Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD DKI Ketahuan Diam-diam Usul Naik Gaji, Momentum Perubahan Iklim Politik Lebih Transparan?

Kompas.com - 05/12/2020, 21:44 WIB
Vitorio Mantalean,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sorotan publik terhadap DPRD DKI Jakarta yang diam-diam mengusulkan kenaikan penghasilan lewat Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2021 dianggap sebagai tanda bahwa iklim politik di Ibukota bisa berubah menuju arah yang lebih modern.

"Mungkin ada banyak politisi-politisi yang paradigmanya lama, terkejut, tidak menyangka partisipasi publik berlanjut setelah hari pemilihan (pemilu) dan ini menurut saya tren baik," kata Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Philips Vermonte dalam diskusi daring yang dihelat Koalisi Jakarta pada Sabtu (5/12/2020) malam.

"Masa bagi politik lama yang tidak transparan, yang korup, akan segera lewat kalau mereka tidak ikut gelombang anak muda," imbuhnya.

Philips memberi gambaran, mayoritas penduduk Indonesia saat ini merupakan kalangan muda.

Baca juga: Dianggap Plin-plan Soal Usulan Kenaikan Gaji DPRD DKI, PSI Angkat Bicara

Mereka dapat dengan mudah membandingkan kesenjangan proses politik di Jakarta atau Indonesia dengan kota atau negara maju melalui teknologi yang telah jadi teman sehari-hari.

Melihat bagaimana kebijakan dan anggaran disusun secara baik di beberapa kota atau negara maju, wajar bila timbul keinginan kalangan muda buat bergerak maju meninggalkan kultur politik lawas yang serba tertutup.

Hal ini, tergambar dari simpati yang pada gilirannya ditangguk Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

PSI, terlepas dari motif politiknya, dianggap sebagian kalangan sebagai "whistle blower" karena telah menyampaikan usulan kenaikan penghasilan DPRD DKI kepada publik.

Pada akhirnya, menurut Philips, politik transparan yang terbukti dapat meraup simpati publik akan dilirik oleh banyak partai, sebagai upaya mengerek elektabilitas dan memoles reputasi.

"Karena sudah ada yang mendobrak, mungkin akan muncul insentif politik buat mereka (partai politik), bahwa (parpol menyadari) ternyata konstituen melihat ini (transparansi) sesuatu yang akan meningkatkan dukungan elektoral pada siklus pemilu berikutnya," jelas Philips.

Baca juga: DPRD DKI Disoroti karena Usul Naik Gaji, Bukti Partisipasi Publik Tak Berhenti di Pemilu

"Kadang kan orang bersedia melakukan reformasi bukan karena mereka orang baik, bukan karena mereka percaya pada demokrasi, tetapi tetap mereka menghitung. Insentif politiknya buat saya apa, kalau misalnya saya lebih transparan? Logikanya politisi kan selalu seperti itu," imbuh dia.

Sebagai informasi, usulan RKT 2021 DPRD DKI Jakarta memuat rencana anggaran hingga Rp 888 miliar untuk 106 anggota DPRD DKI Jakarta.

Dengan rancangan anggaran RKT 2021 tersebut, setiap anggota bisa mengantongi Rp 8,3 miliar per tahun atau Rp 689 juta per bulan apabila setiap kegiatan dalam RKT terlaksana.

Berikut rincian rancangan anggaran RKT untuk setiap anggota DPRD DKI Jakarta pada 2021:

Pendapatan langsung:

1. Uang representasi: Rp 2.250.000 per bulan

2. Uang paket: Rp 225.000 per bulan

3. Tunjangan keluarga: Rp 315.000 per bulan

4. Tunjangan jabatan: RP 3.262.500 per bulan

Halaman:


Terkini Lainnya
MRT Jakarta Ungkap Alasan Lamanya Progres Trayek Harmoni-Mangga Besar
MRT Jakarta Ungkap Alasan Lamanya Progres Trayek Harmoni-Mangga Besar
Megapolitan
Pembunuh Pria di Pondok Aren Pura-pura Minta Bantuan Korban demi Kuasai Harta
Pembunuh Pria di Pondok Aren Pura-pura Minta Bantuan Korban demi Kuasai Harta
Megapolitan
Penjelasan Kuasa Hukum Dokter Tifa soal Nama Abraham Samad Muncul dalam Kasus Ijazah Jokowi
Penjelasan Kuasa Hukum Dokter Tifa soal Nama Abraham Samad Muncul dalam Kasus Ijazah Jokowi
Megapolitan
Polisi Sita 2 Mobil Pengangkut Sajam untuk Tawuran di Lubang Buaya
Polisi Sita 2 Mobil Pengangkut Sajam untuk Tawuran di Lubang Buaya
Megapolitan
Produksi Vape Ilegal Berisi Narkoba, 4 WNA Ditangkap di Tangerang
Produksi Vape Ilegal Berisi Narkoba, 4 WNA Ditangkap di Tangerang
Megapolitan
Pembunuh Pria di Pondok Aren Sudah Siapkan Pisau dari Rumah
Pembunuh Pria di Pondok Aren Sudah Siapkan Pisau dari Rumah
Megapolitan
Ternyata Ini Cara Simpel Bedakan Beras Oplosan dan Premium
Ternyata Ini Cara Simpel Bedakan Beras Oplosan dan Premium
Megapolitan
Polisi Tunggu Hasil Tes DNA untuk Ungkap Identitas Mayat Tak Utuh di Kali Ciliwung
Polisi Tunggu Hasil Tes DNA untuk Ungkap Identitas Mayat Tak Utuh di Kali Ciliwung
Megapolitan
Pembunuh Pria di Pondok Aren Ambil Dompet dan Motor Korban Usai Membunuh
Pembunuh Pria di Pondok Aren Ambil Dompet dan Motor Korban Usai Membunuh
Megapolitan
Sepekan Berlalu, Polri Masih Telusuri Kematian Diplomat Kemlu
Sepekan Berlalu, Polri Masih Telusuri Kematian Diplomat Kemlu
Megapolitan
Rano Karno Punya Mimpi Angkat Trofi Juara Bersama Persija di JIS
Rano Karno Punya Mimpi Angkat Trofi Juara Bersama Persija di JIS
Megapolitan
Bank Jakarta Jadi Sponsor Persija, Rano Karno: Biar Masyarakat Makin Tahu
Bank Jakarta Jadi Sponsor Persija, Rano Karno: Biar Masyarakat Makin Tahu
Megapolitan
Lenteng Agung Akan Jadi Pusat Baru Pedagang Hewan Usai Relokasi Pasar Barito
Lenteng Agung Akan Jadi Pusat Baru Pedagang Hewan Usai Relokasi Pasar Barito
Megapolitan
Tak Hanya Pelajar, Pelaku Tawuran di Lubang Buaya Ada Pegawai Bank dan Satpam
Tak Hanya Pelajar, Pelaku Tawuran di Lubang Buaya Ada Pegawai Bank dan Satpam
Megapolitan
Pemprov Jakarta Akan Bangun 4 Pasar Baru, Salah Satunya Dilengkapi Rusun
Pemprov Jakarta Akan Bangun 4 Pasar Baru, Salah Satunya Dilengkapi Rusun
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau