Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Pembuangan ke TPAS Cilowong Dihentikan, Sampah di TPA Cipeucang Menumpuk

Kompas.com - 14/09/2022, 14:15 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Pembuangan sampah dari Tangerang Selatan (Tangsel) ke tempat pembuangan akhir sampah (TPAS) Cilowong, Serang, Banten, dihentikan sementara sejak 29 Agustus 2022. Akibatnya, sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Cipeucang, Tangsel, menumpuk.

Kepala UPTD Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangsel, M Firdaus mengatakan, ada sekitar 400 ton sampah per hari yang masuk ke TPA Cipeucang.

Baca juga: Warga Keluhkan Bau dari TPA Cipeucang, Pengelola Sebut akibat Pemadatan Tumpukan Sampah

Sudah dua pekan pengiriman sampah tersendat. Meski begitu, DLH Tangsel belum dapat memastikan kapan bisa membuang sampah ke Cilowong lagi.

"Dihentikan sementara sampai batas waktu yang akan ditentukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Serang. Penanganan sampah di Kota Tangsel hanya mengandalkan TPA Cipeucang," ujar Firdaus, kepada Kompas.com, Rabu (14/9/2022).

Ia menjelaskan, TPA Cipeucang memiliki 3 landfill sebagai tempat pengelolaan sampah. Namun landfill 1 dan 2 sudah tidak aktif atau tidak digunakan saat ini dan sudah dilakukan penghijauan.

"Landfill yang masih digunakan adalah landfill 3 yang luasnya sekitar 0,8 hektar. Sampah yang masuk ke TPA Cipeucang sekitar 400 ton per harinya dan hanya mengandalkan landfill 3 sebagai tempat pengelolaan sampah," jelas Firdaus.

Baca juga: Tangsel Masih Manfaatkan TPA Cipeucang, Belum Kirim Sampah ke Serang

Ia enggan berkomentar jauh mengenai dampak buruk apa yang bisa terjadi akibat tumpukan sampah yang selalu bertambah.

Kendati demikian, ia mengeklaim bahwa sampah Cipeucang dilengkapi penyangga yang kuat di sekelilingnya.

"Di pinggirnya ada bronjong yang terbuat dari batu dan kawat besi. Kapasitas maksimal saya belum tahu sampai berapa ton," kata Firdaus.

"Persoalan sampah adalah persoalan kita bersama. Perlu peran semua pihak dalam pengelolaan sampah yang terintegrasi dari sumber sampah hingga ke TPA," tutur dia.

Sebelumnya diberitakan, Pemkot Serang melarang pembuangan sampah dari Tangerang Selatan (Tangsel) ke TPAS Cilowong, Kota Serang, Banten, untuk sementara.

Baca juga: TPA Cipeucang Penuh, Tangsel Bakal Kirim 400 Ton Sampah per Hari ke Serang

Keputusan ini berlaku sejak 1 September 2022 setelah digelar dialog antara Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Serang, DLH Kota Tangsel, DLH Kabupaten Serang, DLH Provinsi Banten, Ketua DPRD Kota Serang, dan perwakilan dari masyarakat Taktakan.

"Atas kesepakatan dengan warga Cilowong mulai 1 September 2022 disetop sementara," ujar Kabag Hukum Pemkot Serang, Subagyo, saat dihubungi Kamis (8/9/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
3 Rute Angkot Kota Bogor Diubah, Permudah Akses ke Pasar Sukasari
3 Rute Angkot Kota Bogor Diubah, Permudah Akses ke Pasar Sukasari
Megapolitan
33 SMP Swasta di Depok Gratis Mulai Tahun Ajaran 2025–2026
33 SMP Swasta di Depok Gratis Mulai Tahun Ajaran 2025–2026
Megapolitan
11 WNI yang Dievakuasi dari Iran Tiba di Bandara Soekarno-Hatta
11 WNI yang Dievakuasi dari Iran Tiba di Bandara Soekarno-Hatta
Megapolitan
Lalin di Cengkareng Macet, Perbaikan Ruas Jalan Dialihkan Malam Hari
Lalin di Cengkareng Macet, Perbaikan Ruas Jalan Dialihkan Malam Hari
Megapolitan
DPRD Kritik Perubahan Nama Bank DKI Jadi Bank Jakarta, Dianggap Terburu-buru
DPRD Kritik Perubahan Nama Bank DKI Jadi Bank Jakarta, Dianggap Terburu-buru
Megapolitan
Kali BKT Marunda Dicemari Limbah Busa, Warga Susah Cari Ikan
Kali BKT Marunda Dicemari Limbah Busa, Warga Susah Cari Ikan
Megapolitan
Dukung Stadion Cendrawasih untuk Latihan Persija, Warga: Pengunjung Ramai, UMKM Untung
Dukung Stadion Cendrawasih untuk Latihan Persija, Warga: Pengunjung Ramai, UMKM Untung
Megapolitan
Pendaki Ini Ungkap Ekstremnya Jalur Juliana Jatuh di Rinjani: Kanan Kawah, Kiri Jurang
Pendaki Ini Ungkap Ekstremnya Jalur Juliana Jatuh di Rinjani: Kanan Kawah, Kiri Jurang
Megapolitan
Jastiper PRJ 2025 Punya Puluhan Pelanggan, Patok Tarif Rp 10.000 per Barang
Jastiper PRJ 2025 Punya Puluhan Pelanggan, Patok Tarif Rp 10.000 per Barang
Megapolitan
Warga Dukung Stadion Cendrawasih Jadi Tempat Latihan Persija, Bisa Dongkrak Ekonomi
Warga Dukung Stadion Cendrawasih Jadi Tempat Latihan Persija, Bisa Dongkrak Ekonomi
Megapolitan
Cerita Pendaki Soal Jalur Ekstrem Rinjani: Bule Sampai Nangis Takut Mati
Cerita Pendaki Soal Jalur Ekstrem Rinjani: Bule Sampai Nangis Takut Mati
Megapolitan
Usai Gagalkan Bunuh Diri, Damkar Bekasi Biayai Korban KDRT Pulang ke Lampung
Usai Gagalkan Bunuh Diri, Damkar Bekasi Biayai Korban KDRT Pulang ke Lampung
Megapolitan
Jalan RE Martadinata Jakut Rusak Lebih dari Setahun, Pengendara Minta Segera Diperbaiki
Jalan RE Martadinata Jakut Rusak Lebih dari Setahun, Pengendara Minta Segera Diperbaiki
Megapolitan
WN Malaysia Sebar SMS Palsu ke 15.000 Orang, Kerugian Capai Rp 200 Juta
WN Malaysia Sebar SMS Palsu ke 15.000 Orang, Kerugian Capai Rp 200 Juta
Megapolitan
Jalur Juliana Jatuh di Rinjani Ternyata Memang 'Neraka' Pendaki
Jalur Juliana Jatuh di Rinjani Ternyata Memang "Neraka" Pendaki
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Israel Kembali Serang Situs Nuklir Fordo di Iran
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau