Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Ayah Sandera Anak Balitanya di Depok, Berawal Ribut dengan Tetangga

Kompas.com - 11/01/2023, 16:22 WIB
M Chaerul Halim,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Sebelum menyekap anak perempuan berinisial R (3), ayah kandung berinisial YW (42) awalnya membuat onar terlebih dahulu.

Perbuatan onar itu dilakukan oleh YW pada tetangganya di kawasan Sukamaju, Cilodong, Depok, pada Selasa (10/1/2023) malam.

Kepala Kepolisian Resor Metro Depok, Kombes Imran Edwin Siregar mengatakan, saat itu YW keluar dari rumah, lalu memarahi salah satu tetangganya tanpa alasan yang jelas.

"Itu yang bersangkutan keluar dari rumah marah-marah ribut dengan tetangganya menjatuhkan motor yang sedang di parkir," kata Imran saat konferensi pers di Mapolrestro Depok, Rabu (11/1/2023).

Baca juga: Ayah Sandera Anaknya Sendiri di Depok, Ancam Bunuh Pakai Sangkur

Tak lama kemudian, warga lainnya hendak melerai keributan mereka.

Namun, YW malah memberikan perlawanan dengan mengambil senapan angin dari dalam rumahnya, lalu menembakkan ke arah warga.

"Tetangga lain datang melerai, tapi yang bersangkutan masuk ke dalam rumah lalu mengambil senjata angin dan menembakkan kepada warga tetapi tidak ada peluru," kata Imran.

Berangkat dari persoalan itu, warga kemudian melaporkan tindakan YW kepada Polsek Sukmajaya.

Baca juga: Setelah 6 Jam Negosiasi, Polisi Berhasil Selamatkan Bocah yang Disandera Ayah Kandung di Depok

Akan tetapi, saat warga bersama anggota Polsek berupaya meringkusnya, YW malah melarikan diri ke dalam rumahnya.

Di saat itulah, YW kemudian menyandera anak perempuannya tersebut.

"Anggota Polsek Sukmajaya datang, yang bersangkutan lari ke dalam rumah, kemudian menyandera anaknya sendiri yang berumur 3 tahun," ujar Imran.

YW kemudian menyekap anak kandung perempuannya sendiri yang masih berusia tiga tahun.

Penyekapan berlangsung sejak Selasa (10/1/2023) sekitar pukul 19.30 WIB hingga Rabu (11/1/2023) pagi di rumahnya sendiri, RT 004 RW 024, Sukamaju, Cilodong, Depok, Jawa Barat.

Bahkan, YW mengambil sebilah sangkur kemudian menodongkannya ke kepala sang anak yang dibekapnya dari belakang.

Ia mengancam akan membunuh anak kandungnya sendiri bila warga masih terus mengejar.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Komentar
depok lagi depok lagi. warga yg di pimpin pks kok lama2 pada sakit jiwa yah?


Terkini Lainnya
Jaktim Jadi Zona Merah Kebakaran, Setiap Rumah Wajib Miliki APAR
Jaktim Jadi Zona Merah Kebakaran, Setiap Rumah Wajib Miliki APAR
Megapolitan
Penyelundupan 171.800 Benih Lobster ke Vietnam lewat Bandara Soekarno Hatta Digagalkan
Penyelundupan 171.800 Benih Lobster ke Vietnam lewat Bandara Soekarno Hatta Digagalkan
Megapolitan
Antisipasi Lonjakan Penumpang, Akses Keluar Masuk Stasiun Tanah Abang Ditambah
Antisipasi Lonjakan Penumpang, Akses Keluar Masuk Stasiun Tanah Abang Ditambah
Megapolitan
Pemutihan Pajak Kendaraan di Tangsel Diserbu Warga, Antrean Capai 4 Jam
Pemutihan Pajak Kendaraan di Tangsel Diserbu Warga, Antrean Capai 4 Jam
Megapolitan
Kasus Anak yang Ditemukan Luka-luka di Kebayoran Lama Diambil Alih Bareskrim Polri
Kasus Anak yang Ditemukan Luka-luka di Kebayoran Lama Diambil Alih Bareskrim Polri
Megapolitan
Hindari Antrean, Warga di Tangsel Pilih Ikut Pemutihan Pajak Kendaraan di Akhir Periode
Hindari Antrean, Warga di Tangsel Pilih Ikut Pemutihan Pajak Kendaraan di Akhir Periode
Megapolitan
Keluhkan Sampah Menumpuk di Pinggir BKT Jakut, Warga: Kami Merasa Terganggu
Keluhkan Sampah Menumpuk di Pinggir BKT Jakut, Warga: Kami Merasa Terganggu
Megapolitan
Pramono Sebut Proyek Galian Biang Macet Jakarta, Perintahkan Penertiban
Pramono Sebut Proyek Galian Biang Macet Jakarta, Perintahkan Penertiban
Megapolitan
Progres Pembangunan Stasiun Tanah Abang Capai 99 Persen, Peron 1 Sudah Beroperasi
Progres Pembangunan Stasiun Tanah Abang Capai 99 Persen, Peron 1 Sudah Beroperasi
Megapolitan
Sampah Setinggi Dua Meter Menumpuk di Pinggir BKT Marunda
Sampah Setinggi Dua Meter Menumpuk di Pinggir BKT Marunda
Megapolitan
Belum Terdaftar sebagai Penerima BSU, Pekerja di Bogor Waswas
Belum Terdaftar sebagai Penerima BSU, Pekerja di Bogor Waswas
Megapolitan
Eks Karyawan di Jaktim Bobol Akun Toko Online Bos sebab Sakit Hati Dipecat
Eks Karyawan di Jaktim Bobol Akun Toko Online Bos sebab Sakit Hati Dipecat
Megapolitan
Revitalisasi Stasiun Tanah Abang, Kini Dilengkapi 17 Eskalator dan 7 Lift
Revitalisasi Stasiun Tanah Abang, Kini Dilengkapi 17 Eskalator dan 7 Lift
Megapolitan
Anak yang Ditemukan Banyak Luka di Kebayoran Lama, Diduga Disiksa di Surabaya
Anak yang Ditemukan Banyak Luka di Kebayoran Lama, Diduga Disiksa di Surabaya
Megapolitan
Kaget Kontrakannya Dijadikan Markas Gangster, Pemilik: Saya Tak Pernah Kasih Izin
Kaget Kontrakannya Dijadikan Markas Gangster, Pemilik: Saya Tak Pernah Kasih Izin
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau