Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Revisi UMP Jadi 5,1 Persen, Pengamat: Kebijakan Ini Bermasalah

Kompas.com - 22/12/2021, 13:49 WIB
Sania Mashabi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat kebijakan publik Trubus Rahadiansyah menilai revisi upah minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta sebesar 5,1 persen bermasalah.

Sebab, kata dia, sebelumnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah menetapkan UMP sebesar 0,8 persen sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021.

"Kebijakan ini jelas bermasalah, kontraproduktif karena persoalannya kebijakan itu sudah ditetapkan sebelumnya melalui tiga pihak sesuai dengan PP Nomor 36 Tahun 2021," kata Trubus kepada Kompas.com, Rabu (22/12/2021).

"Jadi karena sudah ditetapkan maka, kalau misalnya melakukan revisi sendiri itu jelas melanggar aturan," lanjut dia.

Baca juga: Mempertanyakan Landasan Hukum Anies yang Naikkan UMP 2022 Sebesar 5,1 Persen...

Trubus menjelaskan, pada penetapan UMP sebesar 0,8 persen Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam rapat bersama Dewan Pengupahan sudah mengajak diskusi pemerintah, buruh dan pengusaha.

Dalam rapat tersebut sudah disepakati bahwa kenaikan UMP sebesar 0,8 persen atau sekitar Rp 37.000.

"Itu sudah menjadi kesepakatan bersama. Kalau kemudian sekarang berubah dengan kenaikan 5,1 (persen) ini, memang menyebabkan memang jadi carut marut," ujarnya.

Baca juga: Polemik Anies Naikkan UMP 2022, Adakah Sanksi bagi Kepala Daerah yang Tak Patuh Aturan?

Oleh karena itu, Trubus menilai revisi kenaikan UMP ini hanya demi kepentingan politik mengakomodir keinginan para buruh.

Pasalnya, Trubus berpandangan, jika Anies ingin mengakomodir keinginan para buruh seharusnya dari penetapan awal Pemprov DKI Jakarta mencari jalan tengah keadilannya.

Tetapi persoalannya pada saat itu Pemprov DKI saat diusulkan para buruh itu kan dijelaskan yang diusulkan 300.000 usulannya," ungkapnya.

"Kalau di bawah 300.000 harusnya Pemprov DKI memotong 50 persen jadi tidak terlalu jauh. Tapi yang terjadi kan 0,8 persen jadi ini yang menyebabkan munculnya rasa ketidak adilan," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
800 KK Terdampak Banjir di Tangsel, Terbanyak di Griya Sutera
800 KK Terdampak Banjir di Tangsel, Terbanyak di Griya Sutera
Megapolitan
Viral Video Pria Palak Sopir Truk di Cakung Sambil Bawa Sajam
Viral Video Pria Palak Sopir Truk di Cakung Sambil Bawa Sajam
Megapolitan
2 Bocah di Radio Dalam Nyaris Diculik Pria Tak Dikenal, Teman Korban Langsung Lapor Ortu
2 Bocah di Radio Dalam Nyaris Diculik Pria Tak Dikenal, Teman Korban Langsung Lapor Ortu
Megapolitan
Kelurahan Gedong Pasar Rebo Banjir, tapi Tak Terdata BPBD
Kelurahan Gedong Pasar Rebo Banjir, tapi Tak Terdata BPBD
Megapolitan
Jalan Samping Cilandak Town Square Sempat Banjir 50 Cm, Kini Perlahan Surut
Jalan Samping Cilandak Town Square Sempat Banjir 50 Cm, Kini Perlahan Surut
Megapolitan
Warga Depok Tolak Pembangunan Gereja, Keluhkan Komunikasi Pengelola yang Buruk
Warga Depok Tolak Pembangunan Gereja, Keluhkan Komunikasi Pengelola yang Buruk
Megapolitan
6 Titik di Tangsel Terendam Banjir akibat Hujan Deras
6 Titik di Tangsel Terendam Banjir akibat Hujan Deras
Megapolitan
Lalu Lintas Jalan DI Panjaitan Jaktim Macet akibat Banjir, Pemotor Pilih Putar Balik
Lalu Lintas Jalan DI Panjaitan Jaktim Macet akibat Banjir, Pemotor Pilih Putar Balik
Megapolitan
49 RT di Jakarta Terendam Banjir, Terparah di Cawang
49 RT di Jakarta Terendam Banjir, Terparah di Cawang
Megapolitan
Sejumlah Rute Transjakarta Terganggu Akibat Banjir, Ini Rinciannya
Sejumlah Rute Transjakarta Terganggu Akibat Banjir, Ini Rinciannya
Megapolitan
Daftar Titik Ruas Jalan Jakarta yang Macet Akibat Banjir Minggu Sore
Daftar Titik Ruas Jalan Jakarta yang Macet Akibat Banjir Minggu Sore
Megapolitan
Pramono Sebut Rencana Car Free Night Perlu Dikaji agar Tak Ganggu Ekonomi
Pramono Sebut Rencana Car Free Night Perlu Dikaji agar Tak Ganggu Ekonomi
Megapolitan
Jalan DI Panjaitan Cawang Terendam Banjir 50 Cm, Lalu Lintas Macet
Jalan DI Panjaitan Cawang Terendam Banjir 50 Cm, Lalu Lintas Macet
Megapolitan
Banjir Jaktim: Warga Diminta Sabar Tunggu Sheet Pile Selesai
Banjir Jaktim: Warga Diminta Sabar Tunggu Sheet Pile Selesai
Megapolitan
Diajak Pergi Berenang, 2 Bocah di Radio Dalam Nyaris Diculik Pria Tak Dikenal
Diajak Pergi Berenang, 2 Bocah di Radio Dalam Nyaris Diculik Pria Tak Dikenal
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau