Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Dikibulin" Bertahun-tahun, Duloh dan Dede Baru Tahu Aki Banyu adalah Wowon Saat Diperiksa Polisi

Kompas.com - 26/01/2023, 09:54 WIB
Tria Sutrisna,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua tersangka pembunuhan berantai di Cianjur dan Bekasi, Solihin alias Duloh dan M. Dede Solehudin mengaku baru mengetahui bahwa Aki Banyu adalah Wowon Erawan saat proses pemeriksaan lanjutan.

Hal itu disampaikan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Trunoyudo Wisnu Andiko saat menjelaskan tokoh fiktif Aki Banyu yang diperankan tersangka Wowon selama menjalankan aksi kejahatannya.

"Duloh dan Dede baru tahu pada proses pemeriksaan ini bahwa Wowon adalah Aki Banyu. Ini karena suaranya berbeda dan hanya bisa dikomunikasikan melalui handphone," ujar Trunoyudo dalam keterangannya, Kamis (26/1/2023).

Dalam menjalankan aksinya, kata Trunoyudo, Aki Banyu hanya berkomunikasi dan memberikan perintah kepada Duloh dan Dede melalui ponsel.

Baca juga: Polda Metro: Penipuan Trio Pembunuh Berantai Wowon dkk Mirip MLM

Hal itu pun diperkuat dengan barang bukti ponsel Aki Banyu yang ternyata milik Wowon. Ponsel tersebut pun kini tengah diperiksa oleh penyidik bersama Tim Digital Forensik.

"Tentu nanti secara digital forensik, perbincangan dan percakapan yang ada di device itu akan dilakukan pengecekan secara forensik," kata Trunoyudo.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Hengki Haryadi sebelumnya menjelaskan bahwa tokoh Aki Banyu sengaja dibuat Wowon untuk memuluskan tipu muslihatnya, sekaligus memerintahkan komplotannya secara diam-diam dari balik layar.

Adapun perintah yang diberikan kepada Duloh dan Dede berupa rencana pembunuhan dengan cara mencekik hingga meracun para korban.

Sementara itu, kepada para korban penipuan, Aki Banyu menyuruh mereka menyeberang laut agar mendapatkan kesuksesan.

"Aki Banyu ini yang memerintahkan untuk melakukan pembunuhan. Modus atau cara untuk membunuh korban, sebagai contoh ada yang dicekik, ada yang diracik (racun). Kemudian untuk korban agar sukses harus menyeberang laut," kata Hengki, Senin (24/1/2023).

Baca juga: Saat Wowon Tipu Komplotannya Sendiri, Mengaku sebagai Aki Banyu untuk Dalangi Penipuan dan Pembunuhan

Terungkapnya pembunuhan berantai Wowon dkk

Sebagai informasi, pembunuhan berantai ini terungkap setelah satu keluarga ditemukan tergeletak lemas di rumah kontrakan daerah Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi.

Para korban di Bekasi diracun karena mengetahui penipuan dan pembunuhan yang sebelumnya dilakukan Wowon Erawan alias Aki (60), bersama M Dede Solehudin (35), dan Solihin alias Duloh (64) di Cianjur.

Dalam aksinya, para pelaku mencampurkan pestisida dan racun tikus ke dalam kopi.

Tiga korban tewas akibat mengonsumsi kopi beracun itu yakni Ai Maimunah (40), Ridwan Abdul Muiz (23), dan Muhammad Riswandi (17).

Mirisnya, Ai Maimunah merupakan istri Wowon sendiri, sedangkan dua korban tewas lain adalah anak Ai Maimunah dengan mantan suaminya.

Baca juga: Polda Metro Periksa 3 TKW Korban Penipuan oleh Pembunuh Berantai Wowon dkk

Halaman:


Terkini Lainnya
Pekan Terakhir Pemutihan Pajak Kendaraan Jabar dan Banten, Simak Syarat dan Ketentuannya
Pekan Terakhir Pemutihan Pajak Kendaraan Jabar dan Banten, Simak Syarat dan Ketentuannya
Megapolitan
Pendaftaran PPSU 2025 Dibuka di 2 Kelurahan, Simak Syarat dan Jadwalnya
Pendaftaran PPSU 2025 Dibuka di 2 Kelurahan, Simak Syarat dan Jadwalnya
Megapolitan
Rob di Penjaringan Surut Pagi Ini, Air Diperkirakan Naik Lagi Malam Nanti
Rob di Penjaringan Surut Pagi Ini, Air Diperkirakan Naik Lagi Malam Nanti
Megapolitan
Saat Panggung Sepi, Sevtian Harus Putar Otak untuk Hidupi Kelompok Gambang Keromong
Saat Panggung Sepi, Sevtian Harus Putar Otak untuk Hidupi Kelompok Gambang Keromong
Megapolitan
Air Susu Dibalas Air Tuba, Anak di Bekasi Aniaya Ibunya hingga Tersungkur
Air Susu Dibalas Air Tuba, Anak di Bekasi Aniaya Ibunya hingga Tersungkur
Megapolitan
Ancol dan Angke, Nama yang Lebih Tua dari Jakarta
Ancol dan Angke, Nama yang Lebih Tua dari Jakarta
Megapolitan
Kabut Asap Selimuti Jakarta Hari Ini, Kualitas Udara Masuk Kategori Tidak Sehat
Kabut Asap Selimuti Jakarta Hari Ini, Kualitas Udara Masuk Kategori Tidak Sehat
Megapolitan
Di Balik Ambisi Jakarta Kota Global, Sederet Tantangan Pelestarian Budaya Masih Jadi PR
Di Balik Ambisi Jakarta Kota Global, Sederet Tantangan Pelestarian Budaya Masih Jadi PR
Megapolitan
Tak Hanya Walkot Bekasi, Kepala Daerah Lain di Jabar Juga Sempat Panggil Dedi Mulyadi 'Raja'
Tak Hanya Walkot Bekasi, Kepala Daerah Lain di Jabar Juga Sempat Panggil Dedi Mulyadi "Raja"
Megapolitan
Menelusuri Ancol dan Angke, dari Tanah Asin hingga Kayuh Abad 15
Menelusuri Ancol dan Angke, dari Tanah Asin hingga Kayuh Abad 15
Megapolitan
Siap Bongkar Tiang Monorel Mangkrak, Pramono Sudah Konsultasi ke Kejati
Siap Bongkar Tiang Monorel Mangkrak, Pramono Sudah Konsultasi ke Kejati
Megapolitan
Kagetnya Pramono Anung Ada Hutan Kota Seluas 15 Hektare di Jakbar
Kagetnya Pramono Anung Ada Hutan Kota Seluas 15 Hektare di Jakbar
Megapolitan
Terungkap! Ini Pemasok Situs Judol yang Diduga Dilindungi dari Pemblokiran Komdigi
Terungkap! Ini Pemasok Situs Judol yang Diduga Dilindungi dari Pemblokiran Komdigi
Megapolitan
Begini Awal Mula Kakak Beradik Terjerat Jaringan Pengamanan Situs Judol Komdigi
Begini Awal Mula Kakak Beradik Terjerat Jaringan Pengamanan Situs Judol Komdigi
Megapolitan
Muchlis Akui Jadi Penghubung Agen Judol, Kakaknya Muhrijan sebagai Koordinator
Muchlis Akui Jadi Penghubung Agen Judol, Kakaknya Muhrijan sebagai Koordinator
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau