Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Terima Surat Gugatan Administratif Orangtua Murid SDN Pondok Cina 1, Wali Kota Depok: Nanti Saya Pelajari

Kompas.com - 10/01/2023, 12:01 WIB
M Chaerul Halim,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok, Mohammad Idris mengaku belum menerima surat gugatan administratif yang dilayangkan orangtua murid SDN Pondok Cina 1.

Padahal, surat itu telah dilayangkan orangtua murid dan diterima langsung oleh Sekretaris Daerah, Supian Suri pada Senin (9/1/2023).

"Belum sampai ke saya," kata Idris di Perumahan Depok Maharaja, Rangkapan Jaya, Pancoran Mas, Selasa (10/1/2023).

Baca juga: Orangtua Murid SDN Pondok CIna 1 Layangkan Gugatan Administratif ke Pemkot Depok

Kendati begitu, Idris mengatakan bakal mempelajari isi surat keberatan orangtua murid SDN Pondok Cina 1.

"Iya nanti, kami pelajari suratnya seperti apa, saya belum baca suratnya," ujar dia.

Diberitakan sebelumnya, orangtua murid SDN Pondok Cina 1, melayangkan gugutan administratif kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Depok.

Mereka menggugat atas kebijakan Idris atas pemusnahan SDN Pondok Cina 1 yang dianggap sewenang-sewenang.

Baca juga: Surati Wali Kota, Orangtua Murid SDN Pondok Cina 1 Minta Alih Fungsi Lahan Dibatalkan

"Orangtua murid layangkan keberatan administratif atas tindakan Wali Kota Depok yang berupaya memusnahkan SDN Pondok Cina 1 secara sewenang-wenang," kata kuasa hukum orangtua murid SDN Pondok Cina 1, Francine Widjojo kepada wartawan, Senin.

Dalam surat keberatan itu, orangtua murid menyampaikan lima tuntutan atas polemik SDN Pondok Cina 1.

Pada poin pertama, Wali Kota Depok diminta untuk membatalkan persetujuan alih fungsi SDN Pondok Cina 1 menjadi masjid yang tidak sesuai peruntukannya.

"(Kedua) Wali Kota Depok diminta untuk meninjau ulang rencana pemusnahan bangunan, relokasi, dan merger/regrouping SDN Pondok Cina 1 dengan melibatkan partisipasi penuh pengajar, peserta didik, dan orangtua murid serta memprioritaskan jaminan pemenuhan hak anak atas pendidikan yang layak," kata Francine.

Baca juga: Relokasi Ditunda, Akhirnya Murid SDN Pondok Cina 1 Kembali Belajar dengan Normal

Kemudian, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok diminta untuk tak melakukan intimidasi atau ancaman penggusuran terhadap siswa ataupun orangtua murid selama proses penundaan pemusnahan aset.

"Wali Kota Depok untuk menjamin kegiatan belajar mengajar di SDN Pondok Cina 1 berjalan kembali seperti keadaan semula seperti sebelum adanya upaya pemusnahan aset bangunan," ujar dia.

Terakhir, Idris diminta memberikan pemulihan psikologis beserta pemulihan hak bagi anak-anak selaku peserta didik pada SDN Pondok Cina 1 yang terlanggar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
si bajigur, mirip taliban. apapun boleh dg alasan agamanya.


Terkini Lainnya
Perempuan Tewas dalam Kebakaran di Jagakarsa, Diduga Sedang Tidur
Perempuan Tewas dalam Kebakaran di Jagakarsa, Diduga Sedang Tidur
Megapolitan
Fenomena Rojali di Mal: Pengunjung Ramai, tapi Penjualan Lesu
Fenomena Rojali di Mal: Pengunjung Ramai, tapi Penjualan Lesu
Megapolitan
Polda Metro: Lakban Kuning yang Melilit Diplomat Kemlu Dibeli Bersama Istrinya
Polda Metro: Lakban Kuning yang Melilit Diplomat Kemlu Dibeli Bersama Istrinya
Megapolitan
Kebakaran di Jagakarsa Diduga akibat Korsleting dan Puntung Rokok
Kebakaran di Jagakarsa Diduga akibat Korsleting dan Puntung Rokok
Megapolitan
Misteri Lakban Kuning yang Melilit Diplomat Kemlu Terkuak, Dibeli Bulan Juni
Misteri Lakban Kuning yang Melilit Diplomat Kemlu Terkuak, Dibeli Bulan Juni
Megapolitan
Tas Diplomat Kemlu Ditemukan di Samping Tangga Rooftop Kantornya
Tas Diplomat Kemlu Ditemukan di Samping Tangga Rooftop Kantornya
Megapolitan
Begini Penampakan Lapak Rongsok di Jagakarsa yang Ludes Terbakar
Begini Penampakan Lapak Rongsok di Jagakarsa yang Ludes Terbakar
Megapolitan
Mengapa 'Rojali' Pilih Nongkrong di Mal meski Tidak Belanja?
Mengapa "Rojali" Pilih Nongkrong di Mal meski Tidak Belanja?
Megapolitan
Mutasi di Polda Metro Jaya, 14 Kepala Satuan Dirotasi
Mutasi di Polda Metro Jaya, 14 Kepala Satuan Dirotasi
Megapolitan
15.000 Penerima Bansos di Jakarta Main Judol, Pramono Minta Ditindaklanjuti
15.000 Penerima Bansos di Jakarta Main Judol, Pramono Minta Ditindaklanjuti
Megapolitan
Datang ke Mal Tanpa Belanja, Pengunjung: Harga di E-Commerce Jauh Lebih Murah
Datang ke Mal Tanpa Belanja, Pengunjung: Harga di E-Commerce Jauh Lebih Murah
Megapolitan
Kontrakan dan Lapak Rongsok di Jagakarsa Terbakar, 1 Orang Meninggal
Kontrakan dan Lapak Rongsok di Jagakarsa Terbakar, 1 Orang Meninggal
Megapolitan
Polda Metro Jaya Rotasi 13 Kapolsek, Berikut Daftarnya
Polda Metro Jaya Rotasi 13 Kapolsek, Berikut Daftarnya
Megapolitan
Fenomena Rojali di Jakarta: Jalan-Jalan ke Mall, Belanja Belakangan
Fenomena Rojali di Jakarta: Jalan-Jalan ke Mall, Belanja Belakangan
Megapolitan
Belum Ada Temuan Beras Oplosan di Depok, Warga Diimbau Tetap Waspada
Belum Ada Temuan Beras Oplosan di Depok, Warga Diimbau Tetap Waspada
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kamboja Ingin Gencatan Senjata, Thailand: Omongan Harus Sesuai Perbuatan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau