggal dan ratusan lainnya mengalami luka-luka.

Kecelakaan ini tercatat sebagai peristiwa maut dan terburuk dalam sejarah perkeretaapian di Indonesia.

Kelalaian Petugas

Kengerian di Bintaro 33 tahun silam merupakan sebuah kecelakaan yang disebabkan oleh kelalaian petugas.

Peristiwa bermula dari kesalahpahaman kepala Stasiun Serpong yang memberangkatkan KA 225 dengan tujuan Jakarta Kota.

Kereta itu berangkat menuju Sudimara tanpa mengecek kondisi di stasiun.

Alhasil, tiga jalur kereta yang berada di Stasiun Sudimara penuh akibat kedatangan KA 225.

Baca juga: Sejumlah Faktor yang Menyebabkan Tragedi Bintaro Terjadi...

Halaman Berikutnya
Halaman:
Komentar
pikirku yg pak masinisnya berseberangan kereta dengan ibunya karena ibunya bekerja dengan jadwal yg lebih dekat dengan teman pak masinisnya.


Terkini Lainnya
MRT Bakal Diperpanjang Sampai Serpong, Rute hingga Pembiayaan Dikaji
MRT Bakal Diperpanjang Sampai Serpong, Rute hingga Pembiayaan Dikaji
Megapolitan
Sarjana Menganggur dan Beban yang Tak Terucap
Sarjana Menganggur dan Beban yang Tak Terucap
Megapolitan
Polisi Libatkan Ahli untuk Telusuri Latar Belakang Diplomat Kemlu
Polisi Libatkan Ahli untuk Telusuri Latar Belakang Diplomat Kemlu
Megapolitan
Korban Penipuan Kontrakan Fiktif Bertambah Jadi 77 Orang, Pelaku Belum Juga Tertangkap
Korban Penipuan Kontrakan Fiktif Bertambah Jadi 77 Orang, Pelaku Belum Juga Tertangkap
Megapolitan
Reza Gladys Bantah Minta Bantuan Dokter Oky Beri Uang Tutup Mulut ke Nikita Mirzani
Reza Gladys Bantah Minta Bantuan Dokter Oky Beri Uang Tutup Mulut ke Nikita Mirzani
Megapolitan
Reza Gladys Takut Kredibilitasnya Hancur akibat Ulasan Negatif Nikita Mirzani dan Doktif
Reza Gladys Takut Kredibilitasnya Hancur akibat Ulasan Negatif Nikita Mirzani dan Doktif
Megapolitan
Polisi Sisir 20 CCTV, Lacak Jejak Diplomat Kemlu dalam 7 Hari Terakhir
Polisi Sisir 20 CCTV, Lacak Jejak Diplomat Kemlu dalam 7 Hari Terakhir
Megapolitan
Eks SDN Pondok Cina 1 Bakal Jadi Rumah Disabilitas, Dilengkapi Mushala buat Umum
Eks SDN Pondok Cina 1 Bakal Jadi Rumah Disabilitas, Dilengkapi Mushala buat Umum
Megapolitan
Dua Orang Terluka akibat Kebakaran di Jatinegara
Dua Orang Terluka akibat Kebakaran di Jatinegara
Megapolitan
MRT Jakarta Gandeng Sinar Mas Land, Kaji Perpanjangan Rute ke Serpong
MRT Jakarta Gandeng Sinar Mas Land, Kaji Perpanjangan Rute ke Serpong
Megapolitan
Terungkap 3 Lapis Kunci Kamar Diplomat Kemlu yang Tewas di Kos
Terungkap 3 Lapis Kunci Kamar Diplomat Kemlu yang Tewas di Kos
Megapolitan
Laporan Wali Murid Bongkar Dugaan Pungli dan Intimidasi di SD Bekasi
Laporan Wali Murid Bongkar Dugaan Pungli dan Intimidasi di SD Bekasi
Megapolitan
Lelah Tak Ada Perubahan Selama 11 Tahun, Alasan Gen Z di Jakut Maju Jadi Ketua RW
Lelah Tak Ada Perubahan Selama 11 Tahun, Alasan Gen Z di Jakut Maju Jadi Ketua RW
Megapolitan
Empat Kios dan Satu Toko Bangunan di Jatinegara Terbakar, Diduga akibat Gas Bocor
Empat Kios dan Satu Toko Bangunan di Jatinegara Terbakar, Diduga akibat Gas Bocor
Megapolitan
Tak Dapat Kerja Usai Setahun Lulus Kuliah, Raka: Rasanya Jadi Beban ke Orangtua
Tak Dapat Kerja Usai Setahun Lulus Kuliah, Raka: Rasanya Jadi Beban ke Orangtua
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau