Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta di Balik "Air Terjun Langit" di Bekasi, Sempat Dikira Fenomena Alam, Ternyata...

Kompas.com - 10/11/2022, 07:25 WIB
Joy Andre,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Sebuah video yang memperlihatkan guyuran air hujan di Stadion Wibawa Mukti, Kabupaten Bekasi, beredar dan jadi perbincangan di media sosial Instagram.

Bak sebuah air terjun, guyuran hujan dalam video terlihat sangat deras hingga membuat jalanan cepat tergenang air.

Guyuran air hujan itu bahkan hanya terlihat di satu titik. Pepohonan di sekitar tempat kejadian juga terlihat bergoyang akibat diterpa angin kencang.

Video tersebut kemudian ramai dan banyak diunggah ulang oleh akun-akun informatif masyarakat di berbagai kanal media sosial.

"Fenomena microburst yang terjadi di Stadion Wibawa Mukti, Bekasi, Selasa (8/11/2022)," tulis akun @jakut.info dalam keterangan unggahannya.

Baca juga: Muncul dari Awan Cumulonimbus, Fenomena Air Terjun di Depan Stadion Bekasi Disebut Merusak

Penjelasan BMKG

Pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sempat menyebut, fenomena yang terjadi di Stadion Wibawa Mukti itu merupakan fenomena downburst.

Downburst adalah fenomena angin kencang yang bergerak secara vertikal atau ke bawah, sehingga jika bercampur dengan hujan, bentuknya menyerupai air terjun.

"Downburst timbul dari sistem awan jenis kumulonimbus dan menyebar ketika sampai permukaan tanah," ujar Senior Forecaster Reifda Novikarany dalam keterangan yang diterima oleh Kompas.com, Rabu (9/11/2022).

Reifda menyebut, fenomena downburst biasanya diiringi dengan hujan. Meski terjadi dalam durasi yang relatif singkat, tetapi downburst memiliki daya rusak yang tinggi.

Hal tersebut terjadi karena fenomena downburst terjadi dalam kecepatan yang tinggi.

"Ketika terjadi di wilayah permukiman, fenomena ini dapat menyebabkan kerusakan berbagai infrastruktur," jelas Reifda.

Baca juga: Apa Itu Fenomena “Downburst” yang Membentuk Air Terjun di Depan Stadion Wibawa Mukti Bekasi?

Ia menuturkan, fenomena itu terjadi dalam waktu yang cukup singkat, lanjut Reifda, maka fenomena downburst cukup sulit untuk dideteksi dan diprediksi.

"Awan kumulonimbus biasanya dapat menyebabkan terjadinya hujan lebat disertai kilat atau petir, bahkan bisa menimbulkan angin kencang, puting beliung, atau downburst," ujar dia.

Pendapat polisi

Namun pendapat ilmiah yang dijelaskan oleh BMKG, ternyata sangat berbeda jauh dengan apa yang disebut oleh polisi.

Kapolsek Cikarang Timur AKP Bambang Krisnadi mengatakan, peristiwa yang terjadi bukan downburst, melainkan disebabkan oleh kerusakan talang air.

"Disebabkan talang air atau paralon saluran air yang patah, sehingga air yang seharusnya masuk ke paralon, kemudian turun dan menyemprot ke sekitarnya," jelas Bambang ketika dihubungi, Rabu sore.

Baca juga: Polisi Sebut Hujan bak Air Terjun di Stadion Wibawa Mukti Bekasi akibat Talang Rusak

Pendapat itu ia lontarkan usai pihaknya mengecek ke lokasi. Patahnya talang air itu disebabkan oleh guyuran hujan yang tak mampu menampung beban air.

Kendati demikian, ia menyebut bahwa pendapat BMKG tidak sepenuhnya salah. Namun untuk yang terjadi di Wibawa Mukti, peristiwa tersebut murni diakibatkan teknis, bukan ilmiah.

"Statement BMKG itu, bisa saja fenomena terjadi di suatu tempat di daerah manapun. Tapi, untuk di Wibawa Mukti, itu murni bahwa talang air patah. Jadi air hujan yang seharusnya masuk ke selokan, tumpah kemana-mana," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
Pramono: Jakarta Siap Kerja Sama dengan 10 Provinsi, Fokus ke Pangan hingga Sampah
Pramono: Jakarta Siap Kerja Sama dengan 10 Provinsi, Fokus ke Pangan hingga Sampah
Megapolitan
Manajemen UP at Thamrin Nine Minta Maaf soal Insiden Lift Macet di Lantai 99
Manajemen UP at Thamrin Nine Minta Maaf soal Insiden Lift Macet di Lantai 99
Megapolitan
PN Jaksel Kembali Gelar Sidang Kasus Judol Komdigi Klaster Pegawai Hari Ini
PN Jaksel Kembali Gelar Sidang Kasus Judol Komdigi Klaster Pegawai Hari Ini
Megapolitan
8 Jalur Pendaftaran SMA Negeri Jakarta 2025 Resmi Dibuka, Ini Jadwal Lengkapnya
8 Jalur Pendaftaran SMA Negeri Jakarta 2025 Resmi Dibuka, Ini Jadwal Lengkapnya
Megapolitan
Manajemen UP at Thamrin Nine Buka Suara soal Lift Macet di Gedung Tertinggi Jakarta
Manajemen UP at Thamrin Nine Buka Suara soal Lift Macet di Gedung Tertinggi Jakarta
Megapolitan
Peduli Kesehatan Anak, PAM JAYA Gelar Khitanan Massal 2025 untuk 1.280 Anak di Jakarta
Peduli Kesehatan Anak, PAM JAYA Gelar Khitanan Massal 2025 untuk 1.280 Anak di Jakarta
Megapolitan
Cerita Warga Muara Angke Terendam Banjir Rob Saat Tidur Pulas
Cerita Warga Muara Angke Terendam Banjir Rob Saat Tidur Pulas
Megapolitan
Posko Bantuan SPMB Jakarta Selatan Terima 116 Aduan dalam Sehari, Ini Masalahnya
Posko Bantuan SPMB Jakarta Selatan Terima 116 Aduan dalam Sehari, Ini Masalahnya
Megapolitan
Posko SPMB SMKN 1 Jakarta Siapkan 10 Operator untuk Layani Pengaduan Warga
Posko SPMB SMKN 1 Jakarta Siapkan 10 Operator untuk Layani Pengaduan Warga
Megapolitan
Nonton Langsung Formula E Jakarta 2025, Simak Cara Beli Tiket dan Pilih Spot Favoritmu
Nonton Langsung Formula E Jakarta 2025, Simak Cara Beli Tiket dan Pilih Spot Favoritmu
Megapolitan
Video Atlet Disabilitas Diduga Terusir Viral, NPCI Bekasi Dipanggil DPRD
Video Atlet Disabilitas Diduga Terusir Viral, NPCI Bekasi Dipanggil DPRD
Megapolitan
Jalur Pendaftaran SPMB Jakarta 2025 untuk SMP Dibuka, Simak Tahapan dan Jadwalnya
Jalur Pendaftaran SPMB Jakarta 2025 untuk SMP Dibuka, Simak Tahapan dan Jadwalnya
Megapolitan
Rano Karno Bakal Beri Keringanan Pajak Hotel di Jakarta
Rano Karno Bakal Beri Keringanan Pajak Hotel di Jakarta
Megapolitan
Posko SPMB SMKN 1 Jakarta Terima 800 Pengaduan, Ini Dua Masalah Terbanyak
Posko SPMB SMKN 1 Jakarta Terima 800 Pengaduan, Ini Dua Masalah Terbanyak
Megapolitan
Pria Paruh Baya Tertimbun Lumpur Saat Gali Septic Tank di Bogor
Pria Paruh Baya Tertimbun Lumpur Saat Gali Septic Tank di Bogor
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau