Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Massa Demo Tolak Kenaikan Harga BBM Semakin Ramai, Mahasiswa Universitas Ibnu Khaldun Tiba di Kawasan Patung Kuda

Kompas.com - 12/09/2022, 16:22 WIB
Reza Agustian,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peserta unjuk rasa tolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) semakin ramai menjelang petang di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, Senin (12/9/2022).

Berdasarkan pantauan Kompas.com, kelompok mahasiswa dari Universitas Ibnu Khaldun Bogor tiba di kawasan Patung Kuda untuk berunjuk rasa di Jalan Medan Merdeka Barat.

Saat tiba di kawasan Patung Kuda, sejumlah mahasiswa langsung berorasi dengan memprotes pemerintah terkait kenaikan harga BBM.

Baca juga: 2 Kelompok yang Demo Tolak Kenaikan BBM di Patung Kuda Bentrok, Polisi: Ada Miskomunikasi

Mahasiswa Universitas Ibnu Khaldun Bogor bergabung dengan Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR), aliansi masyarakat yang terdiri dari beberapa organisasi Islam.

Terlihat massa dari mahasiswa membawa sejumlah spanduk yang bertuliskan nada sindiran untuk pemerintah.

"Betul aksi kami memang ditunggangi, tapi ditunggangi rakyat miskin, ojek online dan elemen masyarakat lainnya yang menolak kenaikan harga BBM," kata orator melalui pengeras suara, Senin.

Baca juga: Tolak Kenaikan Harga BBM, Peserta Unjuk Rasa Gelar Doa Bersama di Kawasan Patung Kuda

Untuk menghindari kericuhan terulang kembali, jajaran kepolisian melalui pengeras suara mengingatkan peserta unjuk rasa agar saling menghormati dalam menyampaikan pendapat di muka umum.

"Tolong untuk koordinator aksi untuk saling menjaga massanya untuk saling menjaga dalam melangsungkan unjuk rasa," kata polisi melalui pengeras suara.

Adapun sebelumnya, massa dari Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Andi Gani (KSPSI) menggelar unjuk rasa di kawasan Patung Kuda.

Namun massa aksi telah membubarkan diri setelah Kepala Sekretariat Kepresidenan (Kasetpres) Heru Budi Hartono menemui massa aksi dan menerima petisi yang dibuat dari KSPSI AGN.

Sebagai informasi, kenaikan harga pertalite, solar, dan pertamax diumumkan oleh Presiden Joko Widodo. Harga baru BBM bersubsidi dan non-subsidi mulai berlaku pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB.

Baca juga: Pukul 15.23, Terjadi Bentrokan Antarkelompok Pedemo yang Tolak Kenaikan BBM

"Saat ini pemerintah membuat keputusan dalam situasi yang sulit. Ini adalah pilihan terakhir pemerintah yaitu mengalihkan subsidi BBM sehingga harga beberapa jenis BBM akan mengalami penyesuaian," kata Jokowi, dalam jumpa pers yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Kepresidenan, Sabtu (3/9/2022).

Saat ini harga pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter. Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.

Dikutip dari Kompas.id, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan bahwa jika harga BBM bersubsidi tidak naik, beban APBN tahun depan semakin berat.

Baca juga: UFC 316 Hasil Jeka Saragih Vs Joo Sang Yoo: 9 Pukulan Zombie Jr, KO 28 Detik

Hal ini ia sampaikan dalam Sidang Paripurna Tanggapan Pemerintah terhadap Pemandangan Umum Fraksi atas Rancangan Undang-Undang tentang APBN 2023 Beserta Nota Keuangannya, Selasa (30/8/2022), di Jakarta.

”Dengan pertimbangan tren harga minyak dunia, kurs rupiah, serta konsumsi pertalite dan biosolar yang melebihi kuota, jika harga BBM bersubsidi dipertahankan, jumlah subsidi dan kompensasi diperkirakan mencapai Rp 698 triliun hingga akhir tahun. Hal ini menjadi tambahan belanja RAPBN 2023,” kata Sri Mulyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
Ananda Mikola: Sirkuit Formula E Hampir Siap, Balapan Tetap Jalan Meski Hujan
Ananda Mikola: Sirkuit Formula E Hampir Siap, Balapan Tetap Jalan Meski Hujan
Megapolitan
Walkot Bekasi Tawarkan Bantuan Hukum untuk Siswa SD Korban Perundungan
Walkot Bekasi Tawarkan Bantuan Hukum untuk Siswa SD Korban Perundungan
Megapolitan
Meriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Disparekraf Gelar Jakarta Illumination Island Festival di Pulau Pramuka
Meriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Disparekraf Gelar Jakarta Illumination Island Festival di Pulau Pramuka
Megapolitan
Optimis Dongkrak Ekonomi Jakarta, Pramono Ajak Warga Dukung Formula E 2025
Optimis Dongkrak Ekonomi Jakarta, Pramono Ajak Warga Dukung Formula E 2025
Megapolitan
6 Mobil Rental Digadai Tanpa Izin, Pengusaha di Bekasi Rugi Miliaran Rupiah
6 Mobil Rental Digadai Tanpa Izin, Pengusaha di Bekasi Rugi Miliaran Rupiah
Megapolitan
Pramono Anung Pastikan Kesiapan Penuh Formula E Jakarta 2025
Pramono Anung Pastikan Kesiapan Penuh Formula E Jakarta 2025
Megapolitan
3 Versi Saksi Soal Dugaan Awal Mula Kebakaran Besar di Penjaringan
3 Versi Saksi Soal Dugaan Awal Mula Kebakaran Besar di Penjaringan
Megapolitan
Terdesak Tekanan Besar di Medsos, Pelaku Pelecehan di Lebak Bulus Serahkan Diri ke RT
Terdesak Tekanan Besar di Medsos, Pelaku Pelecehan di Lebak Bulus Serahkan Diri ke RT
Megapolitan
Prediksi Puncak Arus Balik Kereta Api Libur Panjang Idul Adha Terjadi Senin
Prediksi Puncak Arus Balik Kereta Api Libur Panjang Idul Adha Terjadi Senin
Megapolitan
Pelaku Pelecehan di Lebak Bulus Minta Maaf, Korban: Traumanya Akan Membekas Lama
Pelaku Pelecehan di Lebak Bulus Minta Maaf, Korban: Traumanya Akan Membekas Lama
Megapolitan
Kualitas Udara Buruk di Jakarta Hari Ini dengan AQI 152
Kualitas Udara Buruk di Jakarta Hari Ini dengan AQI 152
Megapolitan
Viral Akan Dicari Pemburu Bayaran, Pelaku Pelecehan di Lebak Bulus Akhirnya Ditangkap
Viral Akan Dicari Pemburu Bayaran, Pelaku Pelecehan di Lebak Bulus Akhirnya Ditangkap
Megapolitan
Nelangsa Korban Kebakaran Penjaringan: Tidur di Puing, Krisis Air Bersih, hingga Sulit Buang Air
Nelangsa Korban Kebakaran Penjaringan: Tidur di Puing, Krisis Air Bersih, hingga Sulit Buang Air
Megapolitan
Tak Pakai Plastik, Ini Cara Ramah Lingkungan Pasar Kramat Jati Distribusi Daging Kurban
Tak Pakai Plastik, Ini Cara Ramah Lingkungan Pasar Kramat Jati Distribusi Daging Kurban
Megapolitan
Nestapa Siswa SD di Bekasi: Dirundung, Dipalak, hingga Ingin Pindah Sekolah
Nestapa Siswa SD di Bekasi: Dirundung, Dipalak, hingga Ingin Pindah Sekolah
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau