Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warganet Pertanyakan Tarif Taksi Bandara Halim yang Lebih Mahal dan Kena Biaya Tambahan

Kompas.com - 27/12/2022, 16:47 WIB
Nabilla Ramadhian,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang warganet bernama Silvia Kartika mengeluhkan pengalamannya tentang harga taksi Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, yang lebih mahal.

Melalui sebuah utas di Twitter, Senin (26/12/2022), Silvia mengungkapkan, pilihan kendaraan yang tersedia hanyalah dari Pusat Koperasi Angkatan Udara (Puskopau), yakni taksi Puskopau, Grab Puskopau, dan Gojek Puskopau.

Sementara pilihan transportasi lainnya yang harganya lebih murah, seperti Bluebird, tidak tersedia.

Dia pun menduga tarif transportasi di bandara tersebut sudah di-mark-up.

"Semua yg ada puskopau ini harganya mark-up. HLP - rumah gw itu kisaran 60an - 80an. Grab gw 118. Udah gitu penumpang disuruh bayar lagi surcharge 15K," tulisnya dalam utas tersebut.

Baca juga: Dicari-Cari Polisi, Santri yang Sodomi Junior di Ponpes Tangsel Ternyata Tak Kabur dan Ada di Rumah

Untuk diketahui, Kompas.com sudah meminta izin kepada Silvia untuk mengutip utasnya dalam berita, Selasa (27/12/2022).

Menurut Silvia, hal ini terasa seperti pemaksaan terhadap masyarakat lantaran harus membayar dari segala sisi, termasuk biaya transportasi yang telah di-mark-up dan surcharge atau biaya tambahan.

Padahal, sambungnya dalam utas, masyarakat sudah membayar maskapai yang sudah termasuk pelayanan bandara.

"Klo emang tujuannya untuk maintenance bandara, kenapa ga dibebankan ke harga total service ke maskapai, dan maskapai ke penumpang. Praktek kaya gini legal ya?" Silvia berujar.

Perihal surcharge, ia mengatakan bahwa Bandara Internasional Soekarno-Hatta pun memilikinya.

Namun, bedanya adalah bandara lain kelolaan PT Angkasa Pura (AP) II itu menyediakan pilihan transportasi lain, yakni Bluebird, dengan harga normal.

Baca juga: Arogansi Pengemudi Pajero yang Todongkan Pisau Hanya Karena Tak Diberi Jalan saat Menyerobot di Kelapa Gading

Silvia pun sempat menyenggol monopoli usaha dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang mengatur tentang hal tersebut.

" I paid the driver sesuai kok, gw masih mampu. Tapi keluhan gw ini cuma keluhan warga yg mau pelayanan publik itu lbh baik, bukan berarti gw harus jalan keluar dulu Sil, no. Kita punya KPPU yang mengatur tentang monopoli usaha, katanya negara hukum. So lets use that as the basis," tulisnya.

Silvia menanyakan alasan di balik absennya Bluebird di Bandara Halim Perdanakusuma, serta adanya surcharge.

Menurut Silvia, pihak bandara sudah menerima pendapatan dari maskapai penerbangan, sehingga pembayaran tambahan dipertanyakan.

"Kalo make sense alasannya gw terima kok, tapi kalo ngga make sense, I will ask. Kita warga punya hak bertanya. Jangan lupa kita hidup di negara demokrasi. Kalo ada yg ga sesuai ya challenge dengan pertanyaan," tutupnya.

Kompas.com sudah berusaha menghubungi Direktur Utama PT AP II, Muhammad Awaluddin, Senin. Namun, belum ada jawaban hingga berita ini tayang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
Kesalnya Warga Gabus Bekasi Usai Warungnya Dibongkar, Ogah Pilih Dedi Mulyadi Lagi
Kesalnya Warga Gabus Bekasi Usai Warungnya Dibongkar, Ogah Pilih Dedi Mulyadi Lagi
Megapolitan
Cara Dapat Penghapusan Denda Pajak Kendaraan di Jakarta
Cara Dapat Penghapusan Denda Pajak Kendaraan di Jakarta
Megapolitan
ASN Kini Bisa WFA, Kerja Bisa Lebih Fleksibel dan Hidup Lebih Seimbang
ASN Kini Bisa WFA, Kerja Bisa Lebih Fleksibel dan Hidup Lebih Seimbang
Megapolitan
Polusi Udara Jakarta Memburuk Pagi Ini, Kualitas Udara Tidak Sehat
Polusi Udara Jakarta Memburuk Pagi Ini, Kualitas Udara Tidak Sehat
Megapolitan
Rusunami Bidara Cina Banyak Ditinggal Penghuni Lama, Bangunannya Mulai Rusak
Rusunami Bidara Cina Banyak Ditinggal Penghuni Lama, Bangunannya Mulai Rusak
Megapolitan
Aksi Mesum Berkali-kali, Pria di Jaksel Intip dan Rekam Tetangga Kos Saat Mandi
Aksi Mesum Berkali-kali, Pria di Jaksel Intip dan Rekam Tetangga Kos Saat Mandi
Megapolitan
Aksi Berulang Bandar Narkoba di Jakut, Tak Kapok Meski Pernah Dibui
Aksi Berulang Bandar Narkoba di Jakut, Tak Kapok Meski Pernah Dibui
Megapolitan
Isak Tangis di Balik Plastik Putih: Pelukan Terakhir Ibu untuk Anak Korban Kebakaran Tebet
Isak Tangis di Balik Plastik Putih: Pelukan Terakhir Ibu untuk Anak Korban Kebakaran Tebet
Megapolitan
Pembacokan Remaja di Kebayoran Baru Terekam CCTV, Polisi Masih Telusuri Pelaku
Pembacokan Remaja di Kebayoran Baru Terekam CCTV, Polisi Masih Telusuri Pelaku
Megapolitan
Warga Glodok Gugat Sudinkes Jakbar, Lapangan Kebon Torong Digusur untuk Puskesmas
Warga Glodok Gugat Sudinkes Jakbar, Lapangan Kebon Torong Digusur untuk Puskesmas
Megapolitan
Pembukaan Jakarta Fair 2025 Meriah, Tarian Futuristik dan Betawi Memikat Pengunjung
Pembukaan Jakarta Fair 2025 Meriah, Tarian Futuristik dan Betawi Memikat Pengunjung
Megapolitan
Berdiri Sejak 1994, Rusun Bidara Cina Tak Pernah Dibenahi
Berdiri Sejak 1994, Rusun Bidara Cina Tak Pernah Dibenahi
Megapolitan
Video Proyek Galian di Depok Viral, Warga Terluka karena Terperosok ke Lubang
Video Proyek Galian di Depok Viral, Warga Terluka karena Terperosok ke Lubang
Megapolitan
Ada Formula E Pekan Ini, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Ancol
Ada Formula E Pekan Ini, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Ancol
Megapolitan
Kibaran Bendera Merah Putih Tutup Rangkaian Pembukaan Jakarta Fair 2025
Kibaran Bendera Merah Putih Tutup Rangkaian Pembukaan Jakarta Fair 2025
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau