Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detik-detik Harga BBM Naik Pukul 14.30, Warga Depok: Pahit Rasanya Gagal Dapat Pertalite Harga Lama

Kompas.com - 03/09/2022, 15:35 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah secara tiba-tiba menaikkan harga tiga jenis bahan bakar minyak (BBM), satu jam sejak diumumkannya keputusan ini.

Ya, mulai Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB, harga baru BBM resmi diberlakukan.

Pengumuman yang mendadak itu membuat warga kocar-kacir dan segera menarik gas kendaraan bermotornya menuju stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) terdekat.

Antrean panjang terjadi menjelang diberlakukannya harga BBM terbaru itu. Namun, tidak semua orang berhasil mendapat kesempatan mengisi bensin sebelum harga berganti.

Baca juga: Jelang Kenaikan Harga BBM, SPBU di Margonda Depok Disesaki Pengendara yang Ingin Isi Bahan Bakar

Rifal (19), misalnya. Warga Cipayung, Depok, Jawa Barat ini sudah mengantre selama 40 menit di SPBU Pertamina di Jalan Raya Cipayung, Cipayung, Depok.

"Saya nyampe di SPBU sekitar jam 14.20 WIB, antreannya sudah panjang. Baru nyampe depan (tempat pengisian bahan bakar) itu barusan, sekitar jam 14.48 WIB," kata Rifal, Sabtu.

Kendati telah mengantre cukup lama, Rifal harus gigit jari. Sebab, saat tiba gilirannya mengisi bahan bakar, harga pertalite terbaru sudah diberlakukan.

"Pas di depan, harganya sudah harga baru. Pahit banget rasanya gagal dapat bensin (pertalite) harga lama. Tau gitu, mending besok saja isi bensinya," kata Rifal sembari tertawa.

Hal serupa juga dirasakan Adit, warga Citayam, yang juga tiba waktu yang bersamaan dengan Rifal.

Baca juga: Telat Semenit, Pengendara Sepeda Motor Tak Dapat Harga BBM Lama

Adit menceritakan, saat waktu menunjukan pukul 14.30 WIB, sepeda motornya masih berada di antrean yang cukup jauh. Saat diumumkan bahwa harga telah berubah, Adit hanya bisa pasrah.

"Tadi pas 14.30, masih jauh (antrean motornya). Rasanya tuh kaget pas tahu harga naik. Mau putar balik juga terlanjur antre. Ya sudah mau enggak mau isi bensin deh," kata Adit.

Adit yang berencana mengisi kapasitas penuh tangki bahan bakarnya itu, harus mengatur rencana baru saat waktu menunjukan pukul 14.30 WIB.

"Tadinya mau isi full, sekitar Rp 23.000 sampai Rp 25.000. Tapi karena enggak dapet, ya sudah, mau enggak mau isi sedapatnya Rp 25.000. Jadi enggak penuh," keluh Adit sembari tersenyum pahit.

Sementara itu, tiga jenis BBM yang harganya naik itu meliputi pertalite, solar subsidi, dan pertamax nonsubsidi.

Rinciannya, pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter.

Lalu, solar naik dari Rp 5.150 per liter menjadi 6.800 per liter. Kemudian, pertamax naik dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.

Presiden Joko Widodo mengatakan, anggaran subsidi dan kompensasi BBM tahun 2022 telah meningkat 3 kali lipat dari Rp 152,5 triliun menjadi Rp 502,4 triliun. Angka ini diperkirakan akan terus mengalami kenaikan,

Oleh karenanya, pemerintah memutuskan mengalihkan subsidi tersebut ke masyarakat yang kurang mampu melalui sejumlah bantuan sosial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
mental gembel ya bang pelit amat bang jd orang anggap aja sedekah ke negara , membalas komentar yanto smile : selamat menikmati presiden pilihanmu buahahaaa enak toh di khianati sama junjungannya pada


Terkini Lainnya
Viral Video Maling Curi Uang Kotak Amal di Musala Depok, Polisi Selidiki
Viral Video Maling Curi Uang Kotak Amal di Musala Depok, Polisi Selidiki
Megapolitan
Satpol PP Pulogadung Razia PMKS Imbas Maraknya Premanisme dan Sabotase Lampu Lalu Lintas
Satpol PP Pulogadung Razia PMKS Imbas Maraknya Premanisme dan Sabotase Lampu Lalu Lintas
Megapolitan
Plang Pemberhentian Bus di Taman Literasi Roboh, Diduga Tertabrak Kendaraan
Plang Pemberhentian Bus di Taman Literasi Roboh, Diduga Tertabrak Kendaraan
Megapolitan
Jakarta Feminist dan ILRC Minta Hak Korban Pembunuhan di Cisauk Dipenuhi
Jakarta Feminist dan ILRC Minta Hak Korban Pembunuhan di Cisauk Dipenuhi
Megapolitan
Sering Dilanda Banjir, Warga Perumahan Subsidi di Bekasi Trauma dan Rugi Puluhan Juta Rupiah
Sering Dilanda Banjir, Warga Perumahan Subsidi di Bekasi Trauma dan Rugi Puluhan Juta Rupiah
Megapolitan
Dinkes DKI: Kabar KLB Difteri di Jakarta adalah Hoaks
Dinkes DKI: Kabar KLB Difteri di Jakarta adalah Hoaks
Megapolitan
Dituntut 15 Tahun Penjara, Ini Peran Rajo Emirsyah di Kasus Judol Kominfo
Dituntut 15 Tahun Penjara, Ini Peran Rajo Emirsyah di Kasus Judol Kominfo
Megapolitan
7 Pencuri Kabel PJU Jalan Jampea Koja Ditangkap
7 Pencuri Kabel PJU Jalan Jampea Koja Ditangkap
Megapolitan
9 Terdakwa Klaster Eks Pegawai Kominfo Dituntut 7 hingga 9 Tahun Penjara
9 Terdakwa Klaster Eks Pegawai Kominfo Dituntut 7 hingga 9 Tahun Penjara
Megapolitan
Stasiun Manggarai Mendadak Gelap, Penumpang Antre di Tangga saat Listrik Padam
Stasiun Manggarai Mendadak Gelap, Penumpang Antre di Tangga saat Listrik Padam
Megapolitan
2 Terdakwa Klaster Agen Situs Judol Dituntut 6 Tahun Penjara
2 Terdakwa Klaster Agen Situs Judol Dituntut 6 Tahun Penjara
Megapolitan
8 Agen Situs Judol Kominfo Dituntut 7 Tahun dan 6,5 Tahun Penjara
8 Agen Situs Judol Kominfo Dituntut 7 Tahun dan 6,5 Tahun Penjara
Megapolitan
Kabel PJU Dicuri, Jalan Jampea Samping Tol Koja Gelap Gulita
Kabel PJU Dicuri, Jalan Jampea Samping Tol Koja Gelap Gulita
Megapolitan
Adhi Kismanto Dituntut 8 Tahun Penjara, Mata Berkaca-kaca dan Peluk Istri Usai Sidang
Adhi Kismanto Dituntut 8 Tahun Penjara, Mata Berkaca-kaca dan Peluk Istri Usai Sidang
Megapolitan
204 Kasus Femisida Terjadi Sepanjang 2024, 42 Persen Dilakukan Pasangan
204 Kasus Femisida Terjadi Sepanjang 2024, 42 Persen Dilakukan Pasangan
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau