Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPKM di Jabodetabek Turun Level, Epidemiolog: Pelonggaran Aktivitas Harus Bertahap

Kompas.com - 08/03/2022, 11:15 WIB
Joy Andre,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemolog dari Universitas Indonesia (UI), Tri Yunis Miko menjelaskan bahwa pelonggaran aktivitas di saat level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jabodetabek diturunkan harus dilakukan secara perlahan.

"Seharusnya kalau (diturunkan) level 2, pelan-pelan bergeraknya. Misalnya sekolah, kalau diperbolehkan (tatap muka) 75 persen, maka harusnya dimulai dari 50 persen dulu," kata Tri Yunis saat dihubungi Kompas.com, Selasa (8/3/2022).

Baca juga: PPKM Level 2, Mal di Jabodetabek Boleh Beroperasi hingga Pukul 21.00

Tri menjelaskan, tidak hanya sekolah, berbagai fasilitas publik juga harus diperhatikan secara perlahan terlebih dahulu.

Pemerintah pun diminta mengawasi, jika saat diturunkan secara perlahan dan kemudian tren kasus positif terus menurun, maka pelonggaran aktivitas baru diperbolehkan.

Ia memperingatkan, jika pemerintah salah membaca data penurunan kasus covid-19, maka tidak menutup kemungkinan bahwa kasus akan kembali mengalami kenaikan.

"Kalau pemerintah salah melaporkan atau salah membaca data, ya itu akan naik lagi. Yang kedua, kalau protokol kesehatan (Prokes) ditinggalkan oleh masyarakat, walaupun sudah ke level 2, bisa naik lagi," jelas Tri.

Selain itu, pemerintah juga harus mempunyai dasar berpikir yang jelas dalam menurunkan level PPKM di Jabodetabek menjadi level 2 dan tidak sekadar meniru apa yang sudah banyak dilakukan oleh negara asing.

Baca juga: PPKM Level 2 di Jakarta, Benarkah Situasi Sudah Membaik?

"Harus ada dasar berpikir yang jelas. Kalau kemudian kaya Arab yang membebaskan pemeriksaan Antigen dan PCR, itu harus ada dasarnya. Kita harus mesti hati-hati. Kalau buktinya sudah ada, tidak ada penambahan kasus lagi, boleh begitu," tambah dia.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, wilayah aglomerasi Jabodetabek dan Surabaya Raya kembali masuk ke Level 2 pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) selama sepekan mendatang.

"Seiring dengan perbaikan situasi yang semakin hari semakin baik, maka sejumlah kabupaten/kota yang berstatus Level 2 kembali meningkat cukup signifikan," ujar Luhut dalam konferensi pers evaluasi PPKM yang disiarkan daring pada Senin (7/3/2022).

Luhut juga mengungkapkan, kasus kematian di DKI, Bali dan Banten mengalami penurunan.

Baca juga: Ini Aturan Tempat Ibadah Selama PPKM Level 2 Jabodetabek

Dia pun memprediksi angka kasus kematian di ketiga provinsi akan semakin menurun dalam waktu dekat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Ada Pencatatan Rekor Muri Sembako Rakyat di CFD Depok Hari Ini
Ada Pencatatan Rekor Muri Sembako Rakyat di CFD Depok Hari Ini
Megapolitan
Pertunjukan Budaya Berskala Besar Digelar di CFD Jakarta Hari Ini
Pertunjukan Budaya Berskala Besar Digelar di CFD Jakarta Hari Ini
Megapolitan
Cuaca Buruk, Sampah Kiriman dari Jakarta Menumpuk di Pulau Lancang
Cuaca Buruk, Sampah Kiriman dari Jakarta Menumpuk di Pulau Lancang
Megapolitan
Jadi Direktur BUMD di Usia 33 Tahun, Ade Zarkasih: Kalau Tak Puas, Silakan Gugat ke PTUN
Jadi Direktur BUMD di Usia 33 Tahun, Ade Zarkasih: Kalau Tak Puas, Silakan Gugat ke PTUN
Megapolitan
Diduga Langgar Aturan Usia, Pengangkatan Direktur Perumda Tirta Bhagasasi Dipersoalkan
Diduga Langgar Aturan Usia, Pengangkatan Direktur Perumda Tirta Bhagasasi Dipersoalkan
Megapolitan
Lepas dari Pengawasan Orangtua, 6 Anak Dilaporkan Hilang di Area PRJ
Lepas dari Pengawasan Orangtua, 6 Anak Dilaporkan Hilang di Area PRJ
Megapolitan
PRJ 2025 Dipadati Pengunjung, Banyak yang Rela Berdesakan demi Nonton Konser
PRJ 2025 Dipadati Pengunjung, Banyak yang Rela Berdesakan demi Nonton Konser
Megapolitan
Pemain Padel Cuek Kena Pajak 10 Persen, Mayoritas Punya Passive Income
Pemain Padel Cuek Kena Pajak 10 Persen, Mayoritas Punya Passive Income
Megapolitan
Tak Cuma Bikin Langsing, Ini Alasan Banyak Orang Ketagihan Main Padel
Tak Cuma Bikin Langsing, Ini Alasan Banyak Orang Ketagihan Main Padel
Megapolitan
Bakal Kena Pajak 10 Persen, Pemain Padel: Enggak Peduli, yang Penting Main
Bakal Kena Pajak 10 Persen, Pemain Padel: Enggak Peduli, yang Penting Main
Megapolitan
Tak Masalah Kena Pajak, Pemain Padel Minta Tambah Lapangan: Biar Enggak Rebutan
Tak Masalah Kena Pajak, Pemain Padel Minta Tambah Lapangan: Biar Enggak Rebutan
Megapolitan
PRJ 2025 Ramai Sabtu Sore, Antrean Gate 9 Terpantau Lancar
PRJ 2025 Ramai Sabtu Sore, Antrean Gate 9 Terpantau Lancar
Megapolitan
Siaga 3 di Katulampa, Waspada Air Kiriman Diprediksi Tiba di Jakarta 9 Jam Lagi
Siaga 3 di Katulampa, Waspada Air Kiriman Diprediksi Tiba di Jakarta 9 Jam Lagi
Megapolitan
Sewa Lapangan Bakal Naik akibat Pajak, Pemain Padel: Asal Digunakan dengan Benar
Sewa Lapangan Bakal Naik akibat Pajak, Pemain Padel: Asal Digunakan dengan Benar
Megapolitan
Program BPJS Hewan Masih Wacana, Kementan Siapkan Payung Hukumnya
Program BPJS Hewan Masih Wacana, Kementan Siapkan Payung Hukumnya
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau