Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil Minta Prioritaskan Siswa SDN Pondok Cina 1, Idris Tetap Ngotot Gusur Sekolah

Kompas.com - 16/11/2022, 07:04 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Editor

DEPOK, KOMPAS.com - Polemik relokasi SDN Pondok Cina 1 Depok, Jawa Barat lantaran lahannya hendak dibangun masjid agung terus berlanjut.

Kini terjadi silang pendapat antara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Wali Kota Depok Mohammad Idris dalam polemik tersebut.

Ridwan Kamil sedianya meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Depok memprioritaskan kegiatan belajar bagi para siswa.

Baca juga: Murid SDN Pondok Cina 1 Direlokasi ke Sekolah Lain, Wali Kota Depok: Untuk Sementara Menumpang Dulu

"Saya titip yang harus diprioritaskan agar kegiatan belajar mengajar siswa tetap berjalan baik meski ada proyek pembangunan Masjid Margonda," kata pria yang akrab disapa Emil itu dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (10/11/2022).

Emil pun hingga kini masih menunggu laporan terbaru dari Pemkot Depok soal polemik tersebut. Emil menyebut, relokasi masih bersifat opsional dan memungkinkan adanya alternatif lain.

"Saya telah membaca beritanya dan sedang menunggu laporan dari Pemkot Depok. Relokasi SDN Pondok Cina 1 Depok ini merupakan salah satu opsi, tentunya masih dimungkinkan adanya alternatif lain," ucapnya.

Emil berharap, Pemkot Depok segera mengambil solusi terbaik agar persoalan tersebut tak mengganggu kegiatan belajar siswa.

"Pemda Kota Depok melalui Dinas Pendidikan Kota Depok tentu akan mengambil solusi terbaik. Aspirasi dari orangtua siswa atau komite sekolah supaya didengar untuk diambil solusi yang terbaik buat siswa," jelasnya.

Disebut perintah Ridwan Kamil

Namun, Idris justru menyebutkan perencanaan alih fungsi lahan SDN Pondok Cina 1 untuk pembangunan masjid agung, bermula dari permintaan Emil.

Baca juga: Wali Kota Depok Minta Polemik SDN Pondok Cina 1 Tidak Dipolitisasi

 

Permintaan Emil itu kata dia berdasarkan keluhan masyarakat Kota Depok yang menyebutkan susah mencari masjid di Jalan Raya Margonda.

"Pak Gubernur ingin sekali mengakomodir bersama orang-orang Depok yang selalu sampai laporannya ke provinsi, bahwa orang Depok katanya kalau pulang kerja itu susah nyari masjid untuk sholat," kata Idris kepada wartawan, Selasa (15/11/2022).

Kemudian, Emil memerintahkan Idris mencarikan lahan kosong yang strategis untuk pembangunan masjid agung. Akan tetapi, Idris memberitahu bahwa lahan di Margonda harganya sudah di atas Rp 30 juta per meter.

"Makanya saya disuruh nyari tanah, saya bilang Pak Gubernur sekarang tanah di Margonda sudah di atas Rp 30 juta per meter, enggak bisa beli pakai APBN," ungkap Idris.

Baca juga: Wali Kota Sebut Pemkot Depok Akan Bangun Gedung Baru SDN Pondok Cina 1, Minta Orangtua Sabar

 

Lebih jauh, Idris mengatakan Emil meminta aset Pemkot Depok yang bisa dialihfungsikan untuk pembangun masjid tersebut. Berdasar hal itu, Pemkot Depok mendapati satu-satunya lahan di Jalan Margonda yang bisa dialihfungsikan hanya SDN Pondok Cina 1.

"Terus katanya (Ridwan Kamil) cari pakai aset pemerintah atau tanah negara, ini arahan beliau. Nah kami cari dan dapat itu (SDN Pondok Cina 1)," ujar Idris.

Halaman:
Komentar
strategi kader pks kayanya ini mah, bangun mesjid, isi pengurus dg simpatisan pks, isi dgn ceramah yg mendukung program pks, buat kaderisasi pks menggunakan sarana mesjid. lengkap sdh lingkaran pks


Terkini Lainnya
Tak Dapat Tiket G-Dragon, Fans Tetap Enggan Beli di Calo
Tak Dapat Tiket G-Dragon, Fans Tetap Enggan Beli di Calo
Megapolitan
Usai Viral, Kabel Semrawut di JPO Otista Dirapikan Petugas Bina Marga
Usai Viral, Kabel Semrawut di JPO Otista Dirapikan Petugas Bina Marga
Megapolitan
Taman Mahoni Diduga Jadi Lokasi Mesum Berulang, Warga Geram Minim Tindakan
Taman Mahoni Diduga Jadi Lokasi Mesum Berulang, Warga Geram Minim Tindakan
Megapolitan
Wanita yang Ngeyel Bakar Sampah di Cimanggis Akhirnya Minta Maaf Usai Videonya Viral
Wanita yang Ngeyel Bakar Sampah di Cimanggis Akhirnya Minta Maaf Usai Videonya Viral
Megapolitan
Macet Jakarta Tak Terselesaikan Hanya dengan AI, Transportasi Publik Kunci Utama
Macet Jakarta Tak Terselesaikan Hanya dengan AI, Transportasi Publik Kunci Utama
Megapolitan
Viral Video Warga Ngeyel Bakar Sampah di Cimanggis, Tetangga Protes Tak Digubris
Viral Video Warga Ngeyel Bakar Sampah di Cimanggis, Tetangga Protes Tak Digubris
Megapolitan
BSU Cair untuk Guru Honorer, tapi Tak Semua Bisa Menikmati
BSU Cair untuk Guru Honorer, tapi Tak Semua Bisa Menikmati
Megapolitan
Polisi Buru Pengendara Motor yang Kabur Usai Tabrakan di Grand Depok City
Polisi Buru Pengendara Motor yang Kabur Usai Tabrakan di Grand Depok City
Megapolitan
Penantian Panjang Fans G-Dragon Pupus di War Tiket
Penantian Panjang Fans G-Dragon Pupus di War Tiket
Megapolitan
Kabel di Cengkareng Menjuntai, Warga: Khawatir Jatuh Kena Anak-anak
Kabel di Cengkareng Menjuntai, Warga: Khawatir Jatuh Kena Anak-anak
Megapolitan
Cara Cek Pajak Motor Jakarta secara Online untuk Ikuti Pemutihan Pajak
Cara Cek Pajak Motor Jakarta secara Online untuk Ikuti Pemutihan Pajak
Megapolitan
Gagal War Tiket Konser G-Dragon, Penggemar Mulai Lirik Calo dan Media Sosial
Gagal War Tiket Konser G-Dragon, Penggemar Mulai Lirik Calo dan Media Sosial
Megapolitan
Emosi Memuncak, Suami Bakar Rumah di Petukangan setelah Lihat Sosok Ini di Kamar Istri
Emosi Memuncak, Suami Bakar Rumah di Petukangan setelah Lihat Sosok Ini di Kamar Istri
Megapolitan
DPRD Soroti Rehabilitasi Sekolah di Jakarta, Atap Masih Bocor hingga Panel Listrik Rusak
DPRD Soroti Rehabilitasi Sekolah di Jakarta, Atap Masih Bocor hingga Panel Listrik Rusak
Megapolitan
Kaesang: PSI Akan Tetap Kritis Terhadap Kebijakan Pramono
Kaesang: PSI Akan Tetap Kritis Terhadap Kebijakan Pramono
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau