Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim SAR Perluas Area Pencarian Korban Pesawat Sriwijaya Air

Kompas.com - 14/01/2021, 11:01 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Upaya pencarian badan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 serta para penumpangnya yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021) lalu, memasuki hari keenam pada Kamis ini.

Direktur Operasional Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman mengatakan, pihaknya akan memperluas area pencarian.

Menurut Rasman, kemungkinan badan pesawat atau serpihannya serta para penumpangnya yang jadi korban sudah bergeser jauh karena teseret arus laut.

Baca juga: Tim DVI Polri Serahkan Jenazah Korban Sriwijaya Air Okky Bisma ke Keluarga

"Karena ini sudah memasuki hari keenam, tentunya ada bagian-bagian atau korban yang mungkin terbawa arus tentu mungkin sudah cukup jauh," kata Rasman di JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis.

"Karena itu, pencarian melalui udara mungkin akan diperluas. Begitu juga yang di pantai-pantai kami juga mengoptimalkan potensi yang ada di pantai, baik itu yang ada di pulau-pulau (kecil) maupun di pulau besar," sambungnya.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Rasman juga menyebutkan, tim SAR akan melakukan upaya pencarian di atas permukaan laut karena ada beberapa serpihan pesawat yang ditemukan.

Baca juga: Cek Status NIK KTP untuk Bansos 2025, Apakah Nama Kamu Masih Terdaftar?

"Kemudian juga kami tetap melaksanakan pencarian di atas permukaan. Kemarin hari kelima ada penyerahan objek pencarian yang ditemukan karena tersangkut di jaring nelayan," ucap Rasman.

"Artinya bagian-bagian ini juga melayang di air. Jadi tidak semuanya tertanam di dasar laut," ujar dia.

Berdasarkan data terakhir, total ada 141 kantong jenazah berisi bagian tubuh korban telah dievakuasi. Temuan lain yakni 31 kantong yang berisi serpihan pesawat berukuran kecil dan 28 potongan serpihan pesawat berukuran besar.

Baca juga: Cerita Avan, Anak Penjual Es di Ponorogo yang Rumahnya Penuh Piala, Mengaku Tak Pernah Dapat Beasiswa Pemda

Black box atau kotak hitam pesawat yang berisi flight data recorder (FDR) juga telah ditemukan dan diangkat ke permukaan.

Operasi pencarian pada Rabu kemarin sempat terhenti karena gelombang tinggi dan angin kencang. Namun, menjelang sore ketika cuaca membaik, tim SAR kembali melanjutkan pencarian dan berhasil mendapatkan sejumlah temuan baru.

Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak saat terbang di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, pada Sabtu pekan lalu sekitar pukul 14.40 WIB atau 4 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Pesawat mengangkut 62 orang, yang terdiri dari enam kru, 46 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi.

Baca juga: Hari Ke-5 Pencarian Sriwijaya Air, Terhambat Cuaca Buruk hingga Kotak Hitam Tertimbun Lumpur

Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 sempat keluar jalur penerbangan, yakni menuju arah barat laut pada pukul 14.40 WIB. Pihak Air Traffic Controller (ATC) kemudian menanyakan pilot mengenai arah terbang pesawat. Namun, dalam hitungan detik, pesawat dilaporkan hilang kontak dan ternyata jatuh ke laut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
PMI Tangsel Gandeng Komunitas, Wacanakan Buat Kafe untuk Donor Darah
PMI Tangsel Gandeng Komunitas, Wacanakan Buat Kafe untuk Donor Darah
Megapolitan
Tanpa Bantuan Pemerintah, Ketua RT Gen Z di Rawa Badak Cor Jalan Pakai Uang Pengurus
Tanpa Bantuan Pemerintah, Ketua RT Gen Z di Rawa Badak Cor Jalan Pakai Uang Pengurus
Megapolitan
Sahdan Jadi Ketua RT di Usia 19, Punya cita-cita Jadi Gubernur Jakarta
Sahdan Jadi Ketua RT di Usia 19, Punya cita-cita Jadi Gubernur Jakarta
Megapolitan
Sahdan Arya, Mahasiswa 19 Tahun Jadi Ketua RT Termuda di Rawa Badak Selatan
Sahdan Arya, Mahasiswa 19 Tahun Jadi Ketua RT Termuda di Rawa Badak Selatan
Megapolitan
40 Sekolah Swasta Jakarta Terima Bantuan Pemprov, Ini 12 Kriterianya
40 Sekolah Swasta Jakarta Terima Bantuan Pemprov, Ini 12 Kriterianya
Megapolitan
Pemprov Jakarta Kucurkan Rp 3,5 Miliar per Bulan untuk 6.700 Guru Ngaji
Pemprov Jakarta Kucurkan Rp 3,5 Miliar per Bulan untuk 6.700 Guru Ngaji
Megapolitan
Polisi Ungkap Alasan Penjaga Kos Bolak-balik di Depan Kamar Kos Diplomat Kemlu
Polisi Ungkap Alasan Penjaga Kos Bolak-balik di Depan Kamar Kos Diplomat Kemlu
Megapolitan
Polri Gelar Operasi Patuh 2025 Mulai 14 Juli, Simak Sasaran Pelanggarannya
Polri Gelar Operasi Patuh 2025 Mulai 14 Juli, Simak Sasaran Pelanggarannya
Megapolitan
CCTV Rekam Penjaga Kos Intip Kamar Diplomat Kemlu dan Telepon Seseorang
CCTV Rekam Penjaga Kos Intip Kamar Diplomat Kemlu dan Telepon Seseorang
Megapolitan
Mbah Asmini dan Api yang Mengakhiri Kesendiriannya di Rusun Klender
Mbah Asmini dan Api yang Mengakhiri Kesendiriannya di Rusun Klender
Megapolitan
Tujuh Tahun Menanti, Ibu Ini Kehilangan Bayi Usai Diduga Telantar di RS Kuningan
Tujuh Tahun Menanti, Ibu Ini Kehilangan Bayi Usai Diduga Telantar di RS Kuningan
Megapolitan
Dua Hari Pecah Ketuban Tanpa Tindakan, Irmawati Kehilangan Bayi di RS Kuningan
Dua Hari Pecah Ketuban Tanpa Tindakan, Irmawati Kehilangan Bayi di RS Kuningan
Megapolitan
 CCTV Depan Kamar Diplomat Kemlu Rekam Penjaga Kos Bolak-balik
CCTV Depan Kamar Diplomat Kemlu Rekam Penjaga Kos Bolak-balik
Megapolitan
Pemprov Jakarta Beri Bantuan Rp 500.000 per Bulan ke 6.700 Guru Ngaji
Pemprov Jakarta Beri Bantuan Rp 500.000 per Bulan ke 6.700 Guru Ngaji
Megapolitan
Suasana Pascakebakaran Rusun Klender: Empat Unit Hangus, Kabel Meleleh
Suasana Pascakebakaran Rusun Klender: Empat Unit Hangus, Kabel Meleleh
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau