Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Kemacetan Jakarta Mulai Berkurang Imbas Perluasan Ganjil Genap

Kompas.com - 09/06/2022, 11:36 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemacetan di Jakarta diklaim mulai menurun imbas perluasan penerapan sistem ganjil genap dari semula 13 menjadi 25 ruas jalan.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, penurunan tingkat kemacetan di ibu kota ini bisa dilihat dari jumlah kendaraan yang melintas.

Hitungan Dishub DKI, telah terjadi penurunan kendaraan yang melintas di 18 titik ganjil genap, dari sebelumnya 134.600 kendaraan menjadi 129.000 kendaraan.

"Demikian pula halnya dengan kecepatan rata-rata kendaraan dua hari kemarin itu ada peningkatan," kata Syafrin melalui rekaman suara, Rabu (8/6/2022).

Baca juga: Dishub DKI Sebut Penerapan Ganjil Genap di 25 Ruas Jalan Jakarta Turunkan Kepadatan Lalu Lintas

Syafrin menjelaskan, kecepatan rata-rata kendaraan di Jakarta kini mencapai 30 kilometer per jam, sementara sebelumnya hanya sekitar 26-27 km per jam.

"Ada peningkatan sebesar 3,18 persen dari sisi kecepatan kendaraan yang ada," imbuh dia.

Penerapan sistem ganjil genap, kata Syafrin, dilakukan untuk membatasi kendaraan yanng melintas, bukan untuk membatasi masyarakat yang bermobilitas.

Sistem tersebut ditujukan agar pergerakan lalu lintas yang digunakan warga bisa lebih efisien dan tidak terjadi kemacetan.

Baca juga: Pengamat Sebut ERP Lebih Efektif Atasi Kemacetan Jakarta daripada Ganjil Genap

Untuk menciptakan efisiensi tersebut, masyarakat diminta untuk beralih pada layanan angkutan umum yang saat ini jauh lebih baik.

"Kami imbau masyarakat setelah ada ganjil genap silakan beralih ke layanan angkutan umum yang layanannya sekarang prima," ujar dia.

Warga Rasakan Jalan Lebih Lega

Jalanan di Jakarta yang macetnya mulai berkurang pasca perluasan ganjil genap juga dirasakan oleh warga pengguna jalan.

Abed (32), warga Rawamangun, Jakarta Timur ini, merasa perjalanannya menuju kantor jauh lebih cepat karena jalanan Jakarta yang tak semacet biasanya.

"Memang masih macet di beberapa titik, tapi jauh lebih lega dari biasanya," kata Abed kepada Kompas.com, Senin (6/6/2022) lalu.

Baca juga: Ganjil Genap Diperluas, Warga: Jalanan Jakarta jadi Lebih Lega

Di hari pertama perluasan ganjil genap itu, Abed berkendara dengan mobilnya yang memiliki nomor plat belakang genap. Ia Berangkat dari rumahnya di Rawamangun menuju kantornya di kawasan Gambir, Jakarta Pusat.

Abed hari itu harus melewati beberapa ruas jalan yang baru diterapkan ganjil genap, yakni Jalan Pramuka, Jalan Salemba Raya, hingga Jalan Kramat Raya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Novel Jadi Kategori Paling Laris di Gramedia Jalma Setelah Rebranding
Novel Jadi Kategori Paling Laris di Gramedia Jalma Setelah Rebranding
Megapolitan
Transformasi Gramedia Melawai Mengusung Konsep Retail Experience
Transformasi Gramedia Melawai Mengusung Konsep Retail Experience
Megapolitan
Kebakaran Ludeskan 450 Rumah di Kapuk Muara, Warga Belum Ada Pengungsian Tetap
Kebakaran Ludeskan 450 Rumah di Kapuk Muara, Warga Belum Ada Pengungsian Tetap
Megapolitan
Kebakaran Melanda Blok A Pasar Anyar Bogor, Dua Toko Ludes Terbakar
Kebakaran Melanda Blok A Pasar Anyar Bogor, Dua Toko Ludes Terbakar
Megapolitan
Nelangsanya Solihin, Rumah di Kapuk Muara Ludes Terbakar Usai Kehilangan Istri
Nelangsanya Solihin, Rumah di Kapuk Muara Ludes Terbakar Usai Kehilangan Istri
Megapolitan
Kebakaran di Kapuk Muara Diduga Berasal dari Rumah Orang Membuat Kue
Kebakaran di Kapuk Muara Diduga Berasal dari Rumah Orang Membuat Kue
Megapolitan
Kelakuan 'Jagoan Kampung' Bekasi, Kuasai 3 Lahan Parkir dan Minta Jatah Rp 25.000
Kelakuan "Jagoan Kampung" Bekasi, Kuasai 3 Lahan Parkir dan Minta Jatah Rp 25.000
Megapolitan
Saat Buku Jadi Pelarian dari Hiruk-pikuk Kehidupan Urban
Saat Buku Jadi Pelarian dari Hiruk-pikuk Kehidupan Urban
Megapolitan
Barang Berharganya Ludes Saat Kebakaran, Warga Penjaringan: Cuma Bawa Baju Rombeng
Barang Berharganya Ludes Saat Kebakaran, Warga Penjaringan: Cuma Bawa Baju Rombeng
Megapolitan
Disembelih di Bogor, Sapi Kurban Prabowo Sempat Melawan Saat Dirobohkan
Disembelih di Bogor, Sapi Kurban Prabowo Sempat Melawan Saat Dirobohkan
Megapolitan
Ganti ke Bus Minitrans, Transjakarta Tambah Armada Rute Kampung Rambutuan-Blok M
Ganti ke Bus Minitrans, Transjakarta Tambah Armada Rute Kampung Rambutuan-Blok M
Megapolitan
Tak Hanya Nongkrong, Kafe di Gramedia Melawai Sediakan Ruang Kerja hingga Meeting
Tak Hanya Nongkrong, Kafe di Gramedia Melawai Sediakan Ruang Kerja hingga Meeting
Megapolitan
Kebakaran Gudang dan Toko Ban di Pondok Gede Padam, Damkar Fokus Pendinginan
Kebakaran Gudang dan Toko Ban di Pondok Gede Padam, Damkar Fokus Pendinginan
Megapolitan
Alasan Transjakarta Ganti Armada 7B Kampung Rambutan-Blok M ke Bus Kecil
Alasan Transjakarta Ganti Armada 7B Kampung Rambutan-Blok M ke Bus Kecil
Megapolitan
Tali Ikatan Putus, Sapi Kurban di Cilandak Tercebur ke Bekas Kolam Renang
Tali Ikatan Putus, Sapi Kurban di Cilandak Tercebur ke Bekas Kolam Renang
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau