Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Atif Pasrah Tinggal di Kontrakan 3x4 Meter Bersama Anak dan Istri Setelah Kebakaran Depo Pertamina

Kompas.com - 20/03/2023, 19:43 WIB
Baharudin Al Farisi,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Atif (52), mengaku nyaman tinggal di rumah kontrakan satu petak usai rumahnya dilahap api beberapa waktu lalu.

Menurut Atif, tidak ada plihan lain selain mensyukuri bahwa ia masih bisa bernapas karena selamat dari kebakaran Depo Pertamina Plumpang.

"Ya dinyaman-nyamanin sajalah. Ya mau diapain lagi? Sudah begini," kata Atif saat ditemui Kompas.com di rumah kontrakannya di RT 012 RW 09, Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara pada Senin (20/3/2023).

Atif menjelaskan, ia menerima bantuan dari PT Pertamina Persero senilai Rp 3,6 juta untuk bayar rumah kontrakan selama tiga bulan dan Rp 2 juta untuk kebutuhan sehari-hari.

Baca juga: Usai Masa Sewa Kontrakan Habis, Korban Kebakaran Depo Pertama Plumpang: Enggak Tahu Mau ke Mana

Dengan uang tersebut, Atif rela tinggal di rumah kontrakan yang luasnya sekitar 3 meter x 4 meter alias satu petak bersama istri dan anak.

Atif lebih memikirkan istrinya agar tidak perlu jauh-jauh antar jemput anak ke sekolah. Anaknya juga bisa lebih cepat sampai ke rumah saat selesai sekolah. 

"Iya, saya yang pingin di sini agar anak sekolahnya dekat. Kalau pindah jauh (dari rumah sebelumnya), tahu sendiri, Emak katanya capek antar anak sekolah. Kalau punya kendaraan mending. Kendaraan kan semuanya habis," ungkap Atif.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, kamar mandi rumah kontrakan yang disewa Atif berada di luar.

Kamar mandi tersebut digunakan secara bergantian dengan para pengontrak yang lain.

Sementara itu, beberapa kebutuhan sehari-hari hingga beberapa barang yang terlihat di dalam kontrakan tersebut.

Baca juga: Korban Kebakaran Plumpang: Rapat DPR dan Dirut Pertamina Menyakitkan, Hanya Dengar Versi Mereka Saja

Antara lain ada kasur tipis, beberapa bantal, televisi, dua kipas angin, sembako, kompor lemari pakaian, hingga magic jar.

Selain itu ada jam dinding, tiga foto cucu Atif yang terpajang di dinding, sampai kabel listrik yang tampaknya belum sempat dirapikan.

Kendati demikian, ada beberapa dari barang tersebut yang Atif beli menggunakan uang pribadi dan diberikan oleh orang lain.

"Kalau televisi mah punya anak. Buat hiburan saja, punya anak. Lemari pakaian beli sendiri. Habis ada pakaian enggak ada lemari," kata Atif.

"Magic jar dikasih sama orang di sekolah. Kipas angin dikasih orang. Kan saya tukang sampah, lagi narik, ditanya, 'bapak rumahnya kebakaran?'. Ya dikasih," ucap Atif melanjutkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Jakarta Bakal Bentuk Film Commission, Tiru Busan dan Tokyo
Jakarta Bakal Bentuk Film Commission, Tiru Busan dan Tokyo
Megapolitan
Ajak Anies Nonton Persija di JIS, Pramono: Tuan Rumahnya Saya, Orang Baik
Ajak Anies Nonton Persija di JIS, Pramono: Tuan Rumahnya Saya, Orang Baik
Megapolitan
ASN Diduga Dikeroyok Rekan Mantan Istri di Mal Jakut
ASN Diduga Dikeroyok Rekan Mantan Istri di Mal Jakut
Megapolitan
Momen Mesra Pramono dan Anies di Jakarta Future Festival, Tertawa dan Foto Bersama
Momen Mesra Pramono dan Anies di Jakarta Future Festival, Tertawa dan Foto Bersama
Megapolitan
Pramono: Sama dengan Mas Anies, Saya Bukan Orang yang Mau Menggusur
Pramono: Sama dengan Mas Anies, Saya Bukan Orang yang Mau Menggusur
Megapolitan
Dibanding Gusur Warga, Pramono Pilih Negosiasi untuk Bangun Markas Persija di JIS
Dibanding Gusur Warga, Pramono Pilih Negosiasi untuk Bangun Markas Persija di JIS
Megapolitan
Trotoar Sekitar Grand Indonesia Dipangkas, Warga Takut Terserempet Kendaraan
Trotoar Sekitar Grand Indonesia Dipangkas, Warga Takut Terserempet Kendaraan
Megapolitan
Pemprov Jakarta Siapkan Rp 5 Triliun per Tahun untuk Bangun Giant Sea Wall
Pemprov Jakarta Siapkan Rp 5 Triliun per Tahun untuk Bangun Giant Sea Wall
Megapolitan
Babi Hutan yang Berkeliaran di Pejaten Akan Dilepasliarkan di Bandung
Babi Hutan yang Berkeliaran di Pejaten Akan Dilepasliarkan di Bandung
Megapolitan
Eskalator Halte Transjakarta Cipulir Mati 6 Bulan sejak Januari
Eskalator Halte Transjakarta Cipulir Mati 6 Bulan sejak Januari
Megapolitan
Babi Hutan Berkeliaran di Pejaten Dikejar Warga, Ini Penjelasan Dinas KPKP
Babi Hutan Berkeliaran di Pejaten Dikejar Warga, Ini Penjelasan Dinas KPKP
Megapolitan
Angin Kencang Melanda Jakarta, Ini Penjelasan BMKG
Angin Kencang Melanda Jakarta, Ini Penjelasan BMKG
Megapolitan
Taman Langsat Buka 24 Jam, Spanduk Larangan Berbuat Asusila Dipasang
Taman Langsat Buka 24 Jam, Spanduk Larangan Berbuat Asusila Dipasang
Megapolitan
Babi Hutan Berkeliaran di Pejaten, Dikejar Ojol dan Warga
Babi Hutan Berkeliaran di Pejaten, Dikejar Ojol dan Warga
Megapolitan
Eskalator Halte Transjakarta Cipulir Mati 6 Bulan, Warga Lapor tapi Tak Digubris
Eskalator Halte Transjakarta Cipulir Mati 6 Bulan, Warga Lapor tapi Tak Digubris
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau