Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Limbah Medis di Kabupaten Bogor, Wali Kota Tangerang Siap Beri Klarifikasi

Kompas.com - 10/02/2021, 22:25 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Tangerang siap bertanggung jawab atas peristiwa pembuangan limbah medis yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) di lintas wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Sebab, limbah tersebut berasal dari sebuah hotel berinisial PPH, yang dijadikan tempat isolasi mandiri pasien Covid-19 oleh Pemerintah Kota Tangerang.

"Pihak hotel isolasi itu memang harus bertanggung jawab," ungkap Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah melalui pesan singkat, Rabu (10/2/2021) malam.

"Hotel itu kerja sama dengan pihak lain untuk mengurus limbahnya. (Namun) mereka malah tidak mengurusnya dengan baik," sambung Arief.

Arief mengaku, dirinya telah menyuruh pihak hotel tersebut untuk mengganti perusahaan yang mengurus limbah APD mereka.

Baca juga: Pembuang Limbah Medis Covid-19 di Bogor Ditangkap, Ternyata dari Tangerang

Politikus Demokrat itu juga mengatakan, Pemerintah Kota Tangerang telah menyiapkan diri bila dipanggil aparat kepolisian.

"Saya siap saja kalau dipanggil untuk melakukan klarifikasi. Saya juga sudah meminta agar peristiwa itu diusut lebih lanjut," kata pria 43 tahun itu.

Untuk diketahui, Kepolisian Resor Bogor menangkap dua pelaku pembuangan limbah medis bahan berbahaya dan beracun (B3) ilegal tersebut.

Pembuangan limbah medis Covid-19 ini telah berlangsung selama 3 hari di dua tempat, yakni di pinggir jalan Desa Tenjo, Kecamatan Tenjo dan di area perkebunan kelapa sawit milik PTPN VIII, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor.

Baca juga: Temuan Ombudsman: Limbah Medis Diangkut dengan Ambulans hingga Ojek Online

Kedua pelaku berinisial WD (37) dan IP (21) itu sengaja membuang 120 kantong plastik di dua tempat.

Adapun sampah itu berisi alat pelindung diri (APD), masker, infus, bekas bungkus obat, dan alat suntik.

"WD dan IP kita lakukan penangkapan tanggal 6 (Februari 2021) di Jakarta. Dari situ kita dapati bahwa sampah ini didapat dari salah satu hotel isolasi bagi OTG di Pemkot Tangerang," kata Harun di Mapolres Bogor, Cibinong, Rabu (10/2/2021).

Baca juga: Ini Perintah Mendagri ke Bupati Sudewo terkait Kemarahan Warga Pati

Dari keterangan tersangka, limbah medis Covid-19 tersebut berasal dari hotel tempat isolasi pasien Covid-19 kategori orang tanpa gejala (OTG) di Kota Tangerang.

Harun menyebut bahwa kedua tersangka yang mengaku sebagai pemborong limbah medis B3 Covid-19 ini melakukan kerja sama dengan pihak hotel.

Dalam kerja sama itu, menurut Harun, kedua belah pihak secara ilegal membuang limbah medis tersebut ke Kabupaten Bogor.

"Karena bukan keahlian mereka untuk mengolah limbah, jadi dibuang saja itu limbah medis bekas pasien Covid-19," ujar dia.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
778.869 Orang Gunakan KRL Jabodetabek Saat Libur 17 Agustus 2025
778.869 Orang Gunakan KRL Jabodetabek Saat Libur 17 Agustus 2025
Megapolitan
Keraguan Penumpang pada Royalti Lagu hingga Suasana Bus Jadi Sunyi
Keraguan Penumpang pada Royalti Lagu hingga Suasana Bus Jadi Sunyi
Megapolitan
Ratusan Pengemudi Taksi Online dan Ojol Jadi Korban Orderan Fiktif di Cipulir
Ratusan Pengemudi Taksi Online dan Ojol Jadi Korban Orderan Fiktif di Cipulir
Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan Nyangkut di Jembatan Sungai Ciliwung Matraman
Mayat Pria Ditemukan Nyangkut di Jembatan Sungai Ciliwung Matraman
Megapolitan
Kisah Dian, Ditemani Sang Ibu Saat Cari Kerja di Job Fair
Kisah Dian, Ditemani Sang Ibu Saat Cari Kerja di Job Fair
Megapolitan
Ramai Pengeluaran Rp3 Juta Disebut “Super Kaya”, BPS Pastikan Data Itu Bukan dari DTSEN
Ramai Pengeluaran Rp3 Juta Disebut “Super Kaya”, BPS Pastikan Data Itu Bukan dari DTSEN
Megapolitan
Akar Macet Jalan TB Simatupang: Awalnya Dibangun untuk Mobilitas Cepat, Bukan untuk Kantor-Komersial
Akar Macet Jalan TB Simatupang: Awalnya Dibangun untuk Mobilitas Cepat, Bukan untuk Kantor-Komersial
Megapolitan
Pramono Ingin Buat Halal Fair Skala Besar di Jakarta
Pramono Ingin Buat Halal Fair Skala Besar di Jakarta
Megapolitan
Kronologi Fortuner Tabrak Truk di Serpong hingga Tewaskan Pengemudi
Kronologi Fortuner Tabrak Truk di Serpong hingga Tewaskan Pengemudi
Megapolitan
Warga Padang Ini Nekat Adu Nasib ke Jakarta demi Dapat Kerja
Warga Padang Ini Nekat Adu Nasib ke Jakarta demi Dapat Kerja
Megapolitan
Keluhkan Royalti Musik, Warga: Kayak Duitnya Benaran Dikasih ke Penyanyi
Keluhkan Royalti Musik, Warga: Kayak Duitnya Benaran Dikasih ke Penyanyi
Megapolitan
Pulang dari Pasar, Wanita di Bekasi Dikeroyok Gegara Saling Tatap
Pulang dari Pasar, Wanita di Bekasi Dikeroyok Gegara Saling Tatap
Megapolitan
Saat Persidangan Nikita Mirzani Menjadi Panggung Perdebatan Data Nasabah Bank
Saat Persidangan Nikita Mirzani Menjadi Panggung Perdebatan Data Nasabah Bank
Megapolitan
5 Fakta Konvoi Lamborghini di Tol Kunciran yang Berujung Petaka
5 Fakta Konvoi Lamborghini di Tol Kunciran yang Berujung Petaka
Megapolitan
Wajah Baru Tambun Utara Usai 'Disulap' Dedi Mulyadi, Indah dan Tertata Rapi
Wajah Baru Tambun Utara Usai "Disulap" Dedi Mulyadi, Indah dan Tertata Rapi
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau