Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tawuran Pelajar Saat PTM Terbatas, Perlunya Evaluasi dan Sanksi bagi Mereka yang Terlibat...

Kompas.com - 06/10/2021, 07:33 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Fenomena tawuran pelajar saat pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas berlangsung justru mencuat di sejumlah wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Pelajar berseragam bahkan nekat membawa senjata tajam saat tawuran.

Peristiwa tawuran saat PTM terbatas berlangsung muncul kali pertama di Tangerang, Banten pada Senin (30/8/2021) malam. Polisi berhasil mengamankan 70 orang yang belum sempat tawuran.

Baca juga: Cara Pelaku Tawuran Hindari Aparat, Polisi Disebut Angin Ribut

Di Kota Bogor beberapa waktu lalu juga sempat diamankan sejumlah pelajar lantaran diduga sedang mencari musuh untuk tawuran. Mereka membekali diri dengan senjata tajam.

Yang terbaru, terjadi di Jalan Raya Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Senin (4/10/2021). Sejumlah pelajar berlarian dan sebagiannya membawa senjata tajam.

Peristiwa tawuran sebenarnya bukan hal baru. Namun, tawuran di saat PTM terbatas merupakan hal baru.

Baca juga: Guru di Jaksel Diminta Periksa Tas Siswa untuk Cegah Tawuran

Kepala Suku Dinas Pendidikan Jakarta Selatan Wilayah 2 Abd Rachem mengakui bahwa tawuran pelajar sudah biasa terjadi. Pihaknya sudah berupaya untuk mencegah tawuran pelajar terjadi di saat PTM terbatas.

Pihaknya pun menyiapkan sanksi mulai dari teguran hingga pencabutan Kartu Jakarta Pintar (KJP) bagi siswa yang terbukti terlibat tawuran pelajar.

Meski demikian, sanksi tersebut hanya berlaku untuk pelajar yang terbukti. Baginya, sekolah tetap bisa melakukan PTM terbatas.

Baca juga: P2G Minta Pemda Batalkan PTM Terbatas Sekolah yang Terlibat Tawuran

“Kasus (tawuran) ini biasa artinya ini sudah sering terjadi makanya itu kasus ini (sekolah) tidak perlu untuk di online kan. Tetapi yang misalnya kejadian ini perlu di-tracing siapa, dari mana pelaku, apa masalahnya tapi tidak menganggu (PTM terbatas) yang lain,” ujar Rachem saat dihubungi, Senin (5/10/2021) sore.

Rachem menyebutkan, Suku Dinas Pendidikan Jakarta Selatan sudah menginstruksikan kepada para sekolah untuk mencegah terjadinya tawuran pelajar di saat PTM terbatas digelar.

Pencegahan dilakukan mulai dari pemeriksaan tas hingga monitoring siswa.

“Satu yang harus ini tolong lihat di tasnya periksa tasnya. Kenapa? bukan masalah sajam tetapi anak itu bawa baju lain gak selain baju seragam,” ujar Rachem.

Rachem menyebutkan, sekolah akan memastikan keberadaan siswa setelah PTM terbatas. Rachem mengatakan, PTM terbatas di sekolah hanya sampai pukul 11.00 WIB.

“Bagaimana caranya, saya minta kepada guru kelas atau wali kelas untuk menelpon masing-masing ke rumah apa belum di rumah. Harus kita yakinkan bahwa anak harus sudah di rumah. Misalnya jam 11.00 selesai jadi jam 12.00 itu minimal harus sudah sampai di rumah,” tambah Rachem.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com