Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polda Metro: Kasus Remaja Perempuan Disekap dan Dijadikan PSK di Apartemen Naik ke Penyidikan

Kompas.com - 16/09/2022, 12:58 WIB
Tria Sutrisna,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polda Metro Jaya menyebutkan, kasus penyekapan remaja perempuan berusia 15 tahun yang dipaksa menjadi pekerjaan seks komersial (PSK) sudah dinaikkan ke tahap penyidikan.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengatakan, pihaknya sudah menyelidiki dugaan kasus penyekapan sekaligus eksploitasi terhadap remaja berinisial NAT tersebut.

Selain itu, penyidik juga sudah melakukan gelar perkara dan menaikkan status kasus tersebut ke tahap penyidikan.

"Ya benar. Sudah dilakukan perkara dan kini dinaikkan statusnya ke penyidikan," kata Zulpan dalam keterangannya, Jumat (16/9/2022).

Baca juga: Remaja Perempuan 15 Tahun Diduga Disekap dan Dipaksa Jadi PSK

Menurut Zulpan, kasus tersebut dilaporkan ke Polda Metro Jaya pada Juni 2022 oleh ayah korban berinisial MRT (49).

Dalam laporan MRT, terlapor berinisial EMT disebut telah memaksa anaknya menjadi PSK sejak Januari 2022.

"Ayah kandung korban selaku pelapor menerangkan bahwa korban bercerita telah dijual oleh terlapor di apartemen daerah Jakarta Barat," ungkap Zulpan.

"Korban diminta melayani laki-laki dan diberi upah senilai Rp 300.000 sampai dengan Rp 500.000," sambung dia.

Baca juga: Remaja Perempuan Disekap dan Dijadikan PSK, Dipaksa Hasilkan Rp 1 Juta Per Hari

Kendati demikian, Zulpan belum menjelaskan lebih lanjut apakah terlapor berinisial EMT sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Dia hanya mengatakan bahwa saat ini dugaan kasus penyekapan dan eksploitasi anak di bawah umur itu masih terus diusut oleh penyidik Subdit Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

Diberitakan sebelumnya, NAT diduga disekap dan dipaksa menjadi PSK di apartemen wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Utara.

Kuasa hukum korban, M Zakir Rasyidin, mengatakan, peristiwa tersebut diduga sudah terjadi selama 1,5 tahun sejak Januari 2021 dan diketahui pihak keluarga pada Juni 2022.

Kasus itu dilaporkan ke Polda Metro Jaya dengan nomor LP/B/2912/VI/2022/SPKT POLDA METRO JAYA tanggal 14 Juni 2022.

Baca juga: Kasus Penyekapan Remaja untuk Dijadikan PSK, Kuasa Hukum Duga Banyak Korban Lain

Menurut Zakir, kejadian bermula saat korban diajak oleh EMT ke sebuah apartemen di Jakarta Barat. Setelah itu, korban justru dilarang keluar atau pergi meninggalkan apartemen tersebut.

Berdasarkan pengakuan korban, EMT mengiming-imingi NAT sejumlah uang dan berjanji bakal memfasilitasinya untuk mempercantik diri.

Halaman:


Terkini Lainnya
3 Pengedar Narkoba di Tangerang Ditangkap, Berawal dari Transaksi Mencurigakan
3 Pengedar Narkoba di Tangerang Ditangkap, Berawal dari Transaksi Mencurigakan
Megapolitan
Waspada Potensi Tanah Longsor di Jaksel dan Jaktim pada Juli 2025
Waspada Potensi Tanah Longsor di Jaksel dan Jaktim pada Juli 2025
Megapolitan
Pramono: Godaan Korupsi Itu Dekat, Ada di Mana-mana
Pramono: Godaan Korupsi Itu Dekat, Ada di Mana-mana
Megapolitan
WN Afghanistan yang Masuk Kamar Wanita di Apartemen Kalibata Adalah Pasien RSJ Serpong
WN Afghanistan yang Masuk Kamar Wanita di Apartemen Kalibata Adalah Pasien RSJ Serpong
Megapolitan
Terkendala Permukiman Padat, Pengerukan Anak Kali Krukut Dilakukan secara Manual
Terkendala Permukiman Padat, Pengerukan Anak Kali Krukut Dilakukan secara Manual
Megapolitan
WNA ODGJ yang Masuk Kamar Wanita di Apartemen Kalibata Terus Berteriak
WNA ODGJ yang Masuk Kamar Wanita di Apartemen Kalibata Terus Berteriak
Megapolitan
Kisah Mirza, Haji di Usia Remaja: Gantikan Penantian 12 Tahun Sang Ayah yang Wafat
Kisah Mirza, Haji di Usia Remaja: Gantikan Penantian 12 Tahun Sang Ayah yang Wafat
Megapolitan
Ratusan Hewan Penular Rabies di Jakbar Disuntik Vaksin
Ratusan Hewan Penular Rabies di Jakbar Disuntik Vaksin
Megapolitan
Melihat Aktivitas Sekolah Rakyat di Jakarta dari Dekat...
Melihat Aktivitas Sekolah Rakyat di Jakarta dari Dekat...
Megapolitan
ODGJ yang Masuk Kamar Wanita di Apartemen Kalibata Ternyata WN Afghanistan
ODGJ yang Masuk Kamar Wanita di Apartemen Kalibata Ternyata WN Afghanistan
Megapolitan
Kemnaker Bocorkan 3 Penyebab BSU 2025 Belum Cair ke Pekerja
Kemnaker Bocorkan 3 Penyebab BSU 2025 Belum Cair ke Pekerja
Megapolitan
Pramono Singgung Bandung Kota Paling Macet: Mumpung Dedi Mulyadi Belum Ada
Pramono Singgung Bandung Kota Paling Macet: Mumpung Dedi Mulyadi Belum Ada
Megapolitan
Dulu Jadi Primadona Artis Cari Keramik, Pasar Ular Jakut Kini Sepi
Dulu Jadi Primadona Artis Cari Keramik, Pasar Ular Jakut Kini Sepi
Megapolitan
Sirnanya Sinar Pasar Ular Tanjung Priok, Kian Sepi Pembeli sejak Pandemi
Sirnanya Sinar Pasar Ular Tanjung Priok, Kian Sepi Pembeli sejak Pandemi
Megapolitan
Pramono Tawarkan Pompa Air ke Banten dan Bekasi untuk Bantu Atasi Banjir
Pramono Tawarkan Pompa Air ke Banten dan Bekasi untuk Bantu Atasi Banjir
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau