Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seluruh Aset Keluarga yang Tewas di Kalideres atas Nama Orangtua, Lantas Kenapa Budyanto yang Aktif Jual Sana-sini?

Kompas.com - 22/11/2022, 12:11 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dugaan adanya motif pencurian terpatahkan atas kasus penemuan keluarga yang tewas membusuk di Kalideres, Jakarta Barat, pada Kamis (10/11/2022).

Kepolisian memastikan, sejumlah barang milik satu keluarga yang tewas misterius itu tidak hilang, melainkan dijual satu per satu.

Barang-barang yang dijual itu di antaranya mobil, kendaraan roda dua, pendingin ruangan (AC), kulkas, blender, dan televisi. Selain itu, adapula sertifikat rumah juga tertulis atas nama Reny Margaretha Gunawan (68).

Barang-barang itu diduga aktif dijual oleh Budyanto Gunawan (68) yang berstatus adik Rudyanto (71).

Baca juga: Polisi Gandeng Psikologi Forensik dalam Kasus Kematian Keluarga di Kalideres, Pakar: Untuk Kaji Tingkah Laku dan Mental Korban

Seperti diketahui, Budyanto sempat menemui pegawai koperasi simpan pinjam yang sedang mensurvey rumah yang ingin digadai saat Margaretha diketahui sudah jadi mayat pada 13 Mei lalu.

Penjualan Barang Bisa Ungkap Banyak Hal

Kriminolog dari Universitas Indonesia(UI), Adrianus Eliasta Meliala menuturkan, perilaku yang dilakukan oleh Budyanto cukup janggal mengingat sebagian besar barang merupakan milik Rudyanto dan Margaretha.

Baca juga: 10 Sekolah Kedinasan Sepi Peminat, Bisa Kuliah Gratis dan Lulus Jadi CPNS

Menurut Adrianus, langkah kepolisian yang melacak penjualan barang-barang itu dapat membantu penyelidikan untuk mengungkap motif dan penyebab sebenarnya atas kematian tersebut.

"Menurut saya, potensi isu uang amat besar dalam kasus ini. Langkah kepolisian untuk follow the money saya kira bisa menguak banyak hal," tutur Adrianus kepada Kompas.com, Selasa (22/11/2022).

Direktur Kriminal Umum Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya Komisaris Besar (Kombes) Hengky Haryadi berujar, penyidik telah menemukan pihak-pihak yang membeli barang-barang tersebut.

Bahkan, penyidik memiliki bukti transaksi perdagangan tersebut. Penemuan bukti transaksi ini menjadi bukti penguat bahwa tidak ada praktik pencurian atau penggelapan atas barang-barang korban.

Baca juga: Lakukan Otopsi Psikologis, Ahli Kaji Buku-buku Milik Keluarga Tewas di Kalideres

Dengan demikian, penyidik bisa melanjutkan proses penyelidikan ke dugaan motif lain tewasnya satu keluarga itu di luar dugaan pencurian atau penggelapan barang.

"Jadi, praduga awal yang menyatakan ada pencurian mobil, terus barang-barang yang ada di rumah, sementara bisa kami patahkan," ujar Hengky.

Anak Biarkan Mayat Ibu Terbaring Berbulan-bulan

Di dalam rumah, pegawai koperasi juga menemui Dian, anak dari pasangan Rudyanto dan Margaretha pada 13 Mei 2022. Mereka sempat meminta ditunjukkan sertifikat rumah atas nama Renny Margaretha.

Baca juga: Kenapa Sopir Truk Demo Tolak Aturan ODOL di Berbagai Daerah?

Lalu, petugas koperasi meminta dipertemukan dengan Renny. Namun pihak keluarga mengatakan Renny sedang sakit dan istirahat di kamar.

Halaman:


Terkini Lainnya
Cerita Warga Parung Panjang: Jalan Rusak dan Gelap, Sehari Bisa 5 Motor Jatuh
Cerita Warga Parung Panjang: Jalan Rusak dan Gelap, Sehari Bisa 5 Motor Jatuh
Megapolitan
Sambut HUT Jakarta, Imigrasi Jakut Permudah ASN dan Warga Buat Paspor
Sambut HUT Jakarta, Imigrasi Jakut Permudah ASN dan Warga Buat Paspor
Megapolitan
Warga Minta Fasilitas di Terminal Tanjung Priok Segera Diperbaiki
Warga Minta Fasilitas di Terminal Tanjung Priok Segera Diperbaiki
Megapolitan
Banjir hingga 180 Cm Rendam Dua Permukiman di Tangsel, Puluhan KK Terdampak
Banjir hingga 180 Cm Rendam Dua Permukiman di Tangsel, Puluhan KK Terdampak
Megapolitan
Debu Tebal dan Jalan Berlubang di Parung Panjang Ganggu Usaha Warga
Debu Tebal dan Jalan Berlubang di Parung Panjang Ganggu Usaha Warga
Megapolitan
Keliling PRJ 2025 Tanpa Capek, Pengunjung Bisa Naik Kereta Wara-Wiri
Keliling PRJ 2025 Tanpa Capek, Pengunjung Bisa Naik Kereta Wara-Wiri
Megapolitan
HUT Jakarta 22 Juni, MRT Perpanjang Jam Operasional
HUT Jakarta 22 Juni, MRT Perpanjang Jam Operasional
Megapolitan
Wali Kota Bogor Tak Mau Terburu-buru Ikuti Kebijakan ASN Boleh WFA
Wali Kota Bogor Tak Mau Terburu-buru Ikuti Kebijakan ASN Boleh WFA
Megapolitan
Tawuran Warga di Tebet Sempat Bikin Macet 15 Menit
Tawuran Warga di Tebet Sempat Bikin Macet 15 Menit
Megapolitan
Kebijakan WFA ASN Dianggap Bikin Ribet, Ini Cerita dari Lapangan
Kebijakan WFA ASN Dianggap Bikin Ribet, Ini Cerita dari Lapangan
Megapolitan
Penumpang Keluhkan Preman Berkedok Pedagang Asongan di Terminal Tanjung Priok
Penumpang Keluhkan Preman Berkedok Pedagang Asongan di Terminal Tanjung Priok
Megapolitan
Dedi Mulyadi Selidiki Keterlibatan Oknum PJT dan Desa Soal Bangunan Liar Kampung Gabus
Dedi Mulyadi Selidiki Keterlibatan Oknum PJT dan Desa Soal Bangunan Liar Kampung Gabus
Megapolitan
Diduga Tak Kembalikan Pinjaman Puluhan Juta ke Petugas PPSU, Lurah di Jaktim Diperiksa
Diduga Tak Kembalikan Pinjaman Puluhan Juta ke Petugas PPSU, Lurah di Jaktim Diperiksa
Megapolitan
Tanggal Tua, Pengunjung PRJ 2025 Pasang Budget Jajan Rp 150.000
Tanggal Tua, Pengunjung PRJ 2025 Pasang Budget Jajan Rp 150.000
Megapolitan
Jalan Rusak di Parung Panjang Banyak Dilewati Truk Besar
Jalan Rusak di Parung Panjang Banyak Dilewati Truk Besar
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau