Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Propam Dilibatkan dalam Konfrontasi Bripka Madih dengan Oknum Polisi yang Memerasnya

Kompas.com - 04/02/2023, 14:26 WIB
M Chaerul Halim,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polda Metro Jaya bakal mempertemukan atau mengonfrontasi Anggota Provost Polsek Jatinegara Bripka Madih dengan oknum penyidik berinisial TG, yang diduga telah memerasnya.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes (Pol) Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan rencananya penyidik akan melibatkan propam dalam mengonfrontasi Bripka Madih dengan TG.

"Nanti kita konfrontasi dan bila perlu dalam proses ini juga nanti melibatkan Propam untuk melakukan konfrontasi dan berita acara jadi bisa dipertanggungjawabkan," kata Trunoyudo kepada wartawan, Sabtu (4/2/2023).

Baca juga: Polda Metro: Keterangan Bripka Madih Dimintai Lahan 1.000 Meter Tak Masuk Akal

Trunoyudo menilai, konfrontasi itu diperlukan agar dugaan kasus pemerasan itu menemui titik terang. Sebab, tudingan pemerasan Bripka tak dibarengi alat bukti yang kuat.

"Karena kalau ngomong tanpa alat bukti semua bisa, tapi alat buktinya seperti apa, ya tingkat kesulitannya untuk membuktikan keduanya," kata Trunoyudo.

"Nanti kita tunggu, yang jelas fair-nya di dalam berita acara. Nanti propam juga akan turut serta," tegas dia. 

Diberitakan sebelumnya Bripka Madih, seorang anggota Provost yang berdinas di wilayah Polres Metro Jakarta Timur, mengaku diperas rekan seprofesinya sendiri.

Madih mengungkapkan bahwa dia dimintai sejumlah uang oleh oknum penyidik Polda Metro Jaya, ketika melaporkan peristiwa penyerobotan tanah yang dilakukan pihak pengembang perumahan pada 2011 lalu.

"Saya ingin melaporkan penyerobotan tanah ke Polda Metro Jaya, malah dimintai biaya penyidikan sama oknum penyidik dari Polda Metro," ungkap Madih saat dikonfirmasi, Kamis (2/1/2023).

Baca juga: Polda Metro: Lahan yang Dilaporkan Bripka Madih Ternyata Telah Dijual Sebagian oleh Ayahnya

Tak hanya dimintai sejumlah uang, oknum polisi yang menerima laporan Madih, juga diduga meminta tanah seluas 1.000 meter persegi. Bahkan, oknum penyidik meminta Madih untuk memberikan tanahnya sebagai bentuk 'hadiah'.

"Dia berucap Rp 100 juta dan hadiah tanah 1.000 meter persegi. Saya sakit dimintai seperti itu," ungkap Madih.

Meski telah bertahun-tahun kasus ini berjalan, hingga kini laporan Madih tak kunjung dilayani, sementara perumahan tersebut sudah dibangun.

Ia pun mengaku bahwa kini dirinya masih ingin memperjuangkan apa yang menjadi haknya. Terlebih, tanah milik orangtuanya memiliki luas hingga ribuan meter.

"Girik di nomor C 815 seluas 2.954 meter diserobot perusahaan pengembang perumahan. Sementara Girik C 191 seluas 3.600 meter diserobot oknum makelar tanah," ungkap Madih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
skrg ini sudah sangat sulit utk mempercayai polri


Terkini Lainnya
Tertangkapnya Residivis Curanmor yang Tak Kapok-kapok, Dalih buat Bayar Sekolah Anak
Tertangkapnya Residivis Curanmor yang Tak Kapok-kapok, Dalih buat Bayar Sekolah Anak
Megapolitan
Sekolah di Depok, Bekasi dan Bogor Masuk Pukul 06.30 WIB, Sabtu Libur
Sekolah di Depok, Bekasi dan Bogor Masuk Pukul 06.30 WIB, Sabtu Libur
Megapolitan
Kronologi Mahasiswa UI Cho Yong Gi Ditangkap Saat Tolong Korban Demo Buruh
Kronologi Mahasiswa UI Cho Yong Gi Ditangkap Saat Tolong Korban Demo Buruh
Megapolitan
Tragedi Lansia Terbakar dalam Mobil di Tangsel...
Tragedi Lansia Terbakar dalam Mobil di Tangsel...
Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara di Lebak Bulus Diduga Kabur dari Rumah
Pelaku Pelecehan Payudara di Lebak Bulus Diduga Kabur dari Rumah
Megapolitan
Dugaan Pungli Berkedok Sumbangan Bikin Pelajar SMAN 9 Tambun Selatan Demo Kepsek
Dugaan Pungli Berkedok Sumbangan Bikin Pelajar SMAN 9 Tambun Selatan Demo Kepsek
Megapolitan
Kobaran Asa Pencari Kerja di Usia yang Tak Lagi Muda...
Kobaran Asa Pencari Kerja di Usia yang Tak Lagi Muda...
Megapolitan
Udara Jakarta Kembali Buruk, Peringkat 9 Kota Paling Tercemar di Dunia
Udara Jakarta Kembali Buruk, Peringkat 9 Kota Paling Tercemar di Dunia
Megapolitan
Kualitas Udara Jakarta Hari Ini Tak Sehat, Bahaya bagi Kesehatan
Kualitas Udara Jakarta Hari Ini Tak Sehat, Bahaya bagi Kesehatan
Megapolitan
Benarkah Job Fair Sekadar Formalitas?
Benarkah Job Fair Sekadar Formalitas?
Megapolitan
Polisi: Kasus Tuduhan Ijazah Palsu Jokowi Butuh Kecermatan dan Ketelitian
Polisi: Kasus Tuduhan Ijazah Palsu Jokowi Butuh Kecermatan dan Ketelitian
Megapolitan
Polda Metro Jaya Pakai Hasil Penyelidikan Bareskrim untuk Analisis Ijazah Jokowi
Polda Metro Jaya Pakai Hasil Penyelidikan Bareskrim untuk Analisis Ijazah Jokowi
Megapolitan
Kenapa Pramono Percepat Program Sekolah Swasta Gratis?
Kenapa Pramono Percepat Program Sekolah Swasta Gratis?
Megapolitan
Tim Medis Demo Buruh Dianiaya, Kini Jadi Tersangka
Tim Medis Demo Buruh Dianiaya, Kini Jadi Tersangka
Megapolitan
Siasat Licik Begal Motor di Jakut, Mengaku Polisi dan Sasar Ibu Rumah Tangga
Siasat Licik Begal Motor di Jakut, Mengaku Polisi dan Sasar Ibu Rumah Tangga
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau