Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes Akan Temui WHO pada Mei, Bahas Perubahan Status Pandemi Jadi Endemi

Kompas.com - 22/02/2023, 14:15 WIB
Muhammad Naufal,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengaku akan berkomunikasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) soal perubahan status Covid-19 dari pandemi menjadi endemi.

Menurut dia, komunikasi itu akan berlangsung pada Mei 2023.

Budi menyebut, komunikasi dilakukan untuk mengetahui apakah peralihan menjadi endemi itu merupakan langkah yang tepat bagi Tanah Air.

"Saya ingin ketemu Kepala WHO sendiri. Nanti rencananya di bulan Mei untuk bicara kalau kami melakukan (alihkan status), apakah itu tepat, proper atau cara yang timing pas seperti apa," tuturnya di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Rabu (22/2/2023).

Baca juga: Bersama Menkes, Heru Budi Tinjau Posyandu Cempaka Putih

Dalam kesempatan itu, ia mengaku sempat berkomunikasi dengan WHO soal peralihan status menjadi endemi.

Hasil komunikasi itu, kata Budi, WHO menyerahkan keputusan peralihan tersebut kepada masing-masing pemerintah negara.

Namun, dengan catatan, peralihan status menjadi endemi itu tak hanya dilakukan oleh satu negara saja.

"Itu dikembalikan ke pemerintah masing-masing. Cuma dia (WHO) kasih catatan, kalau bisa diselaraskan dengan negara-negara lain," urai Budi.

Baca juga: Berencana Deklarasikan Endemi Tahun Ini, Menkes Konsultasi dengan Negara Lain

Budi pun sepakat, peralihan status menjadi endemi itu memang sebaiknya dikomunikasikan terlebih dahulu dengan negara lain.

"Karena biar bagaimana, pandemi ini kan dunia, akan lebih baik kalau kami koordinasi dengan negara-negara di dunia," ucap Budi.

Dikutip dari laman Kemenkes, endemi adalah penyakit yang berjangkit di suatu daerah atau pada suatu golongan masyarakat.

Endemi juga menggambarkan kemunculan suatu penyakit yang konstan.

Atau dengan kata lain, endemi menunjukkan suatu penyakit adalah biasa dalam suatu populasi pada suatu area geografis tertentu.

Baca juga: Masa Transisi Menuju Endemi, Pemprov DKI Atur Ulang Jam Kerja ASN untuk WFO

Menkes sebelumnya menyebutkan, Indonesia tengah berkonsultasi dengan negara-negara lain yang berencana mendeklarasikan pandemi menjadi endemi pada tahun 2023.

Sejumlah negara tersebut di antaranya Jepang dan Amerika Serikat.

"Kita sekarang konsultasi sama negara-negara lain yang juga akan rencananya mau men-declare endemi tahun ini. Kebetulan Jepang sama Amerika," kata Budi di Jakarta, Selasa (21/2/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
who itu cuma badan penasehat bukan yg menentukan.setiap negara berdaulat utk negaranya sendiri.kmrn juga dideclare pandemi jg karena desakan2 kepentingan tertentu tapi tetap aja otoritas penuh di dalam negeri tergantung masing2 negara., membalas komentar anakmedan marhata : ngertilah bahasa politik untuk ngulur2.kl bisa lama kenapa mesti cepat.kl masih bisa sedot apbn kenapa mesti dilepas.


Terkini Lainnya
Sambut HUT Jakarta, Pulau Pramuka Disulap Jadi Lautan Cahaya
Sambut HUT Jakarta, Pulau Pramuka Disulap Jadi Lautan Cahaya
Megapolitan
Pengedar Cairan Etomidate Sudah Edarkan Barang Haram di RI Sejak 2024
Pengedar Cairan Etomidate Sudah Edarkan Barang Haram di RI Sejak 2024
Megapolitan
29 Kereta Ekonomi Dapat Diskon 30 Persen hingga Juli 2025, Ini Daftarnya
29 Kereta Ekonomi Dapat Diskon 30 Persen hingga Juli 2025, Ini Daftarnya
Megapolitan
Daging Kurban Bisa Tak Sehat Dikonsumsi jika Hewannya Stres
Daging Kurban Bisa Tak Sehat Dikonsumsi jika Hewannya Stres
Megapolitan
BPBD Minta Warga Tidak Berteduh di Bawah Pohon dan Papan Reklame
BPBD Minta Warga Tidak Berteduh di Bawah Pohon dan Papan Reklame
Megapolitan
Perluasan MRT Diprioritaskan ke Tangsel, Ini 2 Rute Potensialnya
Perluasan MRT Diprioritaskan ke Tangsel, Ini 2 Rute Potensialnya
Megapolitan
Warga Diminta Tak Pakai Kantong Kresek untuk Bungkus Daging Kurban
Warga Diminta Tak Pakai Kantong Kresek untuk Bungkus Daging Kurban
Megapolitan
Ada Atensi dari Budi Arie, Terdakwa Judol Jadi Tenaga Ahli Kominfo Tanpa SK
Ada Atensi dari Budi Arie, Terdakwa Judol Jadi Tenaga Ahli Kominfo Tanpa SK
Megapolitan
Pemprov Jakarta Diminta Siapkan Solusi Usai Larang Penggunaan Ondel-ondel untuk Ngamen
Pemprov Jakarta Diminta Siapkan Solusi Usai Larang Penggunaan Ondel-ondel untuk Ngamen
Megapolitan
Siasat Pengedar Narkoba Asal Bogor, Ubah 14.473 Ekstasi Jadi Kapsul untuk Kelabui Polisi
Siasat Pengedar Narkoba Asal Bogor, Ubah 14.473 Ekstasi Jadi Kapsul untuk Kelabui Polisi
Megapolitan
Warga Jaktim yang Positif Covid-19 Sudah Sembuh
Warga Jaktim yang Positif Covid-19 Sudah Sembuh
Megapolitan
Antisipasi Covid-19, Pengawasan di Bandara Soekarno Hatta Diperketat
Antisipasi Covid-19, Pengawasan di Bandara Soekarno Hatta Diperketat
Megapolitan
Pohon Tumbang Timpa 2 Mobil di Blok M
Pohon Tumbang Timpa 2 Mobil di Blok M
Megapolitan
Rincian Aturan Baru Durasi Jam Belajar di Jawa Barat untuk TK, SD, SMP, SMA/SMK
Rincian Aturan Baru Durasi Jam Belajar di Jawa Barat untuk TK, SD, SMP, SMA/SMK
Megapolitan
Jumlah Hewan Kurban di Masjid Al-Azhar Jakarta Naik, Ada 20 Sapi dan 150 Kambing
Jumlah Hewan Kurban di Masjid Al-Azhar Jakarta Naik, Ada 20 Sapi dan 150 Kambing
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau