Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontraktor Sebut Tak Semua Air Bisa Meresap ke Dalam Sumur Resapan karena Hal Ini

Kompas.com - 08/12/2021, 21:55 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun sumur resapan untuk mengendalikan banjir. 

Sumur-sumur resapan tersebut dibangun di bahu jalan raya maupun di sekitar area fasilitas umum di Jakarta.

Site Manager PT Jaya Beton untuk proyek Drainase Vertikal DKI Jakarta Jodhy Pradikta menjelaskan bagaimana mekanisme air bisa meresap ke sumur resapan. 

Ia mengatakan, sumur resapan dibuat untuk menangkap air hujan agar genangan berkurang. 

"Nanti air hujan akan masuk ke lubang lewat tutup sumur resapan atau bak kontrol yang sudah berlubang. Dari situ proses penangkapan air hujan untuk tujuan konservasi air," ujar ujar Jodhy saat ditemui di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan pada Rabu (8/12/2021) sore.

Baca juga: Ambles lalu Diaspal, Performa Sumur Resapan di Lebak Bulus Diklaim Tak Berkurang

Jodhy menyebutkan, tak semua air bisa masuk dan menyerap ke tanah di dalam sumur resapan, terutama ke tanah dengan kondisi yang telah jenuh.

"Ya sudah, pasti sumur akan penuh dan enggak akan meresap lagi. Menunggu waktu sampai kering tanah. Dan sumur resapan tidak bisa langsung kering," kata Jodhy.

Proses penyerapan air di sumur resapan pun memiliki waktu yang berbeda. Waktu penyerapan akan sangat tergantung dengan jenis tanah.

"Ada yang lima menit turun 10 centimeter. Ada yang lima menit turun 20 centimeter. Ada yang lima menit turun 30 centimeter. Itu turun ketinggian air di dalam sumur resapan," lanjut Jodhy.

"Makin lempung tanah makin sulit meresap. Kalau jenis tanahnya pasir masih cepat meresap. Makin lempung tanahnya bisa lima menit turun 5 centimeter," tambah Jodhy.

Baca juga: Sumur Resapan Ambles di Lebak Bulus, Ini Penjelasan Kontraktor

Semakin jenuh tanah, air tak akan bisa meresap ke tanah. Ia pun menegaskan, tak semua air hujan bisa masuk ke dalam sumur resapan.

"Kalau sudah jenuh, misal masyarakat videonya diambil saat hujan sudah reda, air masih genangan. Yaudah itu masih jenuh tanahnya. Tapi kalau awal hujan, air pasti akan masuk," kata Jodhy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
jawaban ngeles top matkotop... solanya kalo saluran dibesarkan akan trmakan sendiri omongannya waktu kampanye dulu ya bos.., membalas komentar ahmad ansori : yang penting ada usaha , agar sebagian air dapat meresap ke dalam tanah , karena bila semua air di alirkan ke saluran maka akan butuh saluran yang besar sementara saluran yang ada sudah tidak bisa dibesarkan lagi


Terkini Lainnya
3.270 Personel Gabungan Amankan Laga Timnas Indonesia Vs China di GBK Hari Ini
3.270 Personel Gabungan Amankan Laga Timnas Indonesia Vs China di GBK Hari Ini
Megapolitan
Transjabodetabek Lebak Bulus–Sawangan Beroperasi, Warga Lebih Irit Ongkos
Transjabodetabek Lebak Bulus–Sawangan Beroperasi, Warga Lebih Irit Ongkos
Megapolitan
Joki Jalanan di Cilincing Bertaruh Nyawa demi Uang Rp 2.000
Joki Jalanan di Cilincing Bertaruh Nyawa demi Uang Rp 2.000
Megapolitan
Serba-serbi Transjabodetabek Sawangan-Lebak Bulus
Serba-serbi Transjabodetabek Sawangan-Lebak Bulus
Megapolitan
Rusaknya Jalan I Gusti Ngurah Rai Ancam Keselamatan Pengendara
Rusaknya Jalan I Gusti Ngurah Rai Ancam Keselamatan Pengendara
Megapolitan
Jutaan Orang Indonesia Pilih Berobat ke Luar Negeri, Devisa 'Bocor' Rp 200 Triliun Tiap Tahun
Jutaan Orang Indonesia Pilih Berobat ke Luar Negeri, Devisa "Bocor" Rp 200 Triliun Tiap Tahun
Megapolitan
Usai Ada Patroli Jam Malam, Tempat Remaja Nongkrong di Beji Depok Sepi
Usai Ada Patroli Jam Malam, Tempat Remaja Nongkrong di Beji Depok Sepi
Megapolitan
Pasar Baru Riwayatmu Kini…
Pasar Baru Riwayatmu Kini…
Megapolitan
Terungkapnya Penyeludupan Cairan Obat Bius dalam Botol Skincare di Bandara Soetta
Terungkapnya Penyeludupan Cairan Obat Bius dalam Botol Skincare di Bandara Soetta
Megapolitan
Istri Makelar Judol Komdigi Borong Mobil Mewah Hasil Uang Haram
Istri Makelar Judol Komdigi Borong Mobil Mewah Hasil Uang Haram
Megapolitan
Anggota DPRD Jakarta Dorong Ada BPJS untuk Hewan Peliharaan
Anggota DPRD Jakarta Dorong Ada BPJS untuk Hewan Peliharaan
Megapolitan
Jalan Mulus Adhi Kismanto Masuk Kominfo, Tanpa SK dan Hanya Lulusan SMA
Jalan Mulus Adhi Kismanto Masuk Kominfo, Tanpa SK dan Hanya Lulusan SMA
Megapolitan
Transjabodetabek, Primadona Baru Pengguna Angkutan Umum
Transjabodetabek, Primadona Baru Pengguna Angkutan Umum
Megapolitan
Pemkot Bogor Berlakukan Jam Malam untuk Pelajar, Satpol PP dan Polisi Turun Tangan
Pemkot Bogor Berlakukan Jam Malam untuk Pelajar, Satpol PP dan Polisi Turun Tangan
Megapolitan
Kronologi Tabrakan Beruntun di Exit Tol Bekasi Barat, Bermula dari Truk Rem Blong
Kronologi Tabrakan Beruntun di Exit Tol Bekasi Barat, Bermula dari Truk Rem Blong
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau